Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday, 5 February 2013

Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa


Hari ini, saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bukti kasih sayang ibu yang tak pernah putus untuk anaknya.
Pagi hari ini seperti biasa saya berangkat kerja dengan menggunakan angkot. Sedang asyik-asyiknya saya melamun, naiklah seorang ibu menggendong anaknya. Anak yang digendongnya ini bukanlah anak-anak kebanyakan yang masih harus digendong ibunya, biasanya hanya batita atau balita yang masih digendong oleh ibunya. Anaknya ini ‘special’. Usia anaknya ini terlihat bukan anak balita. Mukanya terlihat lebih tua dengan bentuk dan ukuran kaki yang ‘special’. Bentuk dan ukurannya tidak seperti kebanyakan manusia lainnya. Ukurannya lebih kecil dari ukuran normal dan bentuknya pun tidak seperti bentuk kaki yang normal. Sesekali ibu tersebut mengelap air liur yang terus keluar dari mulut anaknya dengan lengan bajunya. Yah, anaknya itu tidak seperti kebanyakan anak-anak yang lain.
Akhirnya ibu itupun bercerita kalau anaknya itu berusia 14 tahun. Si ibu tak pernah putus asa untuk mengobati anaknya. Dengan keadaan ekonominya yang pas-pasan ibu tersebut tak putus arang berusaha mengobati penyakit anaknya. Dia yakin jika dia terus berusaha maka anaknya akan sembuh. Walaupun seperti apa yang saya lihat, anak itu hampir tidak mungkin untuk sembuh. Tapi, sekali lagi, ibu itu punya keyakinan yang kuat jika kelak anaknya akan sembuh. Dengan tubuhnya yang munggil, si ibu menggendong anaknya dari rumahnya yang cukup jauh ke tempat pengobatan alternatif.
Lalu si ibu bercerita bahwa dia akan menuju ke satu tempat sebelum mereka pulang ke rumah. Dia mengatakan bahwa dia akan ke tempat seseorang yang akan memberikan barang rongsokan. Ya, ternyata untuk hidup ibu tersebut mengumpulkan barang-barang rongsokan. Semenjak suaminya meninggal, dialah yang harus mencari nafkah. Karena tidak memiliki skill si ibu hanya bisa mengumpulkan barang bekas untuk biaya hidupnya dan anak-anaknya sehari-hari.
Saya tak bisa membayangkan bagaimana ibu tersebut memiliki semangat dan keyakinan yang tinggi terhadap hidupnya. Tak punya suami untuk menopang hidup keluarga. Tak punya skill untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus. Memiliki anak ‘special’ yang harus dirawat selama hidupnya, karena anaknya tersebut akan selalu bergantung.
Saya salut dengan semangat hidup ibu tersebut. Saya salut dengan curahan kasih sayang ibu tersebut kepada anaknya. Yah, itulah kekuatan seorang ibu. Kekuatan seorang ibu bisa mengalahkan segalanya. Kasih sayang ibu akan tercurah sepanjang masa. Hari ini saya belajar, saya belajar bahwa kasih sayang ibu itu dahsyat. Wallahu’alam …^_^…

No comments:

Post a Comment