Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday, 22 June 2016

Mertua Vs. Menantu

Kemarin ini dapet 'pesan' dari seorang akhwat. Ceritanya akhwat ini dulu yang jadi 'comblang' temen saya menikah dengan bisa dibilang tetangganya lah. Akhwat ini sudah lama mengenal keluarga si ikhwan. Singkatnya akhwat ini bercerita bahwa mertua dari akhwat (temen saya) yang dia comblangin itu tidak sesuai dengan ekspektasi si mertua. Sang mertua 'curhat' kalau sejak menikah anak lelakinya itu tidak diperlakukan selayaknya seorang suami. Si menantu, bukannya melayani suami dengan mencuci pakaiannya malah menuruh si suami mencuci pakaiannya. Sang mertua juga komplain kalau menantunya itu tidak sopan dan kerap menyakiti dirinya. Dibilang kalau menantunya itu bicaranya high class, kalau pergi bekerja tidak pernah pamit, gak mau kerja bantuin pekerjaan rumah, dan pernah sakit hati oleh ayah si menantu. Intinya tuh menantu gak ada bagus-bagusnya dimata sang mertua. Nah akhwat 'mak comblang' ini meminta saya untuk menyampaikan hal ini kepada si menantu (teman saya) supaya dia merubah sikapnya. Dan yang paling ngeri itu, si mertua sampai berucap agar anak dan menantunya itu gak dikasih anak...widiiiiih kan ngeri tuuuuh...

Nah, kita gak bisa kan cuman mendengar keterangan dari 1 pihak saja, yaitu mertua saja. Kita juga harus tau keterangan dari pihak menantu. Karena belum tentu si menantu itu gak ada salah 100% dan belum tentu si mertua juga betul 100%.

Sang menantu itu teman saya, dan pastinya dia juga sering curhat masalah dia dan mertuanya. Dia cerita kalau mertua itu memperlakukan dia seperti pembantu. Sangat sering cucian piring dari pagi itu tetap kotor tak tercuci sampai sore karena si mertua mengharapkan si menantu lah yang mencuci piring-piring kotor tersebut. Padahal mertuanya hanya diam di rumah seharian tapi cucian piring diserahkan kepada si menantu. 

Perihal kewajiban cuci mencuci, teman saya ini bilang bahwa ada kesepakatan antara dia dan suaminya dalam membagi tugas rumah karena memang mereka berdua bekerja. Disepakatilah bahwa si suami mencuci baju dan si istri menyetrika baju. Wajar dong kalau suami dan istri mempunyai kesepakatan.

Nah yang jadi persoalan itu perbedaan cara pikir, cara pandang antara mertua dan menantunya ini. Sang mertua beranggapan bahwa semua pekerjaan rumah tangga itu harus dikerjakan oleh istri. You know lah pandangan kolot ini. Yah namanya juga orangtua, dengan pandangan maaf yah menurut saya itu udah kuno kalau beranggapan bahwa istri yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Kok kesannya menantu itu pembantu gratisan. Saya sih bukannya membela teman saya itu. Cuman yah gak enak banget sih udah kerja seharian di luar eeeeh masih disuruh beresin kerjaan rumah juga. 

Tapi yah memang begini resiko tinggal dengan mertua, pasti banyak salah pahamnya. Makanya kalau udah menikah banyak yang bilang walaupun ngontrak sebaiknya tinggal terpisah dengan orangtua. Karena memang intervensi orangtua itu tinggi sekali jika pasangan suami istri tinggal dengan orangtua. Apalagi jika orangtuanya itu berpandangan kolot bin kuno.
Tapi yah ada baiknya juga sih kalau emang terpaksa tinggal dengan orangtua, menantu harus dobelin kadar sabarnya. Harus banyak ngalah walaupun sakit hatinya tiap hari. Tapi emang dari sejarahnya sangat jarang sekali, hubungan yang harmonis antara mertua perempuan dan istri. Emang dari sananya udah begitu, selalu saja ada tegangan listrik yang memercik. Dan yang ngenesnya selalu menantu yang dipojokkan...hiks

Bagi saya yang masih asyik melajang, jadi tambah tantangan baru nih. Harus mempersiapkan dan mempelajari bagaimana cara menangani mertua yang gak oke...hahahha. Mudah-mudahan sih prakteknya as easy as teorinya. Kalau kita baca-baca trik dan tips menghadapi mertua kan kayaknya gampang gampang saja. Yah mudah-mudahan nanti kalau menikah, mertuanya asyik, Atau kalau bisa mertuanya jauh aja di luar kota, pulau atau sekalian aja di luar negeri.

p.s: Sorry nih ilustrasi mertuanya menyeramkan...hahahha

No comments:

Post a Comment