Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 22 September 2013

Kim Jong Kook, The Commander Who Turns To Kookie

This is Sparta, the shy ‘One Man’ Kim Jong Kook, The Commander who rules Running Man and the target of every RM members and guests. This ‘monster’ of Running Man is actually a shy man. He, who always loses to women, has a weak heart. Let’s see how weak he is through variety shows he starred.
He was known as muscle man on X-Man. he’s a strong man along Kang Ho Dong (KHD) at that time. Only Kang Ho Dong, a former wrestling athlete who was able to beat him and only Kim Jong Kook who lifted KHD and twisted him twice. But, that strong man was falling head over heels to Yoo Eun Hye (YEH). He always wanted to be paired with YEH. 
It’s continuing to his next variety show, Family Outing. He never won to Lee Hyori (LHR) or Park Hye Jin (PYJ). He’s a slump on a game, especially if he against women. He was always bullied by LHR.

Then, on his recent variety show Running Man. Even though he was known as the Commander who rules Running Man, the one who is feared by everyone, is actually always loses to women. Song Ji Hyo, the only woman member on RM is the only woman whom he considers to fight against himself. He never acts comfort to fight against woman guests. If he has to rip women’s guest nametag, he will say sorry hundred times. This happened when 2NE1 became guest and he had to rip one of 2NE1 nametag. He will protect every woman who is in his team; even he protected Song Ji Hyo when she was in a same team.

Sinetron Indonesia Versus Drama Korea

Jujur, untuk 10 tahun terakhir ini saya sangat jarang menonton sinetron Indonesia yang ‘aneh-aneh’ itu. Hanya beberapa sinetron Indonesia yang saya anggap cukup berkualitas dan dengan ikhlas saya tonton, salah satu dari sangat sedikit sinetron yang saya tonton adala Para Pencari Tuhan (PPT) yang ditayangkan di bulan Ramadhan dalam rangka menemani waktu sahur. walaupun tidak menonton sinetron tapi saya tetap mengamati beberapa ragam sinetron yang hadir di layar kaca setiap harinya dan menemukan pola cerita yang hampir sama.
Untuk saat ini saya lebih memilih untuk menonton drama impor asal Korea Selatan. Karena mereka memberikan tontonan yang sangat bervariasi di tiap dramanya. Di sini saya akan mencoba membandingkan sinetron Indonesia dan drama Korea dari berbagai sudut pandang saya sebagai penonton.
1.    Tema
       Tema yang dijadikan cerita sinetron Indonesia itu hampir sama. Cerita yang disuguhkan tidak jauh berbeda seputaran anak yang tertukar, rebutan harta, dendam, atau tema yang katanya religious (islami) padahal tidak. Dibandingkan dengan drama Korea yang menawarkan cerita yang bervariasi tentu saja drama Korea ini lebih memikat. Tema cerita yang ditawarkan drama Korea bermacam-macam seperti tema berlatang belakang dokter yang autis, cerita tentang perebutan kekuasaan dan intrik pada zaman kerajaan, cerita tentang pengadilan dengan actor yang bisa membaca pikiran, kisah tentang pedagang sayuran yang berjuang sehingga sukses mendirikan perusahan ritel dalam bidang perdangan sayur, atau juga kisah sekelompok pria usia 40 tahun an dengan masing-masing kisahnya.

2.    Storyline atau Jalan Cerita
       Jalan cerita yang disuguhkan oleh sinetron Indonesia sungguh sangat berbelit-belit sehingga awal cerita dan akhir cerita tidak terstruktur dengan jelas. Jika rating yang didapat tinggi maka cerita pun akan semakin berbelit-belit sebaliknya jika rating jeblok maka cerita akan diakhiri begitu saja tanpa kejelasan. Berbeda dengan drama Korea yang tiap kisahnya memiliki jalan cerita yang terjalin dengan rapih sehingga jelas keterkaitan antara awal cerita dan akhir ceritanya.

3.    Jumlah Episode
Sinetron Indonesia dengan rating yang tinggi yang disukai banyak masyarakat akan terus menambah episode sehingga bisa sampai 600 lebih episode. Drama Korea menetapkan jumlah episode yang jelas bagi penontonnya. Biasanya jumlah episode drama Korea berkisar 16 episode untuk drama regular, 50-100 episode untuk drama keluarga. Jikalapun rating yang didapat tinggi dan produser ingin menambahkan episode maka hanya akan ditambah 2-4 episode saja.

4.    Waktu Penayangan
       Waktu penayangan sinetron Indonesia itu setiap hari tapi terkadang terhenti 1-2 hari jika ada acara incidental di stasiun TV nya. Karena sistem kejar tayang maka bisa dibayangkan kualitas tontonan yang diberikan pun pasti tidak maksimal seringkali banyak pengulangan cerita yang tidak penting. Berbeda dengan drama Korea yang sangat jelas waktu penayangannya. Ada drama yang ditayangkan setiap Senin-Jum’at, ada juga yang ditayangkan 2 episode setiap minggunya untuk tayang Senin-Selasa, Rabu-Kamis dan Sabtu-Minggu.

5.    Aturan
       Tidak ada aturan siapa saja yang boleh dan tidak boleh menonton sinetron Indonesia. Semua umur dipersilahkan untuk menonton sinetron. Tidak begitu dengan drama Korea. Ada batasan usia bagi penonton. Biasanya drama keluarga yang ditayangkan Senin-Jum’at atau Sabtu-Minggu diperbolehkan untuk ditonton oleh semua umur, waktu penayangannya pun jam 8-9 malam sehingga seluruh anggota keluarga bisa menonton. Sedangkankan untuk drama Senin-Selasa dan Rabu-Kamis hanya boleh ditonton oleh penonton minimal berusia 15 tahun dan jam tayangnya pun cukup malam yaitu jam 10 malam.

6.    Lokasi Syuting
       Lokasi syuting sinetron Indonesia itu tidak jelas. Biasanya sinetron Indonesia itu mengambil 1 lokasi syuting untuk keseluruhan. Mungkin karena sisten ‘striping’ itu sehingga untuk lokasi syuting pun hanya di satu lokasi. Hasilnya kita akan menemukan tempat yang sama untuk banyak scene. sekolahan, rumah sakit, restoran, kantor polisi, hotel dan tempat lainnya berada dalam satu lokasi.  Sangat berbeda dengan drama Korea yang mengambil lokasi sesuai dengan setting cerita. Cerita Korea akan mengambil setting yang sesuai dengan skrip. Drama Korea juga memakai studio sebagai tempat syuting. Studio dibuat sedmikian mirip dengan setting aslinya. Drama Korea juga sering mengambil tempat-tempat yang berbeda sebagai lokasi syuting seperti rumah sakit, hotel, pengadilan, restoran, café dan tempat lainnya sehingga tak jarang tempat yang dijadikan lokasi syuting menjadi tujuan pariwisata. Drama Korea juga tak jarang menampilkan cerita dengan lokasi kota di luar Seoul seperti pulau Jeju atau pedesaan-pedesaan di Korea dan bahkan mengambil setting luar negeri seperti drama Memories in Bali di Bali, Indonesia, Lovers in Prague di Praha, Lovers in Paris di Paris dan banyak lagi.

       Saya berharap semoga sinetron Indonesia akan menemukan kembali jati dirinya. Saya teringat banyak sinetron di tahun 90 an yang berkualitas seperti Rumah Cemara yang menceritakan kehidupan keluarga Cemara, dimana diceritakan kisah perjuangan dari Abah dan Ema yang berjuang untuk tetap bertahan hidup setelah keterpurukan mereka bagaimana mereka menghadapi nasib mereka dari orang yang kaya raya menjadi orang-orang yang sangat sederhana dan bagaimana mereka menghadapi kehidupan dengan akhlak yang baik, bagaimana Abah dan Ema mendidik 3 anak mereka dalam kesederhanaaa. Lokasi yang diambil oleh sinetron Keluarga Cemara adalah sebuah desa di Sukabumi yang sejuk dan asri sehingga penonton disuguhi oleh pemandangan asli desa dan hijaunya perkebunan.
       Ataupun kisah Halimun, sinetron yang dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Tio Pakusadewo itu mengambil lokasi di Lembang. Penonton disuguhi pemandangan indah perkebunan di Lembang dengan kabutnya yang tebal dan hamparan kebun the yang memukau. Juga sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang bercerita tentang perjuangan anak Betawi Asli yang bersaing dengan para pendatang di Jakarta, mengambil lokasi di pinggiran kota Jakarta.

       Saya merindukan kualitas sintron Indonesia di tahun 90 an. Semoga saja para produser sinetron itu bertobat dari memberikan sintron dengan kualitas murahan.

Jomblo Itu Prinsip, Bukan Nasib

Yah, jomblo itu prinsip. Prinsip untuk menjaga diri sebelum bertemu dengan pasangan yang halal. Jomblo itu pilihan bukan karena tidak laku sehingga mengumbar cinta yang tidak semestinya. Jomblo itu menjaga raga dan hati sebelum diberikan kelak pada yang yang berhak. Jomblo itu menjaga hati dan menjaga cinta agar kelak diberikan hanya pada pasangan dengan berlandaskan cinta karena Allah. Jomblo itu tidak asal pilih, mencari yang benar-benar terbaik.
Di zama ‘edan’ ini mungkin kata jomblo adalah kata yang menakutkan bagi sebagian orang. Sebagian orang tidak mau disebut jomblo sehingga tidak segan-segan untuk mengumbar cinta alias mengumbar hawa nafsunya. Bagi sebagian orang jomblo tidak bolah ada dalam perjalanan hidupnya sehingga sekuat tenaga berusaha untuk menghindari label jomblo melekat pada dirinya. Agar label jomblo tidak melekat pada dirinya, tidak segan-segan untuk mempunyai pasangan yang belum halal dengan asal-asalan. Asal tidak jomblo, maka sebagian orang mau berpasangan dengan siapa saja bahkan dengan kualitas diri pasangan yang rendah sekalipun.
Bagaimana Islam memandang label ‘jomblo’ ini. Menurut Islam, jika kita sudah mampu untuk menikah maka kita diwajibkan untuk menikah sehingga pasangan yang kita miliki adalah pasangan yang halal menurut agama Islam. Menurut Islam jika kita belum mampu menikah, maka kita dianjurkan untuk menahan diri dengan berpuasa. Jadi buat para jomblowan dan jomblowati itu harus banyak-banyak puasa (sunah), selain untuk menjaga diri dari hawa nafsu juga memperbanyak ibadah shaum sunah agar segera dipertemukan dengan jodoh yang terbaik.
Dalam hal pergaulan, Islam mengharuskan bagi laki-laki dan perempuan untuk menjaga pandangannya. Jangankan untuk pacaran, pegangan tangan, pelukan atau bermesraan, untuk memandang secara berlebihan saja tidak diperbolehkan.
Berpasangan adalah fitrah dari manusia tapi bukan berarti bebas untuk berpasangan tanpa dibingkai oleh pernikahan. Percintaan antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan setelah tali pernikahan mengikat. Setelah ada akad yang menandakan sah nya untuk saling mencintai dan tanggung jawab yang melekat pada masing-masing pasangan. Laki-laki bertanggung jawab sebagai suami dan perempuan bertanggung jawab sebagai istri.

Jadi untuk para jomblowan dan jomblowati, tahanlah hawa nafsu kalian untuk berpacaran dengan berpuasa dan amalan ibadah lainnya yang akan membentengi diri dari serbuah aksi syaitan yang akan selalu mengganggu kita untuk melakukan maksiat. Perbagus diri dengan amalan sholeh dan akhlak mulia sehingga kelak mendapatkan jodoh yang memang terbaik. Tetapkan dalam hati bahwa menjadi menjadi jomblo adalah prinsip kita bukan nasib kita. wallahu’alam …^_^…

Friday 6 September 2013

Merubah Pola Pikir Dulu

Bagi saya kehidupan yang saya jalani saat ini adalah kehidupan yang nyaman. Saya hidup mandiri lepas dari dukungan finansial orang tua sudah cukup lama. Tahun 2006, setelah lulus kuliah saya memutuskan untuk hidup mandiri berawal dengan menyewa sebuah kamar kos. Sejak saat itu saya mendapatkan kehidupan yang ‘bebas’.
Hidup mandiri, tanpa dukungan finansial dari orangtua, pun hidup bebas. Hidup bebas ala saya itu maksudnya bebas melakukan apa saja yang saya senangi. Bebas untuk bangun tidur kapan saja, bebas untuk tidur kapan saja, bebas untuk tidak setiap hari beres-beres melakukan pekerjaan domestic. Juga bebas untuk menentukan keputusan.
Dengan kehidupuan seoerti itu saya merasa nyaman, menikmati up dan down kehidupan, menikmati susah dan senangnya belajar hidup mandiri. Hingga akhirnya sahabat terdekat satu persatu mulai melepas masa lajangnya dan mulai kehidupan baru sebagai seorang istri dan juga ibu.
Seringkali saya mendengar cerita dari sahabat-sahabat saya tersebut, jika mereka akan memutuskan sesuatu mereka harus berkonsultasi dulu pada suami mereka. Mereka juga harus bangun pagi-pagi sekali untuk melayani suami yang akan berangkat bekerja. Dan ketika mereka memiliki anak, mereka juga disibukkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan bayi dan lainnya.
Saat itu saya berfikir bahwa saya belum siap untuk segala urusan tetek bengek dalam pernikahan seperti mengurus suami, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bangun pagi untuk meyiapkan segalanya dan hal-hal lain lagi yang saya pikir bisa merusak ritmehidup saya.  Terdengar ‘kejam’ dan ‘salah’ tapi itulah pikiran saya saat itu.
Sampai akhirnya, sahabat saya, soulmate saya, sahabat terakhir ddi ‘gank’ kami yang belum menikah akhirnya menikah juga. Dari situlah saya mulai merasa bahwa saya harus berubah. Saya harus berani keluar dari zona nyaman saya. Mulai saat ini saya harus merubah pola pikir saya yang ‘salah’. Teringat saat saya ‘dimarahi’ oleh seorang sahabat karena saya mengeluh jika menikah saya akan capek mengurus suami. Serta merta sahabat saya itu memarahi saya dengan mengatakan bahwa mengurus suami adalah salah satu ibadah kita.

Yah, saya harus menguatkan diri, saya harus segera keluar dari zona nyaman saya, saya harus segera merubah pola pikir dan hidup saya. Wallahu’alam…^_^…