Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 27 March 2011

Teruntuk calon buah hatiku tersayang



Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda menantikan kehadiranmu.
Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda menantikan kau tertidur dipelukan bunda.
Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda mengharapkan kau mengompoli baju bunda.
Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda menantikan jerit tangismu dikeheningan malam.
Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda menantikan kau mengucapkan kata pertamamu.
Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda menantikan kau berjalan tertatih tatih menuju pelukan bunda.
Sayang……hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun bunda menantikan untuk melihat gigi kelincimu tumbuh.

Sayang…… bunda janji kelak akan menyambut kehadiranmu denga suka cita.
Sayang…… bunda janji kelak akan mendekap dirimu erat-erat dengan cinta bunda.
Sayang…… bunda janji kelak tidak akan marah jika kau mengompoli gamis bunda.
Sayang…… bunda janji kelak tidak akan marah jika tangismu pecah ketika bunda sedang tertidur pulas.
Sayang…… bunda janji kelak akan sabar menunggu kau mengucapkan kata ‘bunda’.
Sayang…… bunda janji kelak akan menunggumu berlari de pelukan bunda dengan sabar.
Sayang…… bunda janji kelak akan menunggu gigi kelincimu tumbuh
Sayang…… bunda janji kelak akan menyayangimu sepenuh hati.
Sayang…… bunda janji kelak akan mendidikmu menjadi prajurit Allah yang sangat tangguh.
Sayang…… bunda janji kelak akan mendidikmu untuk menyayangi Allah, agama, dan rasul-Nya diatas segalanya.
Sayang……jika kelak bunda lupa akan janji-janji bunda padamu, ingatkan bunda yaa……


With love
Bunda yang selalu menyayangimu
lagi ngelamun punya anak....

Si panji

Pagi itu cuaca cerah sekali, burung berkicau dengan riangnya. Pagi itu cahaya matahari telah menerangi sebuah kamar tidur.
Ternyata walaupun matahari telah menyinari seluruh bagian kamar tidurnya, anak itu masih saja terlelap tidur.
Anak itu bernama Panji.
Panji senag sekali tidur. Dia tidak suka bangun pagi.
Ibunya harus bersusah payah untuk membangunkannya.
Panji juga malas untuk mandi sehingga badannya menjadi bau sekali.
Panji juga malas untuk menggosok giginya sehingga kuman-kuman senang tinggal di giginya.
Panji juga malas untuk untuk mencuci rambutnya sehingga kutu-kutu rambut senang bersarang di ra mbutnya.
Pagi itu, panji mandi, keramas, dan gosok gigi asal-asalan sehingga badan, rambut dan giginya tidak terlalu bersih.
Panji pergi ke sekolah. Di sekolah teman-temannya tidak ada yang mau berteman dengan Panji. Kasihan Panji.
Di dalam kelas Panji sering tertidur. Ibu guru sudah berulang kali menasihatinya agar Panji tidak tertidur ketika Ibu Guru sedang menerangkan. Panji juga jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh Ibu Guru. Karena itu teman-temannya memanggil Panji Si Pemalas.
Dalam perjalanan sepulang dari sekolah, rasa kantuk menyerang Panji. Lalu Panji Si Pemalas duduk bersandar ke sebuah tong sampah besar. Panji tidak menyadari bahwa tembok yang disandarinya adalah sebuah tong sampah.
Angin bertiup sepoi-sepoi. Tanpa disadarinya Panji pun lalu tertidur.
Dari kejauhan, tampaklah sebuah truk besar pengangkut sampah. Hari ini para petugas sibuk sekali karena banyak sampah yang harus diangkut. Saking sibuknya, para petugas tidak menyadari bahwa Panji terangkut ke dalam bak sampah truk itu.
Tak berapa lama kemudian, panji terbangun dari tidurnya. Panji terkaget-kaget karena ia terbangun di antara tumpukan sampah.
Panji berteriak minta tolong.
Bersyukur para petugas pengangkut sampah mendengar teriakan minta tolong Panji. Mereka sangat baik. Mereka menolong Panji keluar dari tumpukan sampah.
Bapak petugas itu lalu menasihati Panji agar tidak tidur sembarangan.
Sejak saat itu Panji berjanji tidak akan tidur sembarangan lagi. Panji juga berjanji untuk berusaha tidak tidur di kelas lagi, tidak akan susah dibangunkan lagi dan yang pasti Panji berjanji untuk rajin mandi, keramas, dan sikat gigi supaya tidak sama baunyan dengan sampah.

Putri Ji Hong


Di negeri nun jauh di sana yang hijau, di sebuah kerajaan kecil bernama Ma Chi hiduplah seorang putri raja bernama Ji Hong, wajahnya sangat cantik, matanya bening sebening sungai yang mengalir, bibirnya berwarna merah muda, mirip bunga sakura. Dialah putri Ji Hong. Tapi sayang sang putri punya kebiasaaan yang sangat buruk. Putri Ji Hong sangat malas sekali untuk menggosok giginya, sampai-sampai dia pernah tidak menggosok giginya selama dua bulan. Akibatnya giginya ompong semua. Tapi setelah tumbuh kembali tetap saja putri Ji Hong malas untuk menggosok giginya. Setelah beranjak remaja putri Ji Hong tetap saja tidak bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Sampai akhirnya….
“Bu…aku ingin bermain dihutan, bolehkan bu? Boleh yaa?” seorang putri sedang merengek pada ibunya agar diizinkan bermain di hutan.
“Baiklah, tapi hati-hati ya!” jawab sang ibu
“terimakasih ibuku yang cantik”
maka sang putripun pergi dengan riang menuju ke hutan. Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang kakek tua.
“putri Ji Hong, putri mau kemana?” Tanya si kakek tua.
“aku mau pergi ke hutan, aku mau bermain-main dengan teman-temanku. Lalu aku akan menyanyikan sebuah lagu yang indah untuk mereka.”
“kau akan menyanyikan lagu untuk mereka!!! tapi putri,…” si kakek tua itu tidak melanjutkan kata-katanya.
Matahari sudah tepat berada di atas kepala, itu artinya sudah waktunya untuk makan siang. Maka sang putri pun beristirahat untuk membuka dan memakan bekal yang diberikan oleh ibunya.
Setelah makan siang putri Ji Hong melanjutkan perjalanannya. Tak lama kemudian dia sudah tiba di tengah hutan, disana semua teman-temannya sudah menunggu. Ada fredi si katak, Robbi si kelinci, maum si harimau, nyit nyit si monyet, dan banyak lagi yang lainnya.
“hallo, teman-teman apa kabar?” kata putri Ji Hong
“hallo, juga putri, kami baik-baik saja, terima kasih.” Sambut teman-temannya.
“aku punya kejutan untuk kalian!”
“apa itu putri?” Tanya nyit nyit dengan heran.
“iya, cepat katakana putri, jangan buat kami penasaran.” Tanya fredi tak kalah herannya.
“baiklah, kejutannya adalah sebuah lagu yang indah. Aku akan menyanyikannya untuk kalian.” Kata putri Ji Hong dengan bangga.
“ta…ta..tapi, tuan putri…” Robbi si kelinci berkata dengan tergagap-gagap dengan muka yang terlihat sangat cemas.
“sebaiknya menyanyinya nanti saja, sekarang kita main petak umpet saja yuk!” ajak si maum.
Tapi putri Ji Hong bersikeras untuk bernyanyi.
“pokoknya aku akan menyanyi sekarang.” Ujar putri Ji Hong dengan tidak sabar.
Tak lama kemudian setelah putri Ji Hong menyelesaikan perkataannya, maka dia pun mulai bernyanyi. Tapi tak lama kemudian, semua teman-temannya terjatuh pingsan. Sang putri pun kaget.
“hei teman-teman apa yang terjadi dengan kalian” putri Ji Hong pun menghentikan nyanyiannya.
;ada apa dengan teman-teman ku” putri Ji Hong bertanya-tanya sambil menangis. Dia menangis terus menerus hingga tertidur.
Dalam tidurnya putri Ji Hong bermimpi didatangi oleh seorang putri yang sangat cantik sekali, gaunnya berwarna putih keemasan, sepatunya terbuat dari kaca yang bening sekali, dan rambut hitamnya dihiasi oleh mahkota bunga.
“kau siapa?” Tanya putri Ji Hong dengan heran.
“aku adalah putri gigi, aku akan memberitahu mu sebuah rahasia?”
“apa itu? Ayo cepat katakan, aku sudah tidak sabar.. cepat katakana.” Putri Ji Hong bertanya dengan tidak sabar.
“kamu tahu kenapa teman-teman mu tertidur?”
“aku tidak tahu.” Jawab putri Ji Hong.
“coba sekarang kau cium bau napas mu.”
“week, bau sekali. Kenapa mulutku bau sekali?” puttri Ji Hong bertanya-tanya dalam hatinya.
“kau harus mencari jawabannya sendiri.” Jawab putri gigi
setelah mengatakan hal iyu, putri gigi pun menghilang ke balik awan.
Ciap…ciap…ciap
Nyanyian burung pipit dan sinar sang matahari membangunkan putri Ji Hong.
“aku ada dimana? Oh, aku ingat aku sedang berada di hutan. Lho! Kemana perginya teman-temank? Ternyata putri Ji Hong terbangun pada pagi hari dan menemukan kalau teman-temanya sudah menghilang.
“waah, aku harus cepat-cepat pulang ke rumah, pasti ibu sangat khawatir padaku.”
“ibu…ibu…aku takut sekali.”
“kau kemana saja semalam, ibu mencari mu kemana-mana?”
“maaf ibu, aku tertidur di hutan. Dan aku telah membuat semua teman-teman ku mati dengan nyanyianku. Kenapa dengan nyanyian ku, bu? Dan aku bermimpi kalau mulutku ternyata bau sekali. Oh! Ibu, mungkin teman-temanku mati karena napas bau ku. Oh, ibu apa yang harus aku lakukan? Putri tak berhenti bicara sambil berlinang air mata.
‘baiklah, ibu akan memberitahu mu obat agar mulut mu tidak bau lagi.”
“apa itu, bu?”
lalu ibu pergi ke dalam rumah dan mengambil sebuah sikat gigi dan pasta gigi.
“ini obatnya. Selama ini kau selalu malas untuk menggosok gigi sehingga mulut mu jadi bau.”
“baiklah, bu. Mulai sekarang aku akan menggosok gigi setiap hari. Aku janji, bu.”
“bagus!” puji ibunya.
Sejak saat itu putri Ji Hong jadi rajin menggosok gigi.
Pada suatu hari putri Ji Hong bertanya pada ibunya, “ibu, bagaimana dengan nasib teman-teman ku yang mati. Aku merasa sangat bersalah pada mereka, bu.”
“ibu rasa mereka baik-baik saja. Apalagi kau sekarang sudah rajin menggosok gigi. Ibu yakin mereka sedang menunggu mu di hutan untuk bermain dengan mu.”
“benarkah, bu? Kalau begitu aku akan pergi ke hutan sekarang juga.”putri Ji Hong terlihat sangat gembira sekali.”
“ibu temani, ya!”
“waah… senangnya. Ayo bu kita pergi sekarang.”
Mereka pun pergi ke hutan untuk menemui temen-teman putri Ji Hong. Keteka sampai di tengah hutan mereka melihat nyit nyit sedang memanjat pohon yang sangat tinggi sekali.
“ibu, itu nyit nyit di atas pohon. Waah, itu juga ada fredi di atas batu itu. Mereka semua baik-baik saja.” Teriak putri Ji Hong dengan riang.
“teman-teman, aku minta maaf ya. Sebagai rasa penyesalanku aku akan menyanyikan sebuah lagu. Sekarang kalian tidak usah takut karena aku sekarang rajin menggosok gigi.”
Putri Ji Hong pun mulai bernyanyi, suaranya merdu sekali. Semua yang ada di hutan sangat bergembira, terutama putri Ji Hong. Wajahnya menjadi memerah karena si raja hutan, maum, memujinya.
“aum… suara mu merdu sekali.”
Senangnya semuanya menjadi gembira.


Untuk Michiko, adikku tercinta, agar senantiasa rajin menggosok gigi
By Laila Mega

Berani Untuk Gagal

Orang yang takut gagal adalah seorang pengecut (Anonim)

Setiap orang di dunia ini ingin sukses tanpa terkecuali. Seorang pengusaha ingin usahanya sukses, seorang guru ingin sukses dalam usahanya untuk mengajar dengan cara yang menyenangkan, seorang perwira ingin sukses dengan kariernya sehingga bisa menyampai jenjang seorang jendral, seorang olahragawan ingin sukses membawa nama negaranya di kancah internasional, seorang artis ingin sukses dalam kariernya sehingga mendapatkan bayaran yang tinggi dan dikenal ke seluruh penjuru dunia, seorang da’i ingin sukses mendakwahkan ajaran agama dan akhlak yang baik kesemua manusia, pun seorang pemulung ingin sukses dalam mendapatkan barang-barang bekas yang masih berkualitas cukup sehingga bisa dijual dengan harga yang cukup. Dilihat dari gambaran di atas bisa kita simpulkan bahwa semua manusia di muka bumi ini ingin sukses. Tidak seorangpun di dunia ini yang ingin gagal.
Tapi apa sebenarnya arti kata sukses dan gagal itu? Kata sukses berasal dari Bahasa Inggris success yaitu, success is achievement of a desired end, or of fame, wealth or social position. Bisa diarikan bahwa sukses adalah pencapaian dari hal yang dicita-citakan, keterkenalan, kekayaan dan status social yang baik di masyarakat. Sedangkan gagal, failure is lack of success. Yaitu ketidakberhasilan dalam mencapai kesuksesan
Saat ini banyak orang yang suka mendengar dan membaca cerita-cerita sukses dan ingin menjadi orang yang sukses tetapi orang-orang tidak suka membaca cerita kegagalan dan menjadi orang yang gagal. Gagal seolah-olah menjadi bahasa yang tabu. Orang sukses dipuja sedangkan orang gagal disisihkan. Soichiro Honda – pendiri kerajaan Honda – pernah mengatakan bahwa ‘Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya Cuma 1%, tapi 99% yang tidak terlihat adalah kegagalan saya’.
Sedangkan Al Neuharth – pendidi USA Today mengatakan bahwa ‘Setiap orang harus minimal pernah gagal sekali, paling tidak sebelum berusia 40 tahun … Semakin parah kegagalan Anda, semakin besar peluang meraih sukses di kemudian hari … Sebagian orangtua kuatir anaknya gagal. Saya cemas justru karena anak saya sudah berumur lebih dari 30 tahun, tetapi belum pernah gagal. ‘ Roosevelt mengatakan bahwa satu-satunya orang yang tidak membuat kesalahan adalah orang-orang yang tidak berbuat apa-apa. Jangan takut pada kesalahan-dengan syarat Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama.’ Seorang Nabi Muhammad pun pernah gagal dalam menyebarkan ajaran Islam. Setelah bertahun-tahun menyebarkan ajaran Islam dan mengajak orang-orang untuk kembali pada Islam, hanya beberapa orang saja sebagai pengikutnya. Apakah dengan pengikutnya yang sedikit menjadikan Nabi Muhannad seorang yang gagal? Tentu tidak!- dengan pengikutnya yang menyebar hingga seluruh penjuru dunia saat ini- Keterbatasan pengikut tidak menjadikan seorang Nabi Muhammad seorang yang gagal dan tidak menjadi orang yang sukses. Dari kegagalanlah Nabi Muhammad belajar untuk menjadi sukses – bisa dilihat hasilnya sekarang-, dari kegagalannya lah Nabi Muhammad menaklukkan musuh-musuh Islam. Hikmah yang bisa diambil dari Nabi Muhammad adalah selain belajar dari kegagalan, juga do’a yang tulus pada pencipta seluruh alam semesta ini, Allah SWT.

“Kita tidak belajar dari kesuksesan, kita belajar dari kegagalan” (John Naisbitt – pengarang, Megatrend Asia)

Thomas Alpha Edison, penemu bola lampu –entah bagaimana kehidupan kita jika Dia tidak menemukan bola lampu – mengalami beribu kegagalan sebelum akhirnya sukses satu kali. Graham Bell, penemu telefon – entah bagaimana kehidupan berkomunikasi kita tanpa ada alat yang namanya telefon- beribu kali gagal dalam percobaanya sebelum sukses menemukan bagaimana berkomunikasi jarak jauh.
Tidak ada satu orangpun yang sukses belum pernah mengalami kegagalan. Semua orang sukses pernah gagal. Kegagalan bukan bahasa tabu bagi orang yang sukses. Orang sukses tidak akan pernah takut dengan yang namanya kegagalan. Orang sukses belajar dari kegagalan. Sedang orang gagal adalah orang yang takut dengan kegagalan sehingga dia tidak pernah mau mencoba. Orang gagal adalah orang yang tidak mau belajar dari kegagalan sehingga dia tidak berusaha kembali untuk memulai.

‘Berlian adalah sebongkah batu yang menjadi berharga setelah melalui proses yang keras’ (Anonim)
Sebuah istilah ‘kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda’ adalah istilah untuk orang yang sukses yang menjadikan kegagalan sebagai sebuah sandungan kecil tetapi tidak berlaku bagi orang yang takut gagal, yang menjadikan kegagalan sebuah bongkahan batu besar yang melululantakkan jiwanya maka kegagalannya akan menjadi kesuksesan yang tertunda selamanya.
Semoga kita tidak menjadi orang yang takut gagal, dan menjadikan kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Karena kita punya teladan sebaik-baiknya dalam menghadapi kegagalan. Kita bisa bercermin pada Nabi Muhammad dalam menghadapi kegagalanya. Dan semoga kita menjadi orang yang sukses dalam arti sejatinya. Wallahu’alam.





L. Mega Wardhani
(dalam rangka untuk mengingatkan diri sendiri untuk tidak takut akan kegagalan)

Nasib Sekolah kita



Pagi-pagi sekali, setelah shalat shubuh Asep sudah bersiap-siap untuk pergi bersekolah. Maklum saja sekolah yang akan dia datangi terletak sangat jauh sekali, dibalik gunung yang menghadap tepat rumahnya. Sesampainya di sekolah, baju kusam berwarna putih merah miliknya telah basah oleh keringat yang sejak dia berjalan memutari gunung sudah mulai menetes walaupun cuaca pagi itu cukup dingin. Itulah salah satu potret seorang anak bangsa yang gigih menunutut ilmu.
Dengan fasilitas seadanya, Asep dan teman-temannya bersemangat mengikuti pelajaran walaupun harus berdesakan karena satu bangku yang sudah mulai reyot itu harus diduduki oleh tiga sampai orang dengan ukuran ruangan yang tidak cukup besar, itupun harus berbagi dengan kelas lain. Maklum saja di sekolah tersebut hanya ada dua ruangan kelas, satu ruangan untuk guru merangkap ruangan untuk kepala sekolah dan perpustakaan dengan rak buku yang jarang. Yang lebih menakjubkan di sekolah tersebut juga hanya ada satu guru yang mengajar mulai dari kelas satu sampai enam. Selain menjadi guru superman beliau juga merangkap menjadi Kepala Sekolah. Dengan bayaran tidak seberapa dibandingkan dengan peluhnya bapak tersebut dengan cinta kasihnya tetap mendidik anak-anak di bawah kaki gunung itu dengan semangat tiada kata menyesal dengan profesi yang dipilihnya. Mungkin hanya ridho Allah saja yang dia harapkan.
Sementara itu, di sebuah rumah mewah seperti yang sering terlihat di sinetron-sinetron yang kerap ditayangkan di semua tv di Indonesia pada waktu primetime. Seorang anak, sebut saja namanya Florecita (nama yang bagus kan? Nama berbau kebaratan yang juga mungkin cocok dengan sandang, pangan dan papan yang dia atau orangtuanya miliki) sedang menikmati sarapan paginya yang memenuhi standar gizi internasional. Seorang pembantu rumah tangga melayani semua keperluan nona mudanya di pagi hari yang cukup cerah. Subuah mobil mewah keluaran terbaru nangkring di depan rumah bersiap untuk mengantarkan sang nona menuju sekolahnya.
Tiba di sekolah, menakjubkan sekali, sebuah gedung yang sangat luas dengan lapangan-lebih luas dari pada lapangan siliwangi tempat klub Maung Bandung Persib melakukan pertandingan-pertandingan di liga Indonesia-terhampar dengan rumput hijau yang berbaris rapih. Tiap kelasnya dihuni oleh tidak lebih dari lima belas siswa. Melongok lebih ke dalam akan terlihat sebuah ruangan olah raga dengan fasilitas yang sangat lengkap. Dari basket sampai bulutangkis, dari taekwonda sampai aikido (fasilitas yang lengkap untuk siswa sekolah dasar, bukan?). Belok kanan di ujung lorong ada dua ruangan berjejer, didalamnya berisi bahan-bahan untuk percobaan, dari percobaan biologi sampai fisika. semakin jauh berkeliling, semakin banyak fasilitas yang akan ditemukan. Maklum saja bayarannya mencapai sepuluh juta perbulan.
Bandingkan saja dengan keadaan sekolahnya Asep si anak gunung. Tapi itulah wajah pendidikan yang tercermin di bangsa kita tercinta. Tapi kita juga akan terheran-heran jika saja tahu kalau presiden pertama kita-sang bapak proklamator sampai presiden kita sekarang-SBY ternyata masa sekolahnya setali tiga uang dengan Asep si anak gunung itu. Jadi ????
Memang untuk menciptakan sebuah sekolah yang berkualitas bagus tidaklah harus ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang mahal dan dibeli oleh mata uang Dollar US. Seperti yang dicontohkan oleh guru-guru taman kanak-kanak di Demak. Mereka memanfaatkan sisa-sisa kayu dari pekerjaan bangunan di sekitar mereka. Dari limbah kayu itu mereka membuat permainan yang mendidik seperti balok-balok kayu yang bisa disusun menjadi berbagai bentuk sepert rumah, gedung, dan lain-lain. Mereka pun bisa membuat replica kota Demak dari limbah kayu itu. Atas karya mereka MURI pun ikut memberikan sebuah penghargaan untuk hasil kerja keras mereka. Ternyata fasilitas sederhana jika dikemas dengan kreatif akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Jadi, menurut penulis sebuah sekolah berkualitas tinggi itu bukanlah sekolah dengan fasiltas yang lengkap den mewah tapi sekolah dimana didalamnya hadir pendidik-pendidik berkualitas tinggi yang selalu menyertakan cintanya yang ikhlas dalam mendidik karena cintalah yang membuat orangtua mendidik anak-anaknya dengan baik, karena cintalah yang membuat seorang guru dengan ikhlas mendidik anak-anak didik mereka di kelas-kelas mereka baik dengan ruangan sempit maupun luas, baik beratap genting kualitas nomer wahid ataupun hanya beratap langit-langit biru yang tiada batas. Karena cinta yang ikhlas mencapai ridho Allah sajalah yang memompa semangat seorang guru yang mengajar di sekolahnya Asep untuk terus mendidik (profil gurunya Asep ini terisnpirasi oleh seorang yang mendapatkan penghargaan dari gubernur Jawa Barat atas dedikasinya di bidang pendidikan, pernah dimuat profilnya di harian Pikiran Rakyat dengan judul ‘Guru Superman’, hanya saja penulis lupa nama guru superman tersebut dan lokasi guru mulia itu mendidik.) Karena cinta yang ikhlaslah anak bangsa ini akan terbantu mencapai puncak dimana jalan menuju puncak itu sangat terjal tiada tara. Tanpa cinta yang ikhlas orangtua akan kesulitan dalam mendidik anak-anak mereka, terutama pendidikan agama mereka. Mereka menganggap dengan fasilitas yang mewahlah yang akan mengantarkan anak-anak mereka menuju gerbang kesuksesan. Karena tanpa cinta yang ikhlaslah seorang guru mendidik siswa-siswanya dengan tidak maksimal dan tanpa menghadirkan segenap hatinya untuk mendidik anak bangsa ini. Karena tanpa cintalah para guru lebih mementingkan gaji atau honor yang diterima daripada mentransferkan ilmu yang dimilikinya (tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan guru-guru tertentu. Hanya saja kejadian tersebut dialami oleh penulis sendiri, ketika penulis mengajar di sebuah Sekolah Dasar ada perasaan kecil penulis yang menggerutu karena honor yang sangat minim dan hal itu berakibat besar pada proses mengajar penulis. Penulis menjadi malas-malasan dalam mengajar.  Itulah ketika materi menguasai kita dari kegiatan yang mulia ini (mendidik)).
Wallahu’alam bishawwab.


Friday 25 March 2011

Diantara 2 Pilihan


Kesempatan itu seringkali berdatangan serempak. Kesempatan yang ditunggu-tunggu kehadirannya setelah sekian lama menunggu dalam ketidakpastian akhirnya datang juga. Tidak disangka-sangka kehadirannya, datang begitu saja. Tidak peduli dengan ketidaksiapan orang yang menunggunya.
Seringkali kita dihadapakan pada 2 pilihan yang sulit untuk ditentukan. Setelah sekian lama kita menunggu sebuah pekerjaan yang tidak kunjung datang akhirnya datang juga juga kesempatan mendapatkan sebuah pekerjaan itu. Tapi apa daya ketika 2 atau lebih kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu datang dalam waktu bersamaan. Sehingga kita bingung untuk memilihnya. Terkadang lintasan pikiran untuk memilih secara nafsu pun hadir. Tidak mempertimbangkan baik buruknya yang penting gaji besar dengan beban kerja yang tidak begitu berat. Tapi apakah dengan itu tepat untuk mengambil keputusan menerima sebuah pekerjaan dari beberapa kesempatan yang ditawarkan. Bukankah kita bisa meminta pertimbangan dari keluarga, saudara atau teman terdekat untuk membantu kita mengambil keputusan. Tetapi terkadang kita tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Dan yang terjadi terkadang masukan atau pertimbangan dari oranglain membuat kita semakin bingung. Dalam kebingungan itu tentu kita punya Allah. Akhirnya kepada Allah lah kita meminta untuk memilihkan mana yang terbaik bagi diri kita. Pekerjaan mana yang akan mendatangkan kemaslahatan dan manfaat bagi diri kita.
Begitu juga ketika setelah lama kita menunggu sang pangeran yang akan menjemput kita dengan tunggangan terbaiknya. Ketika hati ini sudah mulai pesimis akan kedatangan sang pangeran hati, datanglah kesempatan itu. Tidak tanggung-tanggung sang calon pangeran hati tersebut lebih dari 1 orang. Yang satu datang lewat perantara orang tua, yang satu datang lewat perantara seorang sahabat, yang satu datang lewat perantara guru. Coba bayangkan, apa yang terjadi dengan hati sang perempuan tersebut. Pastinya pikiran dan hatinya dipenuhi oleh berbagaimacam persoalan yang memumetkan. Apa yang harus si permpuan katakan pada ayahnya jika dia tidak menerima tawaran yang diberikan oleh sang ayah. Apa yang akan dikatakan oleh sang perempuan tersebut kepada sahabatnya jika dia tidak menerima tawaran yang diberikan oleh sang sahabat. Apa yang akan dikatakan oleh sang perempuan tersebut kepada gurunya jika dia menolak tawaran yang diberikan oleh sang guru. Suatu pilihan yang sulit bukan? Hanya kepada Allah lah kita pasrahkan semuanya. Karena hanya Allah lah yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Yang baik di mata manusia belum tentu baik di mata Allah. Dan yang buruk di mata manusia belum tentu buruk di mata Allah. Termasuk urusan rezeki dan jodoh. Hanya Allah yang tahu. 

Thursday 24 March 2011

Hati-hati ….. Pornografi dan Pornoaksi Menyerang


Hati-hatilah terhadap situs-situs yang beredar di dunia maya. Saat ini membuka situs porno sangatlah gampang sekali. Mencari situs porno tidak lagi menggunakan keywords yang berbau porno saja tetapi juga memakai nama ilmiah biologi. Sungguh bahaya sekali jikalau seorang guru biologi meminta siswa-siswanya untuk mencari istilah-istilah biologi di internet, bisa jadi yang mereka temukan adalah situs-situs yang berisi pornografi dan pornoaksi. Padahal maksud siswa-siswa tersebut tidak untuk melihat situs porno. Mereka hanya bermaksud untuk mecari arti dari istilah-istilah ilmu biologi. Tapi apa lacur, niat baik mereka memperluas cakrawala pengetahuan mereka disusupi oleh iblis nan jahat. Sadar situs bejat mereka-para iblis telah dicoba diblokir oleh pihak berwenang , mereka mengganti keywords porno mereka dengan bahasa ilmiah biologi. Sungguh luar biasa sekali para iblis itu menjerembabkan manusia ke kubangan maksiat. Astagfirulloh.
Ternyata tindakan pemblokiran yang dilakukan oleh pihak kemeninfo tidak terlalu efektif memberangus situs-situs porno yang ada. Dengan iseng saya memasukan keywords ariel, cut tari, dan luna maya. Ternyata banyak sekali postingan dengan keywords ariel, cut tari dan luna maya. Saya coba mengkliknya dengan harapan video tersebut tidak bisa dibuka alias sudah diblokir atau diremove. Ternyata, video tersebut masih bisa diakses. Sungguh luar biasa sekali usaha tersebut untuk menyesatkan kaum muslimin, memberi akses yang sangat luar biasa mudahnya bagi para pengguna internet untuk melihat situs porno tersebut.
Hati-hati juga dalam memasukkan suatu alamat situs. Salah sedikit dalam mengetik nama situs bisa bahaya sekali. Kurang satu atau dua huruf dalam mengetik alamat suatu situs bisa berdampak luar biasa salahnya. Bisa jadi mengetik alamat dari situs porno. Sungguh sekarang ini bahaya sekali untuk masuk ke dunia maya. Sangat mudah sekali kita menemukan berbagai macam situs porno dengan alamat situs yang tidak berbau nama-nama porno.
Internet telah menjadi 2 mata pisau yang sama-sama tajamnya. Dipihak kebaikan, internet bisa menberikan pengetahuan, informasi yang bisa diakses dengan sangat luar biasa cepat dengan isi yang bervariatif dan sangat banyak sekali, di sisi lain internet menjadi media yang sangat mudah sekali untuk menebarkan kemaksiatan. Astagfirulloh, ampunilah kami yaa Alloooh…kuatkanlah kami untuk menolak segala macam kemaksiatan. Mudahkanlah pihak berwenang untuk memblokir semua situs porno. Selamatkanlah para generasi muda kami.

Monday 21 March 2011

How to Get My Dreams

Tertulis
Banyak orang yang memiliki mimpi. 97% hanya ada diangan-angan seadngkan hanya 3% yang menuliskannya sehingga hanya ada 3% saja yang sukses meraih mimpi-mimpinya. Mulai saat ini akan saya tuliskan semua mimpi-mimpi saya.

Positif
Otak tidak mempunyai asosiasi terhadap kata-kata negative. Mulai saat ini saya kan buang jauh-jauh hal-hal negative dari hidup saya.

Detail/ terperinci
Akan saya gambarkan secara detail apa mimpi saya, kapan saya bisa mendapatkan mimpi saya, apa saja mimpi saya.

visualisasikan
Saya akan menrinci secara detail mimpi-mimpi apa yang saya berkomitmen mencapainya. Akan saya gambarkan secara terperinci dalam bayangan saya bagaimana cara mencapai mimpi-mimpi saya dan kesuksesan yang akan saya dapat.

Dorongan yang kuat untuk meraihnya
Kenikmatan yang sangat menyenagkan akan mendorong saya meraih mimpi-mimpi saya.

Aktualisasi Kebersamaan Akhwat Fillah

AKKAF, Aktualisasi Kebersamaan Akhwat Fillah terbentuk pada masa idealisme sedang menggelora dalam aliran darah kami. Diawali oleh kebersamaan kami dalam sebuah kelompok pengajian. AKKAF terbentuk di kursi-kursi tempat kami duduk sambil menunggu jam kuliah selanjutnya. Saat itu jiwa-jiwa bisnis kami sedang menggelora. Entah dari mana nama AKKAF itu tercetus. Tapi yang pasti saya yakini sekarang nama itu Allah susupkan dalam hati-hati kami saat itu, sehingga tercetuslah AKKAF, Aktualisasi Kebersamaan Akhwat Fillah. Sesuai dengan namanya, kami ingin mengaktualisasikan kebersamaan kami menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, salah satunya dengan berbisnis. Saat itu komitmen kami adalah berbisnis sesuai syariat. Kami berjualan, menerjemahkan, privat, sampai membuat majalah mini untuk anak-anak SMA.
Bermacam-macam barang kami jual, barang-barang ini yang saya ingat sebagai bagian dari AKKAF, kami berjualan wadah handphone, alat-alat tulis, sampai roti pisang. Kami juga menerjemahkan sebuah buku teks kuliah. Proyeknya kami dapatkan dari ayah seorang AKKAF. Kami sampai begadang tidak tidur semalaman untuk menyelesaikannya. Uang hasil proyeknya kami bagi. Bahagia sekali kami rasanya mendapatkan uang dari hasil jerih payah kami sendiri. Sebagian uang itu kami sisihkan untuk proyek selanjutnya AKKAF. Ya, proyek besar itu adalah membuat majalah mini. Dengan idealisme yang kami miliki sebagai orang-orang yang belajar bahasa Inggris di Universitas, kami pun mengumpulkan keberanian kami untuk mewujudkan proyek tersebut. Ya, kami berhasil. Kami berhasil mempublikasikan 3 edisi. Setelah itu padamlah idealisme kami. Tergantikan oleh kesibukan dari masing-masing jiwa AKKAF. Kami disibukkan oleh urusan skripsi masing-masing kami. Setelah selesai diwisudapun, idealisme yang dibangun diawal pun tak kunjung muncul. Masing-masing dari kami disibukkan oleh urusan pekerjaan. Sehingga sampai saat ini pun AKKAF seperti terlupakan begitu saja.
Saat ini, sungguh saya sebagai bagian dari AKKAF sangat berbahagia sekali karena semua bagian AKKAF telah sukses di bidangnya masing-masing. Alhamdulillah, AKKAF telah merentangkan sayapnya di luasnya angkasa. 8 orang dari AKKAF telah berhasil menjadi insya ALLAH, istri-istri yang sholehah. Masih ada 2 orang yang belum mendapatkan pangeran dalam hidupnya (semoga pangeran itu segera menjemput kami dengan tunggangan terbaiknya). 2 orang diantara kami telah sukses merentangkan sayapnya hingga melintasi benua dan samudra. 2 orang diantara kami telah sukses menancapkan cakarnya di departemen pemerintah. 2 orang diantara kami telah menancapkan taringnya di institusi pendidikan pemerintah. 1 orang diantara kami sukses menjadikan banyak orang sukses membaguskan bacaan tilawahnya. 1 orang diantara kami sukses menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi negeri. 1 orang diantara kami telah sukses menjadi pengusaha diapers. Sungguh saya bangga sekali pada kalian. I am so proud of you all.
Masih banyak kesuksesan yang telah dicapai. Semoga tidak berhenti sampai itu saja. Semoga kelak kita dipertemukan kembali di sebuah taman surga. Membicarakan kembali masa-masa kita membangun AKKAF, merentangkan sayap kita melintasi benua dan samudra.
Untuk saudara-saudaraku AKKAF. Aku mencintai kalian karena ALLAH…
Miss you all a lot.

Orang Sukses Itu ....

Orang sukses adalah orang yang menuntaskan 100% semua hal yang sudah dimulainya sedangkan orang gagal adalah orang yang hanya bisa mulai, mulai, dan mulai.
Ketika kita memulai usaha, kita akan bersemangat memulainya. Kita akan memberikan energi terbesar kita, focus yang paling focus kita. Seiiring dengan waktu, akan banyak permasalah yang akan menerjang. Nah, energy itu akan berkurang dengan datangnya masalah, focus pun akan terpecah sehingga kita memutuskan untuk mengakhiri usaha yang sedang dirintis tersebut. Suatu waktu kita merasa memiliki keberanian dan energy kembali untuk memulai suatu usaha. Kembali ditengah perjalanan mendapati suatu halangan, maka kembali berhenti. Saat yang lain kita merasa lagi memiliki peluang untuk memulai suatu usaha. Kembali mendapat halangan di tengah jalan, maka kembali berhenti. Begitu seterusnya, memulai, mendapat halangan, berhenti, memulai lagi, ada kendala, kembali berhenti. Begitu seterusnya, tidak pernah mencapai suatu yang ingin dicapainya.
Banyak sekali factor yang menyebabkan seseorang berhenti di tengah jalan. Penyebabnya adalah usahanya tidak 100%, energinya tidak 100%, komitmennya tidak 100&%, semangatnya tidak 100%. Jika usaha, energy, komitmen, atau semangatnya tidak 100% maka 0%. Jika tidak 100% maka akan dipastikan seseorang tidak akan berhasil dalam usahanya, apapun itu.
Ini adalah contoh kasus yang  pernah saya atau banyak orang yang alami. Suatu ketika saya ingin membuka kursus Bahasa Inggris di tempat tinggal saya. Dengan modal yang saya miliki, sebagai seorang lulusan perguruan tinggi terkemuka jurusan Bahasa Inggris, maka saya percaya diri untuk bisa mengajar. Apakah cukup dengan bermodalkan skill Bahasa Inggris saja? Ternyata tidak. Saya juga harus mempromosikan tempat kursus yang saya miliki. Maka saya memulai menyiapkan kelas, membuat brosus, menyebarkan brosur. Setelah melakukan semua itu, dengan penuh harapan yang tinggi saya yakin akan mendapatkan siswa yang banyak. Setelah menunggu sekitar 1 minggu, tidak ada satupun orang yang mendaftar. Saat itu saya masih punya harapan. 1 bulan berlalu, hanya 2 orang yang daftar. Sedikit harapan itu mulai muncul. 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan berlalu. Bukannya siswa bertambah, 2 orang siswa itupun mengundurkan diri. Lalu hancurlah harapan saya. Saat itu saya memutuskan bahwa usaha saya gagal dan saya harus mencoba usaha yang lain. Selain mempunyai skill berbahasa Inggris, ternyata saya juga memiliki keahlian membuat kue. Saya pun mencoba usaha berjualan kue. Saya keluarkan modal dengan membuat kue-kue untuk dijadikan tester. Saya bagikan ke tetangga-tetangga saya. Ternyata mereka menyukai kue-kue bikinan saya. Saya pun memiliki harapan dengan usaha kue saya ini. Awal-awal banyak tetangga yang memesan kue saya. Seiiring waktu, mereka mulai bosan dengan kue-kue bikini saya sehingga pesanan pun menurun drastis. Saypun dengan segera memutuskan bahwa usaha kue saya telah gagal.
Apa sih yang membuat semua usaha saya gagal? Ternyata semuanya gagal karena saya tidak 100%. Saya tidak 100% dalam komitmen saya. Saya tidak 100% dalam usaha saya. Energy saya tidak 100% dalam membangun usaha. Andai saja di usaha pertama saya-membuka kursus, saya tidak cepat menyerah. Seharusnya saya menganalisa apa yang menjadi penyebab kegagalan saya. Bisa jadi kursusan yang saya buat itu terlalu biasa. Seharusnya saya bisa lebih kreatif dan inovati lagi dalam metode belajarnya. Seharusnya saya lebih gencar lagi dalam promosinya. Dalam usaha kedua pun saya terlalu cepat menyerah. Seharusnya saya lebih kreatif dan inovatif lagi dalam menciptakan cita rasa kue-kue yang baru. Tidak terpaku dengan macam kue yang sudah banyak dipasaran.
Sejak saat ini saya berkomitmen bahwa saya akan selalu 100% dalam setiap langkah saya. SEMANGAT…

Monday 14 March 2011

Hakikat Cinta Sejati

Cinta … apakah itu cinta? Cinta adalah suatu perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam (wikipedia.org). cinta adalah suatu yang abstrak yang lebih mudah dialami daripada dijelaskan. Cinta adalah suatu rangkaian emosi atau perasan yang berhubungan dengan perasaan afeksi yang sangat kuat. Kata cinta bisa berarti luas sekali. Cinta juga bisa ditujukan perasaan yang mendalam terhadap seseorang atau sesuatu. Cinta adalah adalah salah satu anugrah yang diberikan oleh Sang Pencipta. Tuhan telah mencipkan manusia untuk saling mencintai.
Para pakar telah mendefinisikan dan membagi-bagi kategori cinta sebagai berikut:
1. Cinta terhadap teman
Cinta ini didasarkan pada ikatan persahabatan. Cinta yang muncul dan diikat oleh kepentingan dan tujuan yang sama dalam membina hubungan persahabatan.

2. Cinta yang romantis (Asmara)
Cinta antara sepasang kekasih. Cinta yang diawali oleh rasa saling ketertarikan terhadap lawan jenis. Cinta ini adalah cinta di persimpangan jalan. Jika berhasil maka cinta ini akan melenggang menjadi cinta yang bukan hanya dilandasi oleh romantisme semu belaka, tapi juga dilandasi oleh suau ikatan pernikahan. Sebaliknya jika gagal, maka berakhirlah sudah. Tidak jarang gambaran cinta yang diawali oleh suatu keindahan cinta akan berakhir dengan kepahitan. Dua orang yang tadinya saling mencinai akan saling membenci.

3. Cinta sesama
Cinta ini dilndasi oleh cinta antar sesame manusia. Karena cinta sesamalah kita dapat merasakan kepedihan yng sama ketika melihat dan mendengarkan berita tentang rakyat Palestina yang dibantai Zionis Yahudi. Atau ketika kita menyaksikan saudara-saudara kita yang terkena musibah.

4. Cinta terhadap keluarga
a. Cinta suami terhadap istri dan istri terhadap suami
Cinta ini adalah cinta yang dilandasi oleh sebuah ikatan pernikahan yang suci. Dalam cinta ini ada saling menghormai dan saling membutuhkan. Isri patuh dan hormat terhadap suami sebagai partner dan pemimpin dalam rumah tangganya. Suami menjaga, melindungi dan menghormati istrinya sebagai partner dan orang yang dipimpinnya. Dengan cinta inilah akan tergambar suau keindahan cinta dalam rumah tangga.

b. Cinta orangtua kepada anak dan anak kepada orangtua
Seperti pepatah kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah. Cinta orangtua terhadap ank-anaknya tidak akan pernah lekang oleh masa. Dari bayi hingga dewasa orangtua akan selalu mencintai anak-anaknya. Begitupun dengan cinta seorang anak kepada oranguanya. Tidaklah pantas meneladani pepatah yang menyebutkan kasih anak sepanjang jalan. Cinta seorang anak seharusnya juga sepanjang jalan.


c. Cinta kakak kepada adik dan adik kepada kakak
Cinta yang timbul karena samanya darah yang mengelir. Kakak menyayangi dan mengayomi adiknya, adik mencintai dan menghormati kakaknya. Maka cinta kasih kasih akan terwujud mengalahkan pertengkaran demi pertengkaran antar saudara sedarah.

4. Cinta terhadap bangsa dan Negara
Cinta terhadap tanah air. Cinta terhadap tanah kelahiran. Karena cinta inilah kita akan marah dan sakit hati ketika ada orang atau Negara lain menghina dan meremehkan Negara kita. Dengan cintalah kita marah dan membela negara kita tercinta.
Cinta seorang pemimpin Negara terhadap rakyat yang dipimpinnya dan rakyat yang mencintai pemimpinnya
Seorang pemimpin yang mencintai rakyatnya tidak akan rela rakyatnya hidup susah dan menderita. Dengan segala upaya dan kekuatannya seorang pemimpin akan berjuang sampai titik peluh terakhir untuk membahagiakan rakyatnya. Maka dengan kekuatan cinta yang diberikan oleh sang pemimpin dengan serta merta rakyat akan mencintai pemimpinnya dengan sepenuh hati.

5. Cinta terhadap agama
Inilah gambaran cinta yang dilandasi oleh keyakinan seseorang terhadap agamanya. Dengan cintanya dia akan marah ketika agama yang dipeluknya dilecehkan dan dihina. Dalam islam, cinta terhadap agama juga berarti mencinai sang pembawa risalah Islam. Sungguh wajib bagi umat Islam untuk mencintai Rasulullah. Rasa cinta kita terhadap beliau mungkin tidak akan pernah menyamai cinta beliau terhadap umatnya. Begitu kuatnya cinta Rasulullah terhadap umatnya hingga sampai ajal menjemputpun beliau masih memikirkan nasib umat-umatnya. Apakah kita sanggup mmbalas cinta beliau yang sedemikian besar. Maka sungguh tidak tahu dirinya kita jika tidak sedikitpun mencinai beliau.

6. Cinta terhadap Sang Pencipta
Inilah cinta yang paling agung dan sejai. Cinta kepada Sang Khalik yang memiliki jiwa-jiwa kita. Cinta kepada Allah adalah sumber dari segala sumber cinta. Sejatinya kita mencintai karena Allah dan membenci pun karena Allah.
Pada akhirnya hakikat cinta itu bersumber pada Sang Khalik itu sendiri. Kita mencintai suami atau istri kita karena cinta kita terhadap Allah. Kita mencintai orangtua atau anak-anak kita karena cinta kita terhadap Allah. Kita mencintai saudara-saudara kita juga karena cinta kita terhadap Allah.
Oleh: Laila Mega

Sunday 13 March 2011

Sampah Oh Sampah ...

Dini hari itu, sekitar jam 2 malam. Di jalanan kota Bandung, beberapa orang berpakaian warna kuning menyapu jalanan kota Bandung. Memang itulah pekerjaan mereka. Setiap dini hari mereka menyapu jalan-jalan yang penuh sampah. Tugas mereka membersihkan jalan-jalan penuh sampah itu. Terbayangkah oleh kita begitu beratnya beban pekerjaan mereka karena mereka harus menyapu begitu banyaknya sampah yang ada di jalan-jalan. Sampah bekas bungkus makanan, bekas botol minuman ringan, plastik bekas bungkus makanan dan minuman, puntung rokok, dan sampah lainnya. Sungguh berat bukan pekerjaan mereka. Ditambah lagi dengan cuaca kota Bandung yang dingin di pagi hari menambah derita pekerjaan mereka.
Sebenarnya kita bisa menolong mereka dengan cara meringankan pekerjaan mereka. Tapi masih banyak saja orang-orang yang tidak peduli dengan beratnya beban pekerjaan mereka. Dengan seenaknya orang-orang membuang sampah dengan sembarangan. Seringkali ketika naik angkutan umum, saya melihat ada orang yang makan atau minum, dan setelah habis makan atau minumnya, dengan seenaknya membuka kaca jendela angkot dan membuang bekas bungkusnya ke jalan. Saya juga pernah melihat orang yang menggunakan mobil bagus membuang sampah seenaknya lewat jendela mobil, mereka membuang sampah ke luar ke jalan. Apakah mereka tidak tahu hal merugikan apa yang mereka akibatkan dengan membuang sampah sembarangan. Yang pertama adalah sampah yang mereka buang akan membuat selokan tersumbat dan memgakibatkan banjir, yang kedua adalah mereka telah mengotori keindahan kota Bandung, dan yang ketiga adalah mereka telah menyusahkan para penyapu jalan dengan menambah sampah yang ada di jalan. Tidakkah mereka berfikir  tentang itu. Apa yang ada di dalam hati dan pikiran mereka ketika membuang sampah dengan sembarang. Atau memang mereka sudah tidak punya pikiran dan hati. Atau memang sikap pemerintah yang kurang mendukung untuk menjaga kebersihan kota. Karena yang saya lihat memang kurang sekali tempat sampah yang ada di pinggir jalan. Tapi kekurangan itu seharusnya tidak membuat orang-orang  untuk membuang sampah sembarangan. Apa susahnya menyimpan dulu sampah yang kita hasilkan sampai menumukan sebuah tempat sampah dan membuangnya sampah itu di tempat yang memang seharusnya.
Ayo, mulai sekarang kita buang sampah ke tempat semestinya. Kuatkan diri kita untuk berdisplin. Suatu kebanggaan kan kalau kita punya kota yang bersih dan sehat. Saya selalu memimpikan kota Bandung ini seperti kota-kota di Singapura ataupun Jepang. Saya yakin kota Bandung bisa, kalau semua pihak mendukung. Pemerintah mendukung dengan menyediakan tempat sampah yang cukup dan memberikan advokasi/pengarahan agar masyarakatnya sadar akan kebersihan dan keindahan. Masyarakat pun mendukung dengan cara berdispilin diri agar membuang sampah ke tempat semestinya. Yuk, kita hargai jasa para pahlawan ‘sampah’ yang setiap subuh berjuang membersihkan jalan-jalan supaya bersih dari sampah. Jangan membuat mereka sedih dengan mengotori kembali apa yang telah mereka bersihkan. Ringankan pekerjaan mereka. Biarkan mereka hanya menyapu daun-daun yang berguguran dari pohon saja. Jangan tambah dengan sampah-sampah yang kita buang ke jalan.
Oleh: Laila Mega

Friday 11 March 2011

Aroma itu…

Ouch, otomatis saya membersit hidung saya. Aroma apakah itu. Ada seorang perempuan yang baru saja duduk di samping saya di bis. Wow, aromanya itu lho yang buat saya tidak tahan sampai harus menahan nafas. Tak sampai hati saya jika harus menutup hidung saya dengan saputangan. Akhirnya saya menahan nafas sekuatnya dan memalingkan muka sebentar ke samping untuk menarik udara segar. Akhirnya dengan menderita saya bernafas melalui mulut sepanjang perjalanan itu. Perjalanan yang membuat hidung saya sengsara.
Bukankah Allah menyukai kebersihan. Bukankah Allah suka yang indah-indah. Menurut saya harum tubuh yang wangi mencerminkan kebersihan dan keindahan. Tidak harus wangi parfum yang menyengat. Cukup saja tidak mengeluarkan bau yang seperti got itu.
Perempuan yang wangi akan memancarkan aura kecantikannya. Tidak harus wangi parfum. Seorang perempuan bisa menggunakan minimal bedak BB untuk mencegah aroma bau yang keluar dari tubuhnya. Lebih minimal lagi mandi tiap hari sampai 2 kali. Tapi terkadang mandi saja tidak cukup. Harus ada treatment tambahan untuk mencegah bakteri berkembang di tubuh kita.
Tubuh yang memancarkan aroma yang busuk akan menyiksa orang-orang di sekitarnya. Jadi, please jangan egois. Jangan karena keyakinan bahwa perempuan memakai wewangian itu haram, tapi jadi mendzolimi orang lain. Yang menjadikannya haram adalah jika niatnya memakai wewangian untuk menarik perhatian lawan jenis.
So, girls jangan lagi bau ya. Pakai wewangian dengan niat untuk menjaga kebersihan dan keindahan. Jauhkan dari niat menarik perhatian lawan jenis. Stop untuk mendzolimi orang yang duduk di sampingmu.
oleh: Laila Mega

Bakti pada Orang Tua


Oleh Alwi Shahab.


Suatu ketika, dalam sebuah pengajian, Nabi Muhammad saw bertanya kepada para sahabat, ''Maukah kalian aku beri tahu dosa besar yang paling besar?''
Mereka menjawab, ''Apa itu, ya Rasulullah?'' tanya mereka.
Rasulullah saw pun menjelaskan, ''Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orangtua.'' (HR Bukhari)
Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahwa patuh, hormat, dan berlaku santun kepada kedua orangtua merupakan kewajiban agama. Dan begitu pentingnya perintah itu, sehingga Allah menempatkannya sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan setelah perintah untuk bertauhid.
Hal itu juga dipertegas oleh Allah SWT dalam kedua ayat Alquran berikut ini. ''Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu menyatakan kepada keduanya perkataan 'ah', dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah terhadap mereka perkataan yang mulia. Dan, rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, kasihanilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sejak kecil'.'' (Al-Isra: 23-24).
Menurut Sayyid Sabiq, seorang ulama kontemporer Mesir, berbakti kepada orangtua itu harus dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik ketika orangtua masih kuat dan apalagi ketika mereka sudah lemah serta lanjut usia. Bakti itu antara lain bisa ditunjukkan dengan berbicara menggunakan kalimat yang baik, santun, dan ungkapan yang paling halus tanpa disertai kekasaran sedikit pun.
Begitu pentingnya penghormatan kepada kedua orangtua, sehingga semua dosa dapat ditunda oleh Allah sampai waktu yang dikehendaki-Nya. Tapi tidak demikian halnya terhadap mereka yang durhaka kepada kedua orangtuanya. Karena terhadap mereka yang durhaka ini, Allah akan menyegerakan pembalasannya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, dia sendiri pun tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari anak keturunannya. Karena itulah para ulama dan orang-orang bijak menyatakan bahwa orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya tidak akan berhasil dalam kehidupan di dunia dan tidak akan selamat pula di akhirat kelak.
Menurut agama, berbakti kepada kedua orangtua tidaklah terbatas pada waktu mereka hidup, bahkan hingga setelah keduanya wafat. Dalam kaitan ini seorang laki-laki pernah mendatangi Nabi Muhammad saw lalu bertanya, ''Wahai Rasulullah, apakah masih ada suatu tanda bakti kepada kedua orangtuaku yang harus aku lakukan sesudah keduanya wafat? Nabi pun menjawab, ''Ya, mendoakan keduanya, memohonkan ampun bagi keduanya, menjalankan wasiat keduanya, menyambung tali silaturahmi dengan teman-teman keduanya, dan menghormati sahabat keduanya.'' (HR Abu Dawud-Baihaqi).



Dare To Be Great!

By. Billi Lim
Dear Friends,
Many people wonder why others could achieve this or that and begin to pity themselves for not being able to be like them. We admire others (that's OK) but we forget to admire ourselves. Instead we even look down upon ourselves. First we blame our environment (poor family or poor country) and later we begin to blame ourselves (no abilities, no skills etc).
As I have said before, we were born BUTTERFLIES not Caterpillars. We are endowed with all the ingredients to help us surmount any challenges in our life. Whether you believe in God or in evolution, the answer is still the same - our human body is the most magnificent machine that nature can build. But interestingly many people either fail to see it or refuse to see it and therefore do not believe it. We would rather believe in our inabilities than in our greatness - which reminds me of what Nelson Mandela said :-
"Our worst fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. It is our light not our darkness that most frightens us. We ask ourselves, who am I to be brilliant, gorgeous, talented and fabulous? Actually who are you not to be?
YES, ACTUALLY WHO ARE YOU NOT TO BE!
You dare not be because you are fearful. But let's think about it?
What is there for you to fear?
Would you be jailed for what you want to become?
Would you be killed for what you want to become?
So long as you do not break the law it is very unlikely the above two things would ever happen to you.
So what else do you fear?
To tell you the truth, most people fear 2 things:-
1. What others would say about them.
2. What others would think about them.
You will notice that "saying" and "thinking" are non-physical. They can't cause you any bodily harm. But what you say and think about yourself CAN!
So do not give yourself any chance to say and think anything bad about yourselves. Occupy your mind - how? ACTION! Just do it! And I guarantee you will soon find out something very interesting. You will become the person others admire.
Analyse the following proverbs:-
"A single courageous lion can frighten off an army of sheep"
Begin this moment no matter what sheepish life you have lived before. Remember, THE FUTURE DOES NOT EQUAL YOUR PAST. Your future is determined by what you do today!
The coming years offers great opportunity and abundance to those who dare. The world has so much money, so much technology, so much resources. But what we desperately need now are courageous, resourceful human beings.
During my travels I found out one thing. Everywhere I go, people are looking for resourceful people. Opportunities abound. Opportunities are looking for people not the other way round.
If you want to be that resourceful person, below are a few steps one need to take:-
1. KICK YOURSELF
Don't wait to be told to do something. Look around and see what need to be improved or to be done. What do you think your boss would do (if you have a boss).
2. ASK YOURSELF HOW A THING CAN BE DONE
Do not think that it cannot be done because others have not done it or because it is never been done.
3. IMAGINE YOU HAVE ALL THE FINANCIAL RESOURCES TO DO IT.
In our present time a viable good idea can always attract money.
4. DON'T SIT ON YOUR ASS
Go out, sell and promote your idea. An average sales person only spend about 5 hours selling his ideas a week (A lot of time are spent on traveling, going to toilets, unproductive chitchat etc..) Increase your "selling" time.
5. BE PASSIONATE ABOUT WHAT YOU DO
Most average people are only excited over new things or new ideas, and after a while they cool off. You have to learn the secret of being excited with your idea even though it's old. Eg. most books in the market are only hot for 3 or 4 months but I managed to keep mine hot for 31/2 years now! And it will get Hotter! The secret is it may be old to you but it is new to a lot of people who do not know about it!
6. WHEN YOU DON'T KNOW, ASK!
Most people would open their mouth for useless chit-chat than to ask for help. They are ashamed to admit that they don't know - therefore they forever do not know.
If you feel that what I've shared with you trigger something within you, it is further proof that we are the BUTTERFILES that we were born to be. Don't loose it, first it may be just a spark, later it will become a Forest fire!
If you feel that spark, do e-mail me about it and then e-mail to 5 people to subscribe to this free newsletter and soon all of us shall be able to tap into the abundance of the new millennium.
"The mind once expanded shall never go back to its old size"
May you have a daring New Year!
Your fellow traveler in Time.


Thursday 10 March 2011

Egoiskah ini?

oleh: Laila Mega
Mendapatkan pasangan yang sepadan adalah impian setiap orang.  Setiap perempuan menginginkan pasangan yang berpendidikan tinggi. Begitupun laki-laki menginginkan perempuan yang cerdas. Tentu saja kelak dia tidak menginginkan anak-anaknya dididik oleh perempuan yang kurang cerdas. Tapi apakah selembar ijazah atau sepenggal title di belakang nama seseorang menjadikan dia pribadi yang paling hebat? Tentu bukan jadi jaminan dengan ijazah sarjana atau title yang berderet di belakang nama seseorang menjadikan dia pribadi yang baik, pemimpin yang baik, ataupun pasangan yang dapat membuat pasangannya bahagia. Bukan ijazah atau title yang menjadikan dia hebat.  Jadi apa yang membuat seseorang menjadi istimewa? Tentu saja yang pertama dan utama adalah keimanannya terhadap Sang Khalik. Ilmu agamanya yang mumpuni dan bagaimana dia mengaplikasikan ilmu agamanya itu dalam kehidupannya sehari-hari. Bukankan Rasululloh pernah bersabda bahwa perempuan itu dinikahi karena 4 hal; kecantikan, harta, keturunan dan agamanya. Dan yang sebaik-baiknya adalah menikahinya karena agamanya. Tidak hanya berlaku untuk laki-laki dalam menikahi perempuan. Juga bagaimana seorang perempuan menikahi lelaki sebaiknya karena agamanya.
Ada sebuah cerita. Suatu waktu ada perempuan dan laki-laki yang mencoba untuk saling berkenalan dalam rangka menuju pernikahan. Sang perempuan adalah seorang dengan gelar sarjana, sedangkan sang lelaki hanya menamatkan pendidikannya hingga tamat SMA saja. Saat itu, si perempuan sudah berlapang dada untuk menerima keadaan si lelaki. Si perempuan pun sudah mengkondisikan keluarganya agar bisa menerima calon suaminya itu dengan keadaannya. Alhamdulilllah keluarga perempuan sudah bisa menerimanya. Tapi apa yang terjadi, ternyata pihak laki-laki itu membatalkan proses perkenalan mereka dengan alasan yang tidak jelas. Sampai suatu saat terdengar kabar bahwa si lelaki tidak bisa meneruskan proses perkenalan mereka karena dia minder dengan keadaanya. Dia takut si istri dengan title yang dimilikinya tidak akan bisa menghormatinya. Apakah itu sikap minder dari laki-laki atau sikap egois?
Rasa minder seharusnya dibuang jauh-jauh. Dia harus yakin bahwa istrinya kelak tentu akan menghormatinya. Perempuan yang terhormat adalah perempuan yang bisa menghormati suaminya. Setinggi apapun kedudukan sang istri, tetap saja dia akan menghormati suaminya. Atau apakah itu sikap egois dari laki-laki yang tidak ingin istrinya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi? Sungguh tidak adil sekali bagi pihak perempuan jika memang sikap egois yang mencuat. Bukankah sudah perintah Allah dan Raaul-Nya untuk mencari ilmu setinggi-tingginya.
Sungguh bukan selambar ijazah dan title di belakang nama yang dicari perempuan dari seorang pria untuk menjadi pasangan hidupnya kelak.  Kami, para perempuan hanya menginginkan suami yang bisa mengantarkannya ke dalam surga, yang memimpinnya untuk lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, yang melindungi keluarganya, yang menyayanginya, yang melindunginya, yang menghormatinya.
Untuk para laki-laki, jangan egois. Biarkan kami menuntut ilmu setinggi-tingginya. Jangan takut dengan bertumpuknya ijazah kami dan berderetnya title kami, akan membuat kami melecehkanmu ataupun tidak menghormatimu. 

Wednesday 9 March 2011

Asap Rokok Dimana-mana

Asap rokok tercium dimana-mana. Di angkutan umum, di pasar, di halte bis, di sekolah, bahkan di lingkungan rumah. Kasihan sekali orang yang tidak merokok (perokok pasif) harus menghirup asap yang tidak sehat. Yang merokok pun dari berbagai kalangan, supir, tukang ojeg, karyawan, guru, pelajar, sampai dokter. Wow, tak terbayang profesi yang terakhir disebut ini merokok, tapi itulah kenyataannya.
Saya selalu bertanya apa manfaat dari merokok pada para perokok. Tidak ada yang bisa menjawabnya dengan jawaban yang pasti. Selalu jawaban mereka adalah saya akan pusing jika tidak merokok. Mulut saya rasanya asam jika tidak merokok. Oh, ternyata tidak ada manfaat sama sekali dari rokok itu. Mereka para perokok itu hanya ketagihan terhadap rokok. Mereka akan pusing atau mulutnya berasa asam jika tidak merokok. Ternyata akibat dari rokok itu sama dengan narkoba. Membuat para penikmatnya ketagihan (addicted).
Tapi pernahkan para perokok itu menghormati orang yang tidak merokok? Jawabannya, kebanyakan dari para perokok itu tidak menghormati kami, orang yang tidak merokok. Mereka merokok seenaknya di ruang publik. Para perokok ini seenaknya merokok dalam kendaraan umum seperti bis dan angkot. Mereka juga merokok di halte bis, tanpa mempedulikan orang yang tidak merokok di sampingnya.
Ada cerita yang lebih parah. Para perokok itu adalah guru. Mungkin tidak terlalu berakibat fatal jika para guru itu merokok di luar sekolah. Tapi yang paling membuat saya terkesima adalah guru tersebut merokok di dalam kelas. Hanya 1 kata yang bisa saya ungkapkan saat itu. WOW. Apa yang ada dalam pikiran guru tersebut. Apa tidak terpikir oleh dirinya kalau perbuatannya itu akan menjadi contoh yang buruk bagi siswa-siswa nya. Masya Allah, bagaimana seorang guru bisa seperti itu. Bagaimana pertanggungjawaban dia nanti pada Allah. Apa yang akan dia jawab atas kedzoliman dia terhadap anak-anak didiknya. Apakah dia tidak bisa menahan sekejap saja untuk tidak merokok. Atau jikalau dia memang tidak tahan untuk tidak merokok, kenapa dia tidak merokok di tempat lain saja, di pojok terpencil ruang guru misalnya. Apakah tidak ada guru lain yang berusaha menegurnya. Saya, suatu ketika, mencoba untuk menegurnya. Tapi mungkin apa daya saya, olala, ternyata guru perokok itu adalah guru agama. Ini yang membuat WOW saya semakin membesar. Maka saya serahkan semuanya kepada Allah. Semoga Allah membalikkan hatinya. Memberikan kebaikan datang dari guru agama itu. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Ayo kita harus lebih berani lagi mencoba menegur dengan sopan perokok di sekitar kita. Ayo kita tuntut hak kita untuk mendapatkan udara yang bebas dari asap rokok. 
oleh: Laila Meg

Monday 7 March 2011

Nasib Guru Honorer

Menjadi guru atau pendidik bukanlah cita-cita saya sejak kecil. Ketika ditanya cita-cita banyak anak-anak akan menjawab kalau cita-citanya setelah dewasa kelak adalah dokter, insinyur, ataupun pengusaha. Akan sangat jarang sekali yang akan menjawab cita-citanya setelah besar nanti jadi seorang guru. Kanapa jarang sekali atau bahkan tidak pernah cita-cita menjadi guru meluncur dari bibir anak-anak. Hmmm, mungkin karena orangtua sudah berekspektasi dini untuk anaknya agar kelak nanti menjadi dokter, insinyur, ataupun pengusaha. Kenapa tidak menjadi guru? Mungkin karena menjadi guru bukanlah masa depan yang cerah. Gajinya sedikit. Itu mungkin pandangan orangtua dulu yang menganggap kalau gaji guru sangat kecil dengan pekerjaan yang sangat melelahkan. Tetapi saat ini keadaan berbalik hampir 180 derajat. Banyak orangtua yang ingin anaknya menjadi guru. Apa sebab? Ohlala ternyata gaji guru sekarang sudah meningkat. Gaji relative besar dengan beban pekerjaan yang relative santai.
Guru berasal dari bahasa sansekerta, guru is one who is regarded as having great knowledge, wisdom and authority in a certain area, and who uses it to guide others. Jadi bisa disimpulkan kalau guru itu orang yang mempunyai banyak pengetahuan, kebijakan, dan mempunyai otoritas serta dengan keahliannya itu mampu untuk membimbing orang lain. Nah diliahat dari artinya begitu bermanfaat sekali menjadi seorang guru. Ada dua macam gaji yang dapat diperoleh oleh seorang guru jika amanahnya itu dilkasanakan dengan baik sesuai dengan syariat. Yang pertama dan utama adalah gaji yang diberikan oleh Allah. Menyampaikan sesuatu yang bermanfaat akan diganjar sebagai amalan soleh. Tentu ini adalah gaji yang tidak ada bandingannya di dunia. Jual belinya lansung dengan Allah. Dan gaji yang kedua tentu saja uang yang di dapat tiap bulan. Nah, di sinilah masalahnya. Uang yang didapat tiap bulan. Sebagai guru honorer tentu saja uang yang didapat sangat minim sekali. Tidak sampai dua ratus ribu rupiah tiap bulannya. Artinya uang yang didapat dibawah dua ratus ribu rupiah. Tiap bulan kan didapatnya uang honor itu? Oh, jangan harap tiap bulan akan menerimanya. Kadang-kadang honor akan didapat setelah dua sampai tiga bulan. Wow, memangnya ada ya aturan seperti itu? Tentu saja ada. Kenyataan yang harus diterima oleh guru honorer tentang honor ya seperti itu. Sangat jauh dengan gaji yang diterima oleh guru PNS. Hampir 10 kali lipatnya. Bagaimana dengan kewajiban yang harus dilakukannya. Hampir sama dengan guru PNS. Harus mengajar 24 jam pelajaran. Belum lagi tuntutan dari ‘oknum’ guru PNS yang menuntut agar guru honorer datang tiap hari untuk mengajar. Bayangkan dengan honor yang kurang dari dua ratus ribu harus mengajar di sekolah tiap hari. Bagaimana guru honorer dapat membiayai hidup sehari-harinya. Secara matematis jelas tidak mungkin. Kami, guru honorer harus ‘menyambi’ kesana kemari untuk tambahan. Jadi tidak mungkin sama sekali kali harus ‘stand by’ di sekolah setiap hari.
Jadi, kepada para guru PNS. Tolonglah mengerti kami. Jangan sering-sering menitip kelas anda kepada kami. Gaji anda sungguh sangat besar. Anda digaji oleh pemerintah. Bersikaplah prefesional terhadap pekerjaan anda. Tolong jangan sering-sering meninggalkan kelas anda demi kepentingan anda pribadi. Sungguh, saya sebagai guru honorer pun ingin ‘full’ mengajar di sekolah, setiap hari datang ke sekolah. Tapi apa daya, kehidupan ini memerlukan banyak sekali biaya. Uang yang saya dapatkan dari sekolah sangat jauh sekali memenuhi biaya saya sehari-hari. Maka hanya setengahnya saja dalam seminggu saya dapat hadir di sekolah. Tapi sungguh saya berusaha untuk memenuhi semua kewajiban saya. Walaupun hak saya kadang dapat saya peroleh setelah keringat saya kering. Padahal Rasululloh pernah bersabda bahwa upah seseorang itu harus dibayarkan sebelum keringatnya kering. Akhirnya hanya kepada Allah lah saya meminta. Allah Maha Kaya. Tidak akan habis kekayaan-Nya dengan memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Hanya kepada Allah lah saya meminta upah itu. Allah Maha Adil, tidak akan Allah menyia-nyiakan amal apa yang telah diperbuat oleh hamba-hamba-Nya. Maka saya berdo’a kepada Allah. Ya Allah, kuatkanlah saya, besarkan hati ini untuk sabar dalam setiap langkah kehidupan. Berilah kekuatan kepada saya agar senantiasa ikhlas dalam menjalani semuanya. Ya Allah, aku mohon agar Engkau teguhkan hatiku untuk selalu berbuat kebaikan yang membaikkan hidupku dan menghidari segala yang tak membaikkan hidupku.
oleh: Laila Mega

Bibit-Bibit Kebajikan


Bibit kejahatan bergejolak, akan tetapi bibit kebajikan berbuah. Bibit yang pertama dengan cepat menjulang tinggi ke awan, namun akarnya tidak menghujam jauh ke dalam bumi, karena tingginya itu, seolah-olah ia mampu menghalangi cahaya dan hembusan udara untuk mencapai pohon kebajikan. Akan tetapi, pohon kebajikan itu terus saja tumbuh dan berkembang, meskipun lamban, karena kedalaman akarnya menghhujam ke bumi mampu menggantikan kehangatan cahaya dan kesejukan udara yang terhalangi tadi. Padahal, apabila kita mengabaikan penampilan palsu yang menggiurkan dari pohon kejahatan, lalu meneliti seberapa jauh kekuatan dan ketangguhannya yang hakiki, nampaklah pada kita kelemahannya, kerapuhannya dan kemudahannya untuk diporakporandakan, karena pada dasarnya ia tidak mempunyai kekuatan yang hakiki. Sementara itu berbagai ujian yang menerpa pohon kebajikan, membuatnya semakin tangguh, sanggup bertahan menghadapi taufan, dan terus saja tumbuh dengan tenang walau lamban, tidak mempedulikan berbagai rintangan buruk dan berduri yang dipasang oleh pohon kejahatan.

Risalah untuk Ukhti Muslimah – Sayyid Quthub

Resep Panjang Umur

oleh: Sayyid Qutb
Pada waktu kita hidup untuk diri kita sendiri, nampaklah kehidupan ini seolaholah singkat dan sangat pendek. Dimulai sejak kita sadar, dan diakhiri dengan kepergian usia kita yang begitu pendek itu.
Namun, manakala kita hidup untuk yang selain diri kita sendiri, yakni ketika hidup demi sebuah idealisme, maka terlihatlah kehidupan yang panjang dan terbentang luas sekali. Dimulai sejak awal kemanusiaan, dan berlanjut terus sampai pun kita meninggalkan permukaan bumi ini. Sudah tentu, dalam keadaan seperti itu, kita memperoleh laba yang berlipat ganda dari usia diri kita sendiri. Ya, kita memperolehnya sebagai laba hakiki, bukan semu. Dan melukiskan kehidupan dengan pola demikian, akan melipatgandakan perasaan kita, hari-hari kita dan waktu-waktu kita. Memanglah ukuran waktu kehidupan itu bukan dengan bilangan tahun, akan tetapi dengan bilangan perasaan. Para penganut faham faktualisme menganggap ungkapan itu sebagai khayal belaka, padahal kenyataannya ia lebih hakiki dari semua yang mereka anggap hakiki. Sesungguhnyalah gambaran kehidupan itu tidak lain kecuali perasaan manusia itu sendiri tentang kehidupan. Menanggalkan manusia mana saja dari perasaan hidupnya sama halnya seperti menanggalkan manusia tersebut dari kehidupannya sendiri, dalam arti yang hakiki. Apabila manusia itu telah dapat melipatgandakan perasaannya dengan kehidupannya, maka ia benar-benar telah berhasil melipatgandakan kehidupannya.
Nampaknya penyempitan arti kehidupan itu bagiku merupakan suatu kedzaliman, sehingga tidak perlu dipermasalahkan lagi. Kita telah memberikan kehidupan berlipat ganda kepada diri kita, apabila kita hidup untuk orang lain. Dan besarnya pelipatgandaan tersebut sebanding dengan kadar perasaan kita yang kita berikan kepada yang lain itu. Kita lipatgandakan dulu perasaan kita dengan kehidupan kita dan kemudian melipatgandakn kehidupan itu sendiri.

Kisah Kehidupan dan Kematian


oleh: Sayyid Qutb
Tampaknya kematian masih saja menghantui benakmu. Kamu membayangkan
kematian ada dimana-mana, bersembunyi dibalik setiap yang ada. Bagimu, ia
seolah-olah suatu kekuatan dahsyat yang mengancam kehidupan dan semua
yang hidup. Sehingga jika dibandingkan kematian, kamu melihat kehidupan ini sebagai
sesuatu yang kecil, namun menggelisahkan dan menakutkan.
Secara pribadi, kulihat kematian bagai kekuatan kecil dan letih disisi kekuatan
kehidupan yang meluap-luap, bergejolak, dan riuh gemuruh. Kematian nyaris tidak
berdaya untuk berbuat sesuatu, kecuali mencomot sisa-sisa yang terjatuh di meja makan
tipu daya untuk dimangsanya.
Jangkauan kehidupan yang melimpah itu, berpekik riuh dari setiap sudut
disekelilingku. Semua nampak tumbuh, mekar dan berkembang. Ibu-ibu mengandung
dan melahirkan, demikian juga hewan. Burung, ikan dan serangga melepaskan telurnya
dan kemudian telur-telur itu mentas menjemput kehidupan dan makhluk hidup lainnya.
Bumi merekah, mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, kemudian berkembang dan berbuah.
Langit mencurahkan hujan, lautan menggulung-gulungkan gelombangnya. Semua yang
ada di permukaan bumi tumbuh, dan berkembang biak.
Sesekali kematian menerkam dan merobek-robek mangsanya, lalu pergi. Atau
adakalanya ia bersembunyi mengintai makanan yang jatuh dari meja makan kehidupan
untuk dimangsanya. Sementara kehidupan berjalan terus, penuh semangat menyalanyala,
seolah-olah tidak melihat kematian itu.
Memang adakalanya kehidupan itu berteriak kesakitan, yaitu ketika kematian
menerkam dan mengoyak tubuhnya. Akan tetapi, alangkah cepat sembuhnya luka-luka
itu, dan alangkah cepatnya teriak kesakitan itu berubah menjadi teriak suka cita.
Manusia, hewan, burung, ikan, ulat, serangga, rumput dan pepohonan, semuanya
berdesakan memenuhi permukaan bumi ini dengan kehidupan dan makhluk hidup.
Sedangkan kematian bersembunyi disudut sana, menerkam mangsanya dan berlalu…
atau menantikan sisa makanan yang jatuh dari meja makan kehidupan untuk
dimangsanya.
Matahari terbit dan terbenam, bumi berputar-putar di porosnya, sementara
kehidupan mereka disana-sini. Segala sesuatu berkembang, berkembang dalam ragam dan
macamnya, berkembang dalam kualitas dan kuantitasnya. Kalau sekiranya kematian itu
mampu melakukan sesuatu, pastilah kafilah kehidupan ini akan terhenti. Ternyata ia
hanya suatu kekuatan kecil dan letih, disamping kekuatan kehidupan yang meluap-luap,
bergejolak dan riuh gemuruh.
Bersumber dari kekuatan Allah yang Maha Hidup, kehidupan itu merekah dan
menyebar…

INDONESIA BELUM MENYERAH!


Helvy Tiana Rosa
(Bukan di Negeri Dongeng)

“Aku seorang seniman,“ lelaki berambut gondrong itu berkata padaku. “Tapi tidak sepertimu, aku
cuma seniman pinggiran,“ tambahnya lagi seraya menyebut namanya: Iwan, tinggal di Tanjung
Priok.
Waktu itu, Desember 2000, hari senja di Taman Ismail Marzuki. Aku baru saja berkenalan dengan
Iwan dan Ratri – adik perempuannya – di toko buku Joze Rizal Manua.
“Aku tidak percaya partai, Mbak,“ tiba-tiba Ratri berkata, pada pertemuan kami yang berikut, dua
minggu kemudian, di tempat yang sama. “Apalagi pada tokoh2nya. Muak sekali melihat mereka,”
tambahnya sinis.
“Ya, aku juga. Nggak ada yang benar. Partai yang besar kubenci, yang kecil bikin aku geli. Lihat
deh! Partai-partai gurem itu, kan, nggak jelas. Ada juga yang membawa agama untuk kepentingan
partai, sekadar memanipulasi ayat Tuhan!“ Nada suara Iwan agak geram.
“Ya, tapi tak semua,” bantahku.
Sayang percakapan kami terhenti karena tiba-tiba hujan turun begitu deras.
Kami berpisah dua tahun lalu di TIM tanpa pernah bertukar alamat dan tak pernah bertemu lagi
setelah itu. Sampai, akhir November 2002, seseorg menyapaku di tempat yang sama: TIM.
“Assalamu‘alaykum, Mbak! Masih ingat saya? Saya Iwan, seniman pinggiran itu. Saya sudah
potong rambut. Apa Mbak masih mengenali saya?”
Sesaat aku mengernyitkan dahi. Sosok di depanku sangat rapi dan sopan. Tapi ia memang Iwan.
Dan topi yang di pakainya? Aku kembali mengerutkan dahi. Iwan memakai topi berlambang Partai
Keadilan?
Ia membuka topinya dan tersipu. “Sekarang saya jadi aktivis PK Mbak. Masih kecil-kecilan“:
Aku tersenyum. Bagaimana bisa?
Segera kuajak Rita – teman yang sejak tadi bersamaku – dan Iwan makan siang bersama.
“Tahun lalu, banjir besar melanda Tanjung Priok. Teman-teman dari partai itu yang pertama datang
ke lokasi. Mereka membantu kami bukan hanya pada hari itu, tapi berbulan-bulan kemudian masih
memantau keadaan kami. Mereka melakukan semua tanpa pamrih, tanpa mengajak kami masuk
partai mereka. Mereka juga membuka pos-pos pelayanan masyarakat secara gratis”. Kata-kata
Iwan meluncur begitu cepat.
“Lalu?“
“Saya mulai ingin tahu tentang PK. Mereka memang unik. Saya berkali-kali mengadakan
demonstrasi dengan kelompok saya. Jumlahnya cuma seratusan, tapi pasti ricuh. Sementara saya
lihat setiap teman Partai Keadilan turun melakukan aksi di jalan, sampai ribuan orang, tak sedikit
pun ada keributan. Kelihatannya kok tenang, kok asyik”. Iwan menghirupnya air jeruknya.
Aku dan Rita berpandangan. Nyengir.
“Saya bertemu DR. Hidayat Nurwahid awal tahun ini. Wah dia memeluk saya. Padahal saya bukan
apa-apa. Waktu itu, saya mengikuti ceramahnya di Al – Azhar. Saya salami dia. Eh, dia menjabat
erat tangan saya, malah memeluk saya”, kenang Iwan haru. “waktu itu, Hidayat Nurwahid berkata
pada banyak orang, termasuk saya:’Bahkan seandainya Anda tidak masuk ke Partai Keadilan
sekalipun, tapi anda mendukung, menegakkan dan melaksanakan keadilan, yang itu berarti Anda
mengamalkan Islam, maka Anda sesungguhnya sudah menjadi bagian dari kami’. Saya terharu
sekali , Mbak!”
Lagi-lagi aku dan Rita saling berpandangan. Itu perkataan yang memang sering diucapkankan
Presiden PK: DR. Hidayat Nurwahid.
Iwan masih ingin terus bercerita. Angin kencang Kafe Musi di area terbuka TIM tempat kami
duduk, menyentuh dan menggeser lembaran-lembaran Majalah Tempo edisi terbaru, November
2002, yang ada di pangkuanku. Tak sengaja, ekor mataku membaca tulisan itu sekali lagi:
“Indonesia Belum Menyerah!”
Dalam edisi tersebut terdapat “Figur Pahlawan Pilihan Pembaca”, sebuah polling yang melibatkan
ratusan pembaca Tempo. Sholahudin Wahid, Hidayat Nurwahid, Abdullah Gymnastiar, Kwik Kian
Gie, Susilo B. Yudhoyono, Sri Sultan Hamengkubuwono dan Iwan Fals, adalah tujuh nama yang
menjadi pilihan pembaca secara berurutan.
Iwan masih terus bercerita. Angin meliukkan jilbab putihku sesekali. Tiba-tiba aku teringat wajah
teman-temanku yang tak henti memikirkan masalah umat itu....
Ah Indonesia tak akan menyerah, Wan! Tak akan pernah!
Helvy Tiana Rosa
(Bukan di Negeri Dongeng)

English is a Crazy Language


Here's an excerpt from the opening chapter in my Crazy English: the Ultimate Joy Ride Through Our Language (Pocket Books, 1989). If you see this floating around the Net unattributed, please suggest to the webmaster of that site that the material be properly cited.

English is a Crazy Language (Part I)
July 1, 1996
English is the most widely spoken language in the history of our planet, used in some way by at least one out of every seven human beings around the globe. Half of the world's books are written in English, and the majority of international telephone calls are made in English. English is the language of over sixty percent of the world's radio programs. More than seventy percent of international mail is written and addressed in English, and eighty percent of all computer text is stored in English. English has acquired the largest vocabulary of all the world's languages, perhaps as many as two million words, and has generated one of the noblest bodies of literature in the annals of the human race.
Nonetheless, it is now time to face the fact that English is a crazy language -- the most lunatic and loopy and wifty and wiggy of all languages. In the crazy English language, the blackbird hen is brown, blackboards can be green or blue, and blackberries are green and then red before they are ripe. Even if blackberries were really black and blueberries really blue, what are strawberries, cranberries, elderberries, huckleberries, raspberries, and gooseberries supposed to look like?
To add to this insanity there is no butter in buttermilk, no egg in eggplant, no grape in grapefruit, no bread in shortbread, neither worms nor wood in wormwood, neither mush nor room in mushroom, neither pine nor apple in pineapple, neither peas nor nuts in peanuts, and no ham in a hamburger. (In fact, if somebody invented a sandwich consisting of a ham patty in a bun, we would have a hard time finding a name for it.)
To make matters worse, English muffins weren't invented in England, french fries in France, or Danish pastries in Denmark. And we discover even more culinary madness in the relevations that sweetmeat is made from fruit, while sweetbread, which isn't sweet, is made from meat.
In this unreliable English tongue, greyhounds aren't always grey (or gray); panda bears and koala bears aren't bears (they're marsupials); a woodchuck is a groundhog, which is not a hog; a horned toad is a lizard; glowworms are fireflies, but fireflies are not flies (they're beetles); ladybugs and lightning bugs are also beetles (and to propogate, a significant proportion of ladybugs must be male); a guinea pig is neither a pig nor from Guinea (it's a South American rodent); and a titmouse is neither mammal nor mammaried.

Language is like the air we breathe. It's invisible, inescapable, indispensable, and we take it for granted. But, when we take the time to step back and listen to the sounds that escape from the holes in people's faces and to ex- plore the paradoxes and vagaries of English, we find that hot dogs can be cold, darkrooms can be lit, homework can be done in school, nightmares can take place in broad daylight while morning sickness and daydreaming can take place at night, tomboys are girls and midwives can be men, hours -- especially happy hours and rush hours -- often last longer than sixty minutes, quick- sand works very slowly, boxing rings are square, silverware and glasses can be made of plastic and tablecloths of paper, most telephones are dialed by being punched (or pushed?), and most bathrooms don't have any baths in them. In fact, a dog can go to the bathroom under a tree -- no bath, no room; it's still going to the bathroom. And doesn't it seem a little bizarre that we go to the bathroom in order to go to the bathroom?
Why is it that a woman can man a station but as man can't woman one, that a man can father a movement but a woman can't mother one, and that a king rules a kingdom but a queen doesn't rule a queendom? How did all those Renaissance men reproduce when there don't seem to have been any Renaissance women?
A writer is someone who writes, and a stinger is something that stings. But fingers don't fing, grocers don't groce, haberdashers don't haberdash, hammers don't ham, and humdingers don't humding.
If the plural of tooth is teeth , shouldn't the plural of booth be beeth ? One goose, two geese -- so one moose, two meese? One index, two indices -- one Kleenex, two Kleenices? If people ring a bell today and rang a bell yesterday, why don't we say that they flang a ball? If they wrote a letter, perhaps they also bote their tongue. If the teacher taught, why isn't it also true that the preacher praught? Why is it that the sun shone yesterday while I shined my shoes, that I treaded water and then trod on the beach, and that I flew out to see a World Series game in which my favorite player flied out?
If we conceive a conception and receive at a reception, why don't we grieve a greption and believe a beleption? If a horsehair mat is made from the hair of horses and a camel's hair brush from the hair of camels, from what is a mohair coat made? If adults commit adultery, do infants commit infantry? If olive oil is made from olives, what do they make baby oil from? If a vegetarian eats vegetables, what does a humanitarian eat? (And I'm beginning to worry about those authoritarians.)
And if pro and con are opposites, is congress the opposite of progress?

Here's Part II of "English is a Crazy Language," from Crazy English (Pocket Books, 1989). If you happened to miss Part I, please consult the archives.
English is a Crazy Language (Part II)
August 17, 1996
Sometimes you have to believe that all English speakers should be committed to an asylum for the verbally insane. In what other language do people drive in a parkway and park in a driveway? In what other language do people recite at a play and play at a recital? In what other language do privates eat in the general mess and generals eat in the private mess? In what other language do people ship by truck and send cargo by ship? In what other language can your nose run and your feet smell?
How can a slim chance and a fat chance be the same and a bad licking and a good licking be the same, while a wise man and a wise guy are opposites? How can sharp speech and blunt speech be the same and quite a lot and quite a few the same, while overlook and oversee are opposites? How can the weather be hot as hell one day and cold as hell the next? How can the expressions "What's going on?" and "What's coming off?" mean exactly the same thing?!?
If button and unbutton and tie and untie are opposites, why are loosen and unloosen and ravel and unravel he same? If bad is the opposite of good, hard the opposite of soft, and up the opposite of down, why are badly and goodly, hardly and softy, and upright and downright not opposing pairs? If harmless actions are the opposite of harmful nonactions, why are shameful and shameless behavior the same and pricey objects less expensive than priceless ones.
If appropriate and inappropriate remarks and passable and impassable mountain trails are opposites, why are flammable and inflammable materials, heritable and inheritable property, and passive and impassive people the same and valuable objects less treasured than invaluable ones? If uplift is the same as lift up, why are upset and set up opposite in meaning? Why are pertinent and impertinent, canny and uncanny, and famous and infamous neither opposites nor the same? How can raise and raze and reckless and wreckless be opposites when each pair contains the same sound?
Why is it that when the sun or the moon or the stars are out, they are visible, but when the lights are out, they are invisible; that when I clip a coupon from a newspaper I separate it, but when I clip a coupon to a newspaper, I fasten it; and that when I wind up my watch, I start it, but when I wind up this essay, I shall end it?
English is a crazy language.
How can expressions like "I'm mad about my flat," "No football coaches allowed," "I'll come by in the morning and knock you up," and "Keep your pecker up" convey such different messages in two countries that purport to speak the same English?
How can it be easier to assent than to dissent but harder to ascend than to descend? Why it is that a man with hair on his head has more hair than a man with hairs on his head; that if you decide to be bad forever, you choose to be bad for good; and that if you choose to wear only your left shoe, then your left one is right and your right one is left? Right?

English is a Crazy Language Part III
September 30, 1996
Has it ever struck you that we English users are constantly standing meaning on its head? Let's look at a number of familiar English words and phrases that turn out to mean the opposite or something very different from what we think they mean:
I could care less. I couldn't care less is the clearer, more accurate version. Why do so many people delete the negative from this statement? Because they are afraid that the n't . . . less combination will make a double negative, which is a no-no.
I really miss not seeing you. Whenever people say this to me, I feel like responding, "All right, I'll leave!" Here speakers throw in a gratuitous negative, not, even though I really miss seeing you is what they want to say.
The movie kept me literally glued to my seat. The chances of our buttocks being literally epoxied to a seat are about as small as the chances of our literally rolling in the aisles while watching a funny movie or literally drowning in tears while watching a sad one. We actually mean The movie kept me figuratively glued to my seat -- but who needs figuratively, anyway?
A non-stop flight. Never get on one of these. You'll never get down.
A near miss. A near miss is, in reality a collision. A close call is actually a near hit.
My idea fell between the cracks. If something fell between the cracks, didn't it land smack on the planks or the concrete? Shouldn't that be my idea fell into the cracks [or between the boards]?
I'll follow you to the ends of the earth. Let the word go out to the four corners of the earth that ever since Columbus we have known that the earth doesn't have any ends.
A hot water heater. Who heats hot water?
A hot cup of coffee. Here again the English language gets us in hot water. Who cares if the cup is hot? Surely we mean a cup of hot coffee.
Doughnut holes. Aren't those little treats really doughnut balls ? The holes are what's left in the original doughnut. (And if a candy cane is shaped like a cane, why isn't a doughnut shaped like a nut?)
I want to have my cake and eat it too. Shouldn't this timeworn clich‚ be I want to eat my cake and have it too? Isn't the logical sequence that one hopes to eat the cake and then still possess it?
A one-night stand. So who's standing? Similarly, to sleep with someone.
The first century B.C. These hundred years occurred much longer ago than people imagined. What we call the first century B.C. was, in fact the last century B.C.
Daylight saving time. Not a single second of daylight is saved by this ploy.
The announcement was made by a nameless official. Just about everyone has a name, even officials. Surely what is meant is The announcement was made by an unnamed official.
Preplan, preboard, preheat, and prerecord. Aren't people who do this simply planning, boarding, heating, and recording? Who needs the pre-tentious prefix?
Put on your shoes and socks. This is an exceedingly difficult maneuver. Most of us put on our socks first, then our shoes.
A hit-and-run play. If you know your baseball, you know that the sequence constitutes a run-and-hit play.
The bus goes back and forth between the terminal and the airport. Again we find mass confusion about the order of events. You have to go forth before you can go back.
I got caught in one of the biggest traffic bottlenecks of the year. The bigger the bottleneck, the more freely the contents of the bottle flow through it. To be true to the metaphor, we should say, I got caught in one of the smallest traffic bottlenecks of the year.
Underwater and Underground. Things that we claim are underwater and underground are obviously surrounded by, not under the water and ground.
I lucked out. To luck out sounds as if you're out of luck. Don't you mean I lucked in?
Because we speakers and writers of English seem to have our heads screwed on backwards, we constantly misperceive our bodies, often saying just the opposite of what we mean:
Watch your head. I keep seeing this sign on low doorways, but I haven't figured out how to follow the instructions. Trying to watch your head is like trying to bite your teeth.
They're head over heels in love. That's nice, but all of us do almost everything head over heels . If we are trying to create an image of people doing cartwheels and somersaults, why don't we say, They're heels over head in love?
Put your best foot forward. Now let's see. . . . We have a good foot and a better foot -- but we don't have a third -- and best -- foot. It's our better foot we want to put forward. This grammar atrocity is akin to May the best team win. Usually there are only two teams in the contest.
Keep a stiff upper lip. When we are disappointed or afraid, which lip do we try to control? The lower lip, of course, is the one we are trying to keep from quivering.
I'm speaking tongue in cheek. So how can anyone understand you?
They do things behind my back. You want they should do things in front of your back?
They did it ass backwards. What's wrong with that? We do everything ass backwards.

English Is a Crazy Language (Part IV)
October 18, 1996
English is weird.
In the rigid expressions that wear tonal grooves in the record of our language, beck can appear only with call, cranny with nook, hue with cry, main with might, fettle only with fine, aback with taken, caboodle with kit, and spic and span only with each other. Why must all shrifts be short, all lucre filthy, all bystanders innocent, and all bedfellows strange? I'm convinced that some shrifts are lengthy and that some lucre is squeaky clean, and I've certainly met guilty bystanders and perfectly normal bedfellows.
Why is it that only swoops are fell? Sure, the verbivorous William Shakespeare invented the expression "one fell swoop," but why can't strokes, swings, acts, and the like also be fell? Why are we allowed to vent our spleens but never our kidneys or livers? Why must it be only our minds that are boggled and never our eyes or our hearts? Why can't eyes and jars be ajar, as well as doors? Why must aspersions always be cast and never hurled or lobbed?
Doesn't it seem just a little wifty that we can make amends but never just one amend; that no matter how carefully we comb through the annals of history, we can never discover just one annal; that we can never pull a shenanigan, be in a doldrum, eat an egg Benedict, or get a jitter, a willy, a delirium tremen, or a heebie-jeebie; and that, sifting through the wreckage of a disaster, we can never find just one smithereen?
Indeed, this whole business of plurals that don't have matching singulars reminds me to ask this burning question, one that has puzzled scholars for decades: If you have a bunch of odds and ends and you get rid of or sell off all but one of them, what do you call that doohickey with which you're left?
What do you make of the fact that we can talk about certain things and ideas only when they are absent? Once they appear, our blessed English doesn't allow us to describe them. Have you ever seen a horseful carriage or a strapful gown? Have you ever run into someone who was combobulated, sheveled, gruntled, chalant, plussed, ruly, gainly, maculate, pecunious, or peccable? Have you ever met a sung hero or experienced requited love? I know people who are no spring chickens, but where, pray tell, are the people who are spring chickens? Where are the people who actually would hurt a fly? All the time I meet people who are great shakes, who can cut the mustard, who can fight City Hall, who are my cup of tea, and whom I would touch with a ten-foot pole, but I can't talk about them in English -- and that is a laughing matter.
If the truth be told, all languages are a little crazy. As Walt Whitman might proclaim, they contradict themselves. That's because language is invented, not discovered, by boys and girls and men and women, not computers. As such, language reflects the creative and fearful asymmetry of the human race, which, of course, isn't really a race at all. That's why six, seven, eight, and nine change to sixty, seventy, eighty, and ninety, but two, three, four, and five do not become twoty, threety, fourty, and fivety. That's why first degree murder is more serious than third degree murder but a third degree burn is more serious than a first degree burn. That's why we can turn lights off and on but not out and in. That's why we wear a pair of pants but, except on ery cold days, not a pair of shirts. That's why we can open up the floor, climb the walls, raise the roof, pick up the house, and bring down the house.
In his essay "The Awful German Language," Mark Twain spoofs the confusion engendered by German gender by translating literally from a conversation in a German Sunday school book: "Gretchen. Wilhelm, where is the turnip? Wilhelm. She has gone to the kitchen. Gretchen. Where is the accomplished and beautiful English maiden? Wilhelm. It has gone to the opera." Twain continues: "A tree is male, its buds are female, its leaves are neuter; horses are sexless, dogs are male, cats are female -- tomcats included."
Still, you have to marvel at the unique lunacy of the English language, in which your house can simultaneously burn up and burn down, in which you fill in a form by filling out a form, in which you add up a column of figures by adding them down, in which your alarm clock goes off by going on, in which you are inoculated for measles by being inoculated against measles, and in which you first chop a tree down -- and then you chop it up.

Site erected May 1, 1996
Suggestions or comments are welcome - e-mail the webmaster
Entire contents © Richard Lederer 1996; All rights reserved