Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Friday 30 September 2016

Prinsip-prinsip dalam Perkembangan Anak


Prinsip 1: Perkembangan Melibatkan Perubahan
Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Peserta didik/anak tidak saja menjadi bertambah besar secara fisik, tetapi juga ukuran dan struktur dalam organ dan otak meningkat. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran (berat dan tinggi), maupun struktur atau proporsi tubuh. Perubahan secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan fungsi yang besifat progresif/maju dan terarah. Ada keterkatian antara perubahan yang satu dengan yang lain, maupun sebelum dan sesudahnya.
Perubahan dalam perkembangan terjadi karena adanya dorongan dalam diri individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk merealisasikan/ mengakutalisasikan dirinya. Selain terjadi perubahan dalam bentuk penambahan ukuran dan proporsi, terdjadi juga gejala hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru. Misalnya, jika terjadi rambut rontok maka akan tumbuh rambut baru, kemampuan bahasa anak berubah dari sekedar menangis sampai mampu berbicara dan berkomunikasi denggan orang lain.

Prinsip 2: Perkembangan Awal Lebih Kritis daripada Perkembangan Selanjutnya
Tahun-tahun awal kehidupan anak (0-5 tahun) merupakan saat yang kritis bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan awal kehidupan merupakan landasan bagi pembentukan dasar-dasar kepribadian seseorang. Perilaku yang terbentuk cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap perilaku anak sepanjang hidupnya. Pada tahun tahun awal, anak belajar menyesuaikan dan membiasakan diri dengan berbagai hal yang ada di sekitarnya. Pada saat ini juga terbentuk kepercayaan dasar (basic trust) yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak selanjutnya.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi dasar awal perkembangan antara lain: hubungan antarpribadi terutama dengan anggota keluarga, keadaan emosi yang terbentuk karena sikap menerima atau menolak dari orang tua atau anggota keluarga yang lain, cara atau pola pengasuhan anak, latar belakang keluarga, serta rangsangan yang diberikan. Anak yang kelahirannya tidak diharapkan, misalnya, akan mempengaruhi sikap ibu dan anggota keluarga lain untuk tidak terlalu peduli, kurang memberikan kasih sayang, dll. Hal ini membuat anak merasa diabaikan, tidak diperlukan, tidak dikasihi, dan tidak nyaman, yang dapat berakibat lebih lanjut bagi perilaku anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat menarik perhatian orang lain atau sebaliknya anak menjadi pendiam dan menarik diri.
Sikap dan perilaku anak yang terbentuk pada tahun-tahun awal kehidupan cenderung bertahan/menetap dan mewarnai kepribadian dan sikap perilaku anak dalam berinteraksi dengan diri dan lingkungan selanjutnya. Sikap dan perilaku yang terbentuk agak sulit diubah, meskipun tidak berarti tidak dapat berubah sama sekali. Akan tetapi, pengubahan sikap dan perilaku tersebut (terutama yang kurang baik/negatif) memerlukan motivasi dan usaha keras dari orang yang bersangkutan untuk mau berubah dan memperbaiki perilaku kebiasaan yang kurang baik tersebut.

Prinsip 3: Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Stern memadukan atau mengkonvergensikan teori Naturalisme dan Empirisme. Menurut teori Naturalisme, perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor alam (nature), bakat pembawaan, keturunan/heriditas seseorang, termasuk di dalamnya kematangan seseorang.. Sementara itu, teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak/individu itu berada dan tumbuh-kembang, termasuk di dalamnya lingkunan keluarga, sekolah, dan belajar anak.
Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhi dalam perkembangan seseorang. Kedua faktor tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan seseorang. Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi.Seorang anak yang mempunyai bakat musik, misalnya, perkembangan bakat atau kemampuan bermain musiknya tidak akan optimal apabila tidak mendapatkan kesempatan belajar musik. Jadi, potensi anak/peserta didik yang sudah ada/dibawa sejak lahir akan bekembang optimal, apabila lingkungan mendukungnya. Dukungan itu di antaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dirinya.

Prinsip 4: Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang dapat Diramalkan
Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang mengikuti pola urut tertentu yang sama, walaupun kecepatan masing-masing individu berbeda-beda. Perkembangan fisik dan psikis bayi, misalnya, mengikuti hukum arah perkembangan yang menyebar ke luar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proxomodistal), serta menyebar ke seluruh tubuh, dari kepala ke kaki (cephalucaudal). Demikian juga, pada perkembangan pola anak belajar berjalan. Sebelumnya, anak mampu duduk lebih dahulu, berdiri, baru dapat berjalan, dan kemudian berlari. Urutan pola ini tetap pada setiap anak, hanya berbeda dalam kecepatan atau tempo yang dibutuhkan setiap anak untuk dapat berjalan.
Berkenaan dengan pola tertentu dalam perkembangan dikenal hukum tempo dan irama perkembangan. Tempo perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengembangkan aspek tertentu pada dirinya. Ada yang membutuhkan waktu yang cepat atau sebentar, sedang, atau lambat dalam belajar atau mengembangkan kemampuan aspek tertentu. Irama perkembangan adalah ritme atau naik turunnya gejala yang tampak akibat perkekembangan aspek tertentu.
Pada saat perkembangan tertentu anak tampak tenang atau goncang/gelisah. Pada periode perkembangan sekurangnya ada dua periode di mana anak mengalami kegon-cangan atau pancaroba. Pertama, pada masa krisis/menentang pertama (2-3 tahun) di mana kemauan/kehendak anak mulai berkembang dan ingin mandiri sehingga menentang ketergantungan dirinya pada orang tua atau orang lain. Kedua, pada masa krisis/ menentang kedua (14-17 tahun) anak ingin melepaskan diri dari orang tua/orang dewasa dan mencari sampai menemukan jati dirinya sebagai manusia dewasa yang mempunyai karakteristik tertentu.

Prinsip 5: Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu
Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Perkembangan bergerak dari tanggapan/persepsi yang umum menuju yang lebih khusus. Pada awal anak belajar atau berinteraksi dengan lingkungan, anak mendapat tanggapan secara umum, baru kemudian secara bertahap tanggapan/pessepsi anak semakin khusus dan terperinci.
Perkembangan pun berlangsung secara berkesinambungan. Hal ini berarti, perkembangan aspek sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Demikian pula ada korelasi atau hubungan dalam perkembangan, artinya pada waktu perkembangan fisik berlangsung dengan cepat, maka terjadi pula perkembangan aspek-aspek lainnya, seperti perkembangan ingatan, penalaran, emosi, sosial, dll.
Kondisi yang mempengaruhi pola perkembangan ada yang bersifat permanen/ tetap seperti sebelum dan saat kelahiran (cacat, memiliki bakat tertentu), tetapi ada pula yang bersifat temporer seperti kondisi lingkungan (sakit, interaksi dengan anggota keluarga dan teman, kondisi sosial budaya, dll).

Prinsip 6: Terdapat Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Dalam perkembangan seseorang, selain terdapat pola-pola umum yang sama dan dapat diramalkan, terdapat pula perbedaan pada hal-hal yang khusus. Adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak adalah individu yang unik, yang satu sama lain berbeda, kendati anak kembar. Perbedaan individu itu disebabkan oleh faktor internal seperti sex atau jenis kelamin, faktor keturunan atau heriditer, juga faktor eksternal seperti faktor gizi, pengaruh sosial budaya, dll. Perbedaan perkembangan juga terjadi antara lain dalam kecepatan dan cara berkembang.
Dengan mengetahui adanya perbedaan individu, maka kita tidak dapat berharap semua anak pada usia tertentu akan memiliki kemampuan perkembangan yang sama. Dan karenanya, kita tidak dapat memperlakukan semua anak dengan cara yang sama. Pendidikan anak harus bersifat perseorangan. Maksudnya, pendidikan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan perbedaan, kondisi, bakat dan kemampuan serta kelemahan setiap individu anak. Dengan pendidikan dan perlakuan yang demikian, diharapkan setiap anak dapat berkembang optimal sesuai dengan potensi dirinya.

Prinsip 7: Setiap Periode Perkembangan Memiliki Karakteristik Khusus
Setiap anak/peserta didik memang merupakan individu yang berbeda, yang harus diperlakukan berbeda secara individual. Namun demikian, pada perkembangan secara keseluruhan dan juga pada periode atau tahapan perkembangan dalam kehidupan seseorang, terdapat pola-pola umum. Dengan memperhatikan karakteristik khusus pada setiap periode atau tahapan perkembangan, maka diharapkan kita mendapat gambaran mengenai apa yang akan terjadi sehingga dapat menyikapinya dengan tepat dan membantu perkembangan anak secara optimal.
Para ahli mengemukakan berbagai macam pembagian periode atau tahap perkembangan yang berbeda-beda. Salah satu pembagian periode perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock adalah periode pralahir, periode bayi, periode anak (awal dan akhir), periode remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa (dewasa dini, usia madya, dan usia lanjut).
Peralihan periode perkembangan sebelumnya ke periode berikutnya ditandai oleh gejala keseimbangan dan ketidakseimbangan yang terjadi pada setiap individu. Apabila individu telah mampu mengadakan penyesuaian dirinya dengan perkembangan yang terjadi, maka terbangunlah suatu keseimbangan (equilibrium). Selanjutnya, individu berupaya melepaskan diri dari ketergantungannya dengan lingkungan atau keadaan sebelumnya untuk mencari sesuatu yang lebih baru sehingga terjadi keadaan ketidakseimbangan (disequilibrium). Hal ini terjadi secara berkelanjutan dalam perkembangan kehidupan seseorang.

Prinsip 8: Terdapat Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan
Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan sosial, yang oleh Havighurst disebut tugas perkembangan (development task). Mengingat pentingnya peran tugas perkembangan pada setiap periode perkembangan, maka akan dibahas secara tersendiri khususnya tugas perkembangan pada periode anak usia SD/MI (6-12 tahun).
Seseorang dianggap berperilaku normal apabila mampu melakukan tugas perkembangan sesuai dengan tuntutan sosial pada periode tertentu dengan menunjukkan pola perilaku yang umum, dan perilaku bermasalah apabila individu tidak berhasil memenuhi tugas perkembangan atau mengalami kesulitan dalam mengadakan pernyesuaian perilaku, sesuai dengan tuntuan sosial dan pola perilaku yang muncul pada periode tertentu. Perilaku bermasalah pada periode perkembangan terjadi karena adanya keterlambatan ataupun percepatan perkembangan aspek tertentu pada diri seseorang dibandingkan dengan gejala perkembangan aspek tertentu pada umumnya, dan individu tersebut mengalami kesulitan penyesuaian dengan teman-teman seusianya.
Peserta didik yang mengalami keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya akan mengalami rasa bahagia. Sebaliknya, peserta didik yang menga-lami kegagalan atau kekurangberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, akan merasa kurang bahagia sehingga dapat menghambat perkembangan selanjutnya.

Prinsip 9: Setiap Perkembangan Mengandung Bahaya Potensial/Resiko
Bahaya potensial atau resiko yang terjadi karena peralihan antarperiode perkembanganyakni dari periode perkembangan sebelumnya ke periode perkembangan selanjutnya, terjadi keadaan ketidakseimbangan dan adanya tuntutan sosial terhadap peserta didik yang sedang berkembang. Bahaya potensial tersebut dapat berasal dari dalam individu, baik secara fisik maupun psikis, juga dapat distimulasi dari luar sehubungan dengan masalah-masalah penyesuaian akibat keadaan ketidakseimbangan dan tuntuan sosial untuk menyelesaikan tugas perkembangan itu.
Dengan menyadari adanya bahaya potensial atau resiko pada setiap periode perkembangan, kita perlu bersikap bijaksana dalam menghadapi gejolak perilaku peserta didik. Hal ini akan dapat mencegah atau meminimalkan dampak negatif akibat perkembangan setiap periode pada diri mereka.

Prinsip 10: Kebahagiaan Bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan
Kebahagian dalam perkembangan sangat bervariasi karena sifatnya subjektif. Rasa kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan setiap orang dengan cara yang sangat bervariasi. Akan tetapi,banyak orang berpendapat bahwa masa anak merupakan periode yang membahagiakan dibandingkan dengan periode-periode lainnya.
Kebahagiaan pada masa kecil memegang peranan penting dalam perkembangan seseorang karena menjadi modal dasar bagi kesuksesan perkembangan dan kehidupan selanjutnya. Anak yang bahagia tercermin pada sosok dan perilakunya. Biasanya mereka sehat dan energik. Oleh karena itu, pada masa perkembangan, guru maupun orang tua perlu membekali anak dengan motivasi yang kuat, menyalurkan energi anak pada kegiatan-kegiatan bermanfaat, melatih mereka menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan dan situasi sulit dengan lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk membina hubungan sosial secara sehat.

Berdasarkan hasil penelitian, kebahagaian seseorang dipengaruhi oleh penerimaan (acceptance) dan kasih sayang (affection) dari orang-orang di sekitarnya, serta prestasi (achievement) yang dicapai oleh seseorang dalam kehidupannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


1.   Aliran Nativisme – Teori Kematangan (Maturasional Theory)
Aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih ditentukan oleh faktor keturunan, bawaan atau faktor internal atau endogen. Salah satu teori yang beraliran nativisme adalah teori kematangan, dikemukakan oleh Arnold Gessel (1954), di pengaruhi oleh teori “rekapitulasi” yang didalamnya terdapat pandangan bahwa perkembangan individu mencerminkan bahwa perkembangan umum pada speciesnya (species adalah rumpun makhluk hidup).
      Menurut pandangan Gessel dapat dikatakan, bahwa perubahan biologis yang terjadi pada diri peserta didik menunjukkan perkembangan yang teratur dan mengikuti tahap-tahap unit, kecepatan. Perkembangan pada setiap tahap perkembangan tidak sama untuk setiap individu. Individu berkembang dengan kecepatan atau iramanya masing-masing, namun dengan mengikuti pola urutan perkembangan yang relatif sama pada setiap individu. Gessel berpendapat bahwa yang paling berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah faktor internal. Dia menyatakan bahwa kematangan sebagai suatu proses cenderung lebih dikontrol oleh faktor internal, dalam hal ini keturunan atau bakat, faktor eksternal juga berpengaruh, namun hanya bersifat berkala. Dengan demikian perkembangan individu yang erat kaitannya dengan masalah kematangan lebih dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat dibandingkan dengan pengaruh faktor lingkungan.
Jauh sebelum teori Gessel muncul telah lahir seorang filsuf dari prancis bernama Jean Jacques Rousseau (1712-1778) yang inti pandangannya merupakan titik mula dari teori kematangannya gessel. Pandangan Rousseau menjadi titik tolak dari pandangan yang menitik beratkan faktor dunia dalam atau faktor keturunan sebagai faktor yang lebih menentukan perkembangan peserta didik.
      Karakter yang diperlihatkan oleh seseorang bersifat intrinsik, oleh karena itu pandangan Rosseau digolongkan kepada pandangan yang beraliran “Nativisme”.
Semenjak dari dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat-kodrat yang dikandungnya sendiri. Diantara faktor-faktor di dalam dirinya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
a.  bakat atau pembawaan
anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri anak. Setiap individu memiliki bermacam-macam  bakat sebagai pembawaannya, seperti bakat musik, seni, agama, akal yang tajam dan sebagainya.
b. sifat-sifat keturunan
sifat-sifat individu dipusakai dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka, bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah, pendiam, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa sifat-sifat keturunan ikut menentukan perkembangan seseorang.
c. dorongan dan instink
dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedang instink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau mebisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin. Dengan perkataan lain, instink adalah sesuatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan tanpa didahului dengan latihan. Kemampuan instink ini pun merupakan pembawaan sejak lahir, yang dalam psikologi kemampuan instink ini termasuk kapabilitas, yaitu kemampuan berbuat ssuatu dengan tanpa melalui belajar.
Setiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung di dalam jiwanya. Ada dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama hidup manusia aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan., seperti dorongan mempertahankan diri, dorongan seksual, dan dorongan sosial. Dorongan mempertahankan diri misalnya tampak pada bayi ketika mencari makanan. Dengan instink yang dimilikinya ia berusaha mencari susu ibunya, sehingga memperoleh makanan untuk mempertahankan hidupnya. Dorongan dan instink ini juga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan individu.
2.    Aliran Empirisme- Teori keperilakuan (Behavioral Theory)
Aliran ini menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh lingkungan atau engalaman atau eksternal atau endogen. Salah satu teorinya adalah teori keperilakuan ini merupakan kebalikan dari teori kematangan. Apabila menurut teori kematangan menganggap bahwa faktor internal (keturunan) lebih menentukan faktor perkembangan individu, maka menurut teori keperilakuan menganggap sebaliknya bahwa faktor eksternal lah (lingkungan) yang lebih menentuka perkembangan individu. Teori keperilakuan ini disebut pula “teori lingkungan”.
Beberapa ahli psikologi yang telah mengembangkan teori ini antara lain: ivan pavlov, jhon waston, edward,thorndike, B.F.Skinner, Bijou dengan don baer, dan lain-lain. menurut teori ini, dipandang dari perspektif perilaku, individu dianggap pasif dan reaktif. Artinya individu akan berbuat apabila ada rangsangan dari lingkungannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara rangsangan (stimulus) dengan tanggapan (respon) merupakan bagian-bagian dasar perilaku individu. Yang menjadi cikal bakal teori ini adalah ketika seorang filsuf dari inggris bernama jhon locke (1632-1704) mengembangkan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak atau peserta didik.
Jhon locke memperkenalkan teorinya yang dikenal dengan “tabularasa”. Ia mengumpamakan bayi yang baru lahir sebagai secarik kertas yang masih bersih. Jadi goresan yang ditinggalkan pada kertas itu, menentukan bagaimana kertas tersebut jadinya. Pandangan/aliran jhon locke dikenal dengan “empirisme” (pengalaman) atau “environtmentalisme” (lingkungan).
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perkembangan itu didorong dari dalam, dan dorongan itu dapat melaju atau terhambat oleh faktor-faktor yang berada diluar dirinya. Diantara faktor-faktor luar yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
a.    Makanan
Makanan meruopakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Hal ini terutama pada tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah) makanan yang dimakan, melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri.
b.    Iklim
Iklim atau keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan dan kehidupan anak. Sifat-sifat iklim alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang bersangkutan. Seseorang yang hidup dalam iklim tropis yang kaya raya misalnya, akan terlihat jiwanya lebih tenang, lebih “nrimo”, dibandingkan dengan seseorang yang hidup dalam iklim dingin, karena iklim tropis keadaan alamnya tidak sekeras di iklim dingin, sehingga perjuangan hidupnya pun cenderung lebih santai.
Hal ini juga terlihat pada besar tubuh seorang anak, kesehatan dan kematangan usianya banyak dipengaruhi oleh banyaknya udara yang segar dan bersih serta sinar matahari yang diperolehnya, khususnya pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya. Kenyataan itu akan lebih nyata jika kita membandingkan antara anak-anak yang hidup dilingkungan yang baik dan sehat dengan anak-anak yang hidup di lingkungan yang buruk (kumuh) dan tidak sehat.
Keadaan iklim dan llingkungan tersebut cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak, meskipun para ahli masih terus berdebat tentang sejauh mana pengaruh-pengaruh itu terjadi pada perkembangan anak.
c.    Kebudayaan
Latar belakang kebudayaan suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena jiwanya masih berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Lain halnya dengan seseorang yang hidup dalam kebudayaan kota yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing.
d.   Ekonomi
Latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan  jasmani dan perkembangan jiwa anak-anaknya. Bahkan tidak jarang tekanan ekonomi mengakibatkan pada tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik antara ibu dan bapak, antara anak dan orang tua, sehingga melahirkan rasa rendah diri pada anak.
e.    Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga juga mempengaruhi perkembangannya.  Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian orang tua tercurah kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat-sifat seperti: manja, kurang bisa bergaul dengan teman-teman sebayanya,menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakkan, dan sebagainya. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak saudara, jelas orang tua akan sibuk membagi perhatian terhadap saudara-saudaranya itu. Oleh sebab itu anak kedua, ketiga keempat, dan seterusnyadalam suatu keluarga menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang pertama. Hal ini dimungkinkan karena anak-anak yang lebih muda akan banyak meniru dan belajar dari kakak-kakaknya.

3.    Aliran Konvergensi- Teori Kognitif (cognitive theory)
Aliran ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi oleh pembawaan maupun lingkungan. Pengaruh yang lebih kuat dari keturunan atau lingkungan yang akan lebih mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. Teorinya adalah teori kognitif ini yang meupakan teori perpaduan (konfergensi) antara teori kematangan dan teori keperilakuan. Konsepsi konvergensi dirumuskan secara baik oleh william stern dari jerman.
Aliran konvergensi ini berpendapat bahwa dalam perkembangan individu itu baik bakat (pembawaan) maupun lingkungan memainkan peran penting. Dia menggabungkan kedua pandangan nativisme dan empirisme kedalam pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur lingkungan dan pembawaan atau eksterna dan internal, kedua pengaruh itu dimisalkan dengan dua buah garis yang bertemu atau bergabung pada satu tempat kemudian menjadi satu garis yang kuat.
Salah satu lain mengembangkan teori ini adalah jean piaget (1952). Ia mengemukakan bahwa individu dapat mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya lingkungan dapat mempengaruhi individu (terjadi interaksi). Menurut teori ini proses perkembangan individu dipengaruhi oleh pertumbuhan biologis, pengalaman, hubungan sosial dan setiap orang dewasa terutama orang tuanya serta sifat yang ada pada diri manusia pada umumnya yang cenderung mencari keseimbangan dengan lingkungan dan dalam dirinya sendiri.
Tokoh lain yang beraliran konvergensi adalah anne anastasi (1958), seorang psikolog wanita terkenal yang pernha menjabat presiden dari “American Psichological association” ia mengajukan sebuah makalah yang dianggap bisa memuaskan semua pihak, setidaknya meredakan pertentangan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
Beberapa pernyataan yang dikemukakannya antara lain:
a.    Faktor lingkungan dan faktor konstitusi menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah laku,
b.    Kedua faktor ini tidak dapat berfungsi secara terpisah, melainkan saling berhubungan,
c.    Bentuk interaksi yang terjadi dapat dikonseptualisasikan sebagai bentuk hubungan yang majemuk, artinya suatu hubungan yang terjadi mempengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi
Dewasa ini hal-hal yang mengikuti aliran nativisme ataupun empirisme secara konsekuen boleh dikatakan tidak ada. Kalangan pelatih, guru penjas atau pembina olahraga di indonesia cenderung mengikuti konvergensi sebagai konsekuensinya adalah bahwa untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-tingginya dan untuk mencapai prestasi puncak ditingkat internasional atlet harus benar-benar memiliki bakat olahraga dan memperoleh pembinaan yang sebaik-baiknya, termasuk didalamnya dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Apabila salah satu kurang memadai misalnya berbakat saja tanpa pembinaan yang kurang memadai atau kurang berbakat walaupun dibina dengan sebaik-baiknya tidak akan mencapai posisi puncak dalam kompetisi internasional.

Husdarta,Nurlan Kusmaedi, 2010. pertumbuhan & perkembangan peserta didik, Bandung: Alfabeta.
Desmita, 2012. Psikologi perkembangan peserta didik, Bandung: Rosda Karya.


Facts About Ha Seok Jin


Not much info about him that I could dig in. Maybe he's not as famous as Lee Jong Suk, Hyunbin, Lee Minho, Ji Chang Wook or other Korean actors. It's very hard to find his profile in internet.

He caught my eyes when he was a guest in Talents for Show ep 3 and 4. He became a product that Kim Jong Kook sold. Unfortunately, he didn't success to sell his talents..lol

Even though it's so hard to find his facts, I'll try to write some of them. It's my habit to write this kind of post if I like a Korean actor or entertainers...

I first watch him in Talents for Show. Then I watch his recent drama Drinking Solo and his old drama in 2011 If Tomorrow Comes. I fall with his good-looking especially his sexy brain with IQ 157.

His name is Ha Seok Jin.

He was born in 10 February 1982 in Seoul, South Korean.

He graduated from Hanyang University, majoring Mechanical Engineering (rare choice). But this is one of the reason I like him. His excellent brain makes me fall in him.

It is revealed in Talents for Show, that his IQ is more than 150, it's 157. Double WOW (I like smart person, plus he's handsome)

His height is 182 cm.

He made his debut acting on drama Princess Lulu in 2005.

He made his entertainment debut in 2015 as a commercial model for Korean Air.

He won SBS Drama Award for New Star Award in 2008.


He definitely has good body with nice abs...he's absolutely has brain and brawn.


Thursday 29 September 2016

Landasan Pembelajaran Terpadu

Proses pembelajaran tidak bisa dilakukan sembarangan, dibutuhkan bebrbagai landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. landasan-landasan tersebut pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran.
Landasan-landasan yang perlu diperhatikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis.
Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya aspek filsafat dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Landasan filsafat menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong pelaksanaan pembelajaran terpadu yang berbeda pula. Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu: (1) aliran progresivisme, (2) aliran konstruktivisme, dan (3) aliran humanism.
Landasan psikologi berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalalamnya sesuai dengan tahap perkembangan anak. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya.
Landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pebelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan praktis sebagai berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal harusnya saling terkait.
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran.
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu.


Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusahan memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkan (Aminudin:1994). Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata perlajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak;
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serentak (simultan);
3. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu di sekolah dasar bisa disebut sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutaman dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Terdapat beberapa karakteristik dari pembelajaran terpadu, yaitu:
1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas yang tema-temanya berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.


Tuesday 27 September 2016

Harimau

Harimau termasuk ke dalam kelas mamalia. Harimau adalah hewan pemakan daging atau disebut juga karnivora. Harimau adalah jenis kucing terbesar dari spesiesnya, bahkan lebih besar dari singa. Harimau juga adalah kucing tercepat kedua, setelah cheetah dalam berlari. Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa, kijang, babi atau kancil.

Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau berukuran seperti singa tapi sedikit lebih berat. Pada umumnya harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg. Harimau betina berbobot antara 120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3, 3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Diantara subspecies yang masih hidup, harimau sumatera adalah harimau dengan ukuran yang paling kecil dan harimau Siberia adalah yang paling besar.

Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke hitam. Hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Pola loreng unik setiap harimau dapat digunakan untuk membedakan satu sama lain. Fungsi dari loreng sepertinya adalah untuk kamuflase, untuk menyembunyikan mereka dari musuh.

Subspecies harimau yang sampai sekarang masih hidup adalah, harimau indocina yang hidup di kawasan hujan hutan dan padang rumput di Malaysia, kamboja, cina, laos, mynmar, Thailand dan Vietnam.

Harimau benggala yang hidup di kawasan hutan hujan dan padang rumput di Bangladesh, Bhutan, cina, india, dan Nepal.

Harimau cina selatan yang hidup di kawasan hutan hujan dan padang rumput di Cina.

Harimau Siberia yang berhabitat di kawasan hutan hujan dan padang rumput di Cina, Korea Utara, dan Rusia.

Harimau sumatera, habitatnya hanya di kepulauan sumatera Indonesia.


Harimau Malaya, berhabitat hanya di semenanjung Malaysia. 

Orangutan

Orangutan adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat yang hidup di hutan tropika Indonesia dan Malaysia, khususnya di pulau sumatera dan Kalimantan. Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorilla dan simpase. Golongan kera besar masuk dalam klasifikasi mamalia. orang utan memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah ke depan dan tangan yang dapat melakukan genggaman. Orangutan termasuk hewan vertebrata yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang.

Orangutan memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Orangutan memiliki tinggi sekitar 1,25 – 1,5 meter. Tubuh orang utan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Orangutan memiliki indera yang sama dengan manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecan dan peraba.

Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg. Orangutan memiliki telapak tangan yang mirip dengan manusia, 4 jari-jari panjang ditambah dengan 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari jemari yang sangant mirip dengan manusia.

Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis asia tenggara, yaitu di pulau borneo dan Sumatra di wilayah negara Indonesia dan Malaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan kering, perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, sampai ke hutan pegunungan.


Orangutan termasuk hewan omnivora. Sebagian besar dari mereka hanya makan tumbuhan. 90% dari makanannya berupa buah-buahan. Makanan lainnya berupa kulit pohon, dedaunan, bunga dan juga beberapa jenis serangga. 

Tuesday 20 September 2016

Gajah

Gajah adalah binatang mamalia. Ada 2 spesies gajah, yaitu gajah Afrika dan gajah Asia. Gajah tersebar di seluruh Afrika sub-sahara, Asia selatan dan Asia tenggara. Gajah afrika jantan merupakan hewan darat terbesar dengan tinggi yang dapat mencapai 4 meter dan berat 7000 kg.

Gajah memiliki ciri-ciri khusus, yang paling mencolok adalah belalai. Belalai digunakan untuk banyak hal seperti bernafas, menghisap air, dan mengambil benda. Gigi serinya tumbuh menjadi taring yang disebut gading. Gading berfungsi sebagai senjata dan alat untuk memindahkan benda atau menggali.

Gajah afrika memiliki telinga yang lebih lebar dibandingkan gajah asia, daun telinganya yang lebar membantu mengatur suhu tubuh mereka. Gajah afrika memiliki punngung yang cekung sedangkan gajah asia memiliki punggung yang cembung.

Gajah merupakan hewan herbivora yang dapat ditemui di berbagai habitat, seperti sabana, hutan, gurun, dan rawa-rawa. Mereka cenderung berada di dekat air.



Gajah hidup secara berkelompok. 

Perbedaan gajah afrika dan asia
Gajah afrika memiliki telinga yang lebih lebar, punggung yang cekung, kulit yang lebih berkerut, daerah perut yang miring, dan dua perpanjangan yang seperti jari di ujung belalai.



Telinga gajah asia lebih kecil, punggungnya cembung, kulitnya lebih halus, daerah perutnya horizontal dan kadang-kadang melengkung di tengah, dan ujung belalainya hanya memiliki satu perpanjangan. Secara umum gajah afrika lebih besar daripada gajah asia.