Perpustakaan kelas memainkan peranan penting dalam mencapai
keterampilan membaca siswa. Menurut laporan NAEP, dalam kelas dengan
perpustakaan yang didesain dengan baik maka akan memerikan ruang bagi siswa
untuk lebih berinteraksi dengan buku-buku, memberikan kebiasaan yang positif,
memberikan waktu yang lebih banyak untuk membaca, dan membantu siswa untuk
menggapai pencapaian yang lebih tinggi dalam keterampilan membaca (Hunter:
2004)
Siswa yang melakukan kegiatan membaca di kelas dengan konsisten
terbukti mempercepat kemampuan membaca mereka (Neuman:2001). Sebuah studi
(Anderson & Nagy dalam Catapano, Fleming, & Elias: 2009)
menyebutkan bahwa anak-anak belajar rata-rata 4000 hingga 12.000 kosakata baru
setiap tahunnya sebagai hasil dari membaca buku secara konsisten.
Siswa harus
memiliki akses ke teks-teks atau buku
dimana mereka dapat melihat diri mereka sendiri dan pengalaman mereka
bisa terwakili dan dihargai, mereka juga memerlukan teks-teks yang mewakili
keragaman karakter, setting, dan cerita reflektif dari masyarakat yang lebih
luas
Dengan adanya perpustakaan kelas, siswa akan termotivasi untuk
membaca. Akses siswa terhadap buku akan lebih dipermudah. Siswa bisa dengan
langsung untuk memilih buku yang ingin dia baca tanpa harus berjalan ke gedung
perpustakaan sekolah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
akses yang mudah untuk mendapatkan buku yang ingin dibaca di perpustakaan
kelas, 50% nya tertarik untuk membaca dibandingkan dengan siswa yang tidak
meiliki akses ke perpustakaan kelas (Hunter: 2004). Dengan buku yang bervariasi
akan memotivasi siswa untuk lebih banyak membaca, dan lebih banyak membaca,
maka mereka akan menjadi pembaca yang lebih baik. Buku yang berkualitas akan
menjadi alat untuk siswa berlatih membaca.
Perpustakaan kelas akan membantu siswa yang terbatas dalam
mendapatkan akses untuk membaca. Banyak faktor yang menghalangi siswa untuk
membaca, seperti faktor sosial ekonomi. Keluarga yang kekurangan dalam hal
finansial akan sulit untuk memberikan fasilitas bagi anaknya untuk membaca.
Perpustakaan kelas aan membantu siswa yang datang dari keluarga berpenghasilan
rendah untuk mendapatkan akses membaca buku.
Perencanaan ruang
kelas dimulai dengan mempertimbangkan bagaimana cara mengakses buku dan
seberapa banyak buku yang harus disiapkan. Kebanyakan guru mulai mengumpulkan
buku untuk perpustakaan kelas mereka jauh sebelum mereka menyelesaikan program
persiapan guru mereka. Namun, tidak selalu jelas bagaimana banyak buku yang
mereka butuhkan atau apa jenis buku yang mereka harus mencari.
Fountas dan
Pinnell (2001) menekankan pentingnya membangun koleksi buku yang bervariasi
sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan membaca mereka serta memperluas
dunia mereka. perpustakaan kelas harus mencakup berbagai teks dari berbagai
format, genre, dan jenis, termasuk teks-teks yang dapat diterapkan untuk
belajar di berbagai bidang konten. Narasi dan teks ekspositoris tentang
berbagai topik harus banyak, dan teks-teks tentang lingkungan harus dimasukkan
dalam rangka untuk menarik berbagai kepentingan dan untuk mengekspos siswa
untuk format teks yang berbeda. Ketersediaan pilihan bagi siswa membaca di,
atas, atau bawah tingkat kelas sangat penting, termasuk banyak buku yang
memudahkan bagi siswa untuk mengeksplorasi dan berpetualangan dengan bebas
(Fountas & Pinnell 2006, p.518).
Salah satu aturan
praktis tentang berapa banyak buku yang harus disediakan di dalam perpustakaan
kelas adalah dengan merencanakan minimal 10 buku untuk setiap anak di dalam
kelas, dengan tidak kurang dari 100 buku (Fractor, Woodruff, Martinez, &
Teale, 1993; Reutzel & Fawson, 2002). Allington dan Cunningham (2001)
menyarankan 700-750 buku untuk setiap kelas di sekolah dasar. Miller (2002) menyarankan
untuk membangun koleksi perpustakaan secara bertahap. Pembelian setiap buku
yang sudah usang atau yang sudah tidak up-to-date tidak akan
membantu anak-anak mendapatkan semangat atau motivasi untuk buku-buku di perpustakaan. Sebaiknya
guru menyediakan buku yang baru dan menarik sehingga siswa tertarik untuk
membacanya. Siswa harus membaca literatur berkualitas tinggi, teks-teks atau
buku yang disediakan di dalam perpustakaan kelas berisi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan anak-anak sehingga mereka mendapatkan pengalaman yang menarik
dari membaca (Miller, 2002, p 47.). Catapano, Flemming & Ellias (2009)
merekomendasikan bahwa guru secara bertahap bekerja mengumpulkan buku dengan
kuantitas direkomendasikan hal ini dikarenakan lebih penting untuk memiliki
buku berkualitas tinggi daripada hanya memiliki sejumlah besar buku.
Pengorganisasian
buku-buku dalam perpustakaan kelas harus memposisikan sejumlah besar buku yang
akan ditampilkan dengan cover yang terlihat sehingga siswa akan dengan mudah
memilih buku yang ingin mereka baca. Jika bukunya tidak memiliki cover yang menarik
tapi di dalam bukunya menawarkan
ilustrasi warna-warni dan / atau kisah yang hebat, maka buku tersebut harus
ditampilkan dengan cara memperlihatkan isi buku
tersebut yang akan menarik siswa untuk mengeksplorasi buku. Buku-buku
yang lama dan yang baru pun harus dipisahkan. Disediakan pula tempat untuk
buku-buku yang direkomendasikan guru dan buku-buku yang direkomendasikan siswa.
Setiap
minggu beberapa buku harus dirotasi (McGee & Richgels, dalam Catapano,
Fleming, & Elias:2009). Beberapa favorit tetap ditinggalkan di perpustakaan
kemudian menambahkan buku baru yang mewakili topik terbaru yang sesuai dengan kurikulum.
Juga, termasuk buku yang mewakili topik masa depan dalam kurikulum sehingga
siswa akan mulai membentuk ide-ide tentang apa yang mereka akan belajar dan
sehingga mereka dapat menawarkan apa yang mereka sudah tahu tentang topik
ketika mereka mulai sebuah proyek baru atau tema. Ketika merotasi buku,
menambahkan buku baru secara bertahap, menempatkan kembali favorit jika siswa
protes. Salah satu cara untuk menilai buku apa saja yang membuat siswa tertarik
akan buku yang tersedia di perpustakaan
adalah memiliki grafik yang memperlihatkan keinginan siswa untuk memilih
buku-buku baru yang ditambahkan. Cara lain untuk mengatur bagaimana
perpustakaan digunakan adalah meminta siswa untuk mencatat buku apa yang mereka
inginkan untuk dieksplorasi (Catapano, Fleming, & Elias:2009).
No comments:
Post a Comment