Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Saturday 2 April 2011

Anakku, Segeralah Menikah

Nak, ada seorang lelaki baik yang memintamu kepada ayah. Temuilah dulu orangnya. Menurut ayah dia lelaki yang baik. Umurmu sudah sangat cukup. Sudah saatnya untuk membina rumah tangga. Kamu perempuan, tidak baik untuk menunda terus pernikahan. Apa yang membuatmu merasa belum siap untuk menikah. Teman-teman kuliahmu yang lain semuanya sudah menikah. Sudah memiliki anak, bahkan beberapa telah memiliki lebih dari 2 anak. Apalagi yang engkau harapkan dalam hidup ini. Kuliah telah kau selesaikan, kaupun memiliki pekerjaan yang bagus. Memang kamu sudah memiliki penghasilan sendiri. Kamu bisa menghidupi dirimu sendiri tanpa bantuan dari orangtuamu. Tidak merasakah engkau bahwa saatnya kamu untuk menikah. Tahun depan usiamu akan menginjak kepala 3. Apakah kamu tidak takut tidak akan ada lagi lelaki yang menginginkan dirimu. Kebanyakan lelaki mengingikan seorang istri yang muda dan energik. Maafkan ayah, maafkan ayah karena tidak bisa mencarikan seorang lelaki yang baik yang bisa menjadi pendamping hidupmu. Adalah kewajiban ayahmu ini untuk mencarikan suami untukmu. Maafkan jika sampai saat ini ayah belum bisa menikahkanmu. Jangan marah pada ayah.
Mungkin itulah yang dikhawatirkan oleh kebanyakan orangtua yang anak gadisnya belum saja menikah diusia akhir 20 an. Pasti seorang ayah akan khawatir putrinya tidak akan atau terlambat untuk menikah. Bukan karena sang ayah tidak mampu lagi untuk menjaga lagi putri kesayangannya. Tapi seorang ayah takut putri kesayangannya tidaj dapat memperoleh kebahagian sebuah pernikahan. Seorang ayah khawatir tidak ada lagi yang menjaga putri kesayangannya kelak setelah dia tidak ada.
Ayah, maafkan aku. Bukannya aku tidak ingin menikah. Siapa yang tidak ingin menikah dengan usiaku saat ini. Sungguh aku merasa iri melihat semua teman-temanku semasa SMA dan kuliah telah mendapatkan pendamping hidup. Akupun iri melihat teman-temanku yang sedang menggendong atau menggandeng anak-anaknya. Dengan usiaku saat ini pun terkadang aku merasa sedih jika ada yang bertanya kepadaku alasan aku belum menikah.
Tapi ayah, engkau tidak perlu untuk memintamaaf karena engkau belum menikahkanku. Sungguh aku ridho dengan keadaanku sekarang. Aku mempunyai ayah yang sangat baik dan pengertian. Aku mempunyai ibu yang sangat mencintaiku. Akupun memiliki adik-adik yang bisa kubanggakan. Aku mempunya keluarga yang terbaik. Sungguh aku bersyukur dengan itu.
Ayah, aku yakin Allah akan memberikan jodoh yang terbaik untukku disaat yang terbaik, disaat yang tepat. Jadi ayah, jangan sedih karenaku. Ayah juga harus yakin bahwa kelak nanti suamiku adalah orang yang akan menyayangiku, menyayangi engkau dan ibu, menyayangi adik-adikku, menyayangi keluargaku. Jadi yakinlah ayah akan ketetapan Allah.
Yakinlah ayah bahwa aku ini adalah perempuan yang kuat dan mandiri.

No comments:

Post a Comment