Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Saturday 16 July 2011

Dia Yang Membuat Jantungku Berdegup Kencang


Hari itu cerah. Secerah hatiku yang dengan riang naik bis menuju tempat mengajar. Matahari bersinar terik dengan semangat menampilkan panasnya. Begitu juga semangat yang menggelora dalam diriku di Jum’at yang berkah.
Seperti biasa hari itu, di batas kota Bandung-Cimahi, aku naik bis metro mini. Aku duduk di kursi paling belakang. Dengan asyik aku ber sms an dengan teman. Bis yang ’ngetem’ lama pun tidak membuatku marah. Setelah beberapa lama bis pun melaju dengan pelan.
Deg, saat itu pun datang. Jantungku tiba-tiba berdegup dengan kencangnya. Oh, dia datang. Dia naik bis ini.  Ya Allah, bagaimana ini. Oh, Dia duduk di sebelahku. Jantungku berdegup dengan sangat kencang sekali, sampai aku kira aku bisa mendengarkan debaran jantungku yang berdetak tak menentu. Ya Allah, apakah karena lelaki yang duduk di sebelahku ini. Oh, seringkali aku bertemu dengan dia di dalam bis ini sampai aku bisa merasakan kehadirannya ketika dia naik ke dalam bis. Wajahnya telah terekam dalam otakku sehingga aku bisa lansung mengenalinya ketika dia memasuki bis ini. Tapi aku tak menyangka kalau dia duduk di sebelahku. Selama ini aku selalu mengamati dia dari jauh. Hanya bisa mengamatinya bergerak dan bernafas dengan jantungku yang berdebar keras.
Ya Allah kenapa kau hukum aku dengan menempatkan dia di sebelahku. Dengan bisa mengamatinya dari jauh pun sudah cukup bagiku. Tapi Engkau telah menakdirkan dia untuk duduk di sebelahku. Aku akan menerima takdir-Mu ya Allah. Bagiku dengan dia duduk di sebelahku, aku yakin Engkau membuat aku menjadi kuat sebagai wanita. Tapi kalau aku bisa memilih, aku akan lebih senang jika dia tidak duduk di sebelahku.  Tapi sudahlah, aku akan menerima dengan senang hati walaupun hati ini tetap was was.
Dia pun beranjak dari tempat duduknya. Aku yakin apa yang dia lakukan. Aku yakin apa yang akan dia lakukan ketika dia naik bis ini. Sekian lama aku mengamatinya sampai-sampai aku dengan yakinnya tahu apa yang akan dia lakukan. Ya, betul sekali dia itu akan mencopet. Dasar copet sialan. Tega sekali kau hendak mencopet seorang nenek tua. Apa sih yang ada di hatimu itu. Apakah hatimu itu sudah buta. Apakah kau sudah tidak peduli lagi dengan dosa yang kau lakukan. Ah, lelaki, kau sudah membuat jantungku cenat cenut setiap kali kau naik bis yang sama denganku. Semoga suatu hari kau bertobat. 

1 comment: