Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Saturday, 23 July 2022

Menulis: Antara Kebutuhan dan Cuan

Menulis dan mendapatkan uang dari hasil tulisan kita adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya. Walaupun saya suka membaca sejak kecil tapi saya tidak memiliki cita-cita untuk menjadi penulis. Di tahun 2011 an, saya mulai membuat blog dan menulis hal-hal yang receh saja untuk mengisi blog saya saat itu. Setelah beberapa tahun memiliki blog, saya mulai mendaftarkan ke Google AdSense dan beberapa bulan kemudian mendapatkan surat dari perusahaan Google yang memberikan info bahwa saya sudah bisa mendapatkan uang dari hasil tulisan saya. Dari situlah saya mengetahui bahwa kita bisa mendapatkan cuan dari hasil tulisan kita. Namun sayang, karena alasan kesibukan dan alasan-alasan lain yang mengada-ngada, saya jarang menulis sehingga blog saya terbengkalai dan otomatis aliran uang yang masuk menjadi sangat sedikit.

 

Alhamdulillah tahun ini saya gabung dengan komunitas NulisYuk yang diiniasi oleh Kak Jee Luvina. Awal saya mengikuti event menulis 30 hari di NulisYuk. Mengikuti event ini memotivasi saya untuk menulis setiap hari. Lewat Kak Jee Luvina juga saya mengenal Teh Indari. Dari materi-materi yang disampaikan oleh Teh Indari tentang menulis dan Cuan semakin memotivasi saya untuk terus menulis. Mengenal Kak Jee dan Teh Indari membuka wawasan saya tentang bisnis dalam dunia kepenulisan. Ternyata dari menulis kita bisa mengembangkan bisnis.

 

Tetapi ada saja hal-hal yang menghambat kita untuk menghasilkan uang dari hasil tulisan kita. Salah satunya adalah tidak konsisten dalam menulis. Dalam kasus saya adalah tidak rutin mengisi blog dengan artikel-artikel yang berbobot. Sedikitnya pengunjung yang membaca tulisan-tulisan saya di blog, semakin sedikit juga aliran uang yang masuk ke dompet. Terhambatnya saya dalam menulis bisa jadi karena stuck dalam menulis. Stuck dalam menulis diakibatkan dari tidak ter-upgrade-nya kemampuan menulis saya. Menurut Teh Indari ada 4 cara untuk menaikkan kemampuan kita dalam menulis. Yang pertama adalah berani keluar dari zona nyaman kita. Yang kedua adalah harus rajin belajar. Belajar apapun yang dapat membuat kita lebih baik. Selanjutnya adalah kita mau melakukannya. Kalau kita tidak mengerjakan hal-hal yang sudah kita pelajari, maka apa yang kita pelajari akan sia-sia. Misalnya kita ikut kelas menulis tapi kita tidak melakukan latihan-latihan yang diberikan oleh para guru kita maka ilmu yang kita serap tidak akan menjadi sesuatu. Dan yang terakhir adalah konsisten. Kita harus konsisten menulis setiap hari. Menurut Teh Indari, setiap hari minimal 15 menit kita harus menulis.

 

Agar cita-cita menjadi penulis yang baik menjadi kenyataan, maka ada usaha yang lebih untuk mewujudkannya. Agar cita-cita tersebut tidak hanya menjadi angan-angan, maka harus ada aksi nyata untuk mencapainya. Seperti kata Teh Indari, jika kita ingin menulis sebuah artikel, kita harus membaca minimal 10 artikel. Jika kita ingin membuat sebuah buku, kita harus membaca 10 buku. Jika kita ingin artikel kita diterima, maka kita harus mengirimkan artikel setiap hari. Dan yang harus kita yakini bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses...^_^...

No comments:

Post a Comment