Kabar gembira itu serentak datangnya. Belum lama ini diawal bulan Maret di tahun 2012 ini, saya mendengar kabar gembira dari kedua sahabat saya yang sudah saya anggap sebagai adik sendiri. Kabar pertama datang dari Nani, salah seorang saudari saya dengan mimpi yang sangat banyak sekali. Akhirnya setelah dalam masa penantian yang mendebarkan, Nani ini berhasil medapatkankan mimpinya untuk mendapatkan pengalaman di Indonesia Mengajar. Setelah tahun lalu tidak lolos dalam seleksi, tahun ini dia berhasil lolos dalam seleksi dan akan mengikuti tahap karantina pada bulan Mei. Saya pun ikut senang dengan keberhasilannya dan merasa bangga.
Kabar kedua datang dari saudari saya yang lain, Hanna. Dia membawa kabar bahwa dia sedang dalam proses pernikahan dengan sorang ikhwan yang sholeh dan tak lama lagi akan melansungkan pernikahan. Rasa bahagia pun menyelimuti hati saya. Akhirnya kedua saudari saya ini mendapatkan kebahagiaannya masing-masing.
Apa pasal yang membuat hati saya ini galau. Kurang lebih 3 tahun kami hidup di bawah atap yang sama. Di dalam gedung yang sama. Hampir tiap malam kami menghabiskan waktu bersama. Hampir tiap akhir pekan kami menghabiskan waktu bersama dengan sekedar main atau jalan-jalan. Kami pun pernah mengalami hal pahit bersama, bersama-sama kami gagal, bersama-sama kami sukses, pun bersama-sama kami tertawa dan menangis.
Masih belum terbayangkan saja apa yang akan terjadi ketika mereka meninggalkanku. Mungkin hal ini lah yang membuat saya sedikit galau. Ketika kedua saudari saya ini maju melangkah, menggapai impian mereka. Saya masih tertinggal di sini di gedung yang lama. Sepertinya, harus mulai saya membuat rencana hidup tanpa ada mereka di dekat saya. Sudah waktunya untuk menata ulang rencana saya ke depan.
Tidak boleh ada kata galau dalam kamus kita. yang harus ada adalah kata ‘move on’. Apapun yang terjadi kita harus selalu maju. Dengan ada atau tidak adanya orang lain di dekat kita, kita harus tetap maju dan berkarya.
No comments:
Post a Comment