Ketika kita berdo’a
meminta sesuatu pada Allah, seringkali permintaan itu tidak terkabul. Terkadang
kita bertanya-tanya kenapa do’a kita tidak dikabulkan padahal permintaan kita
tidak berlebihan dan tidak buruk.
Adakalanya engkau meminta sesuatu pada
Allah tetapi permintaanmu tidak dikabulkan, namun engkau diberinya sesuatu yang
lebih baik daripada yang engkau minta, langsung maupun tidak langsung. Dia
memalingkanmu pada sesuatu yang lebih baik bagimu (Ali bin Abi Thalib)
Ya, benar sekali. Allah
sangat tahu apa yang terbaik bagi kita karena yang kita sangkakan baik untuk
kita belum tentu baik bagi kita, dan apa yang kita sangkakan buruk bisa jadi
ternyata baik bagi kita.
Jadi ketika saya meminta
jodoh saya segera datang tapi Allah tidak saja kunjung memberikannya, maka saya
akan berbaik sangka bahwa Allah akan memberikan hal yang terbaik kepada saya. Bisa
jadi Allah sedang lebih menempa saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik
sehingga sepadan untuk bersanding dengan jodoh saya kelak. Atau Allah pun
sedang menempa jodoh saya kelak sehingga kami sama-sama sepadan untuk
bersanding dan kekal menjadi jodoh dunia akhirat (kok jadi mirip lagu dangdut ‘jodoh
dunia akhirat).
Tentu saja jodoh di
dunia dan akhirat adalah dambaan tiap pasangan yang berbahagia. Ketika mengalami
kebahagian di dunia dengan pasangan kita maka kita pun berharap untuk menjadi
pasangan yang kekal nanti di alam yang kekal juga, surga.
Mungkin wajar jika pada
usia di atas 30, saya sebagai perempuan yang belum menikah merasa galau. Manusiawi
jika rasa galau menyergap. Sangat manusiawi sekali menurut saya. Malah, jika
perempuan +30 tahun yang masih lajang tidak merasa galau, harus dipertanyakan
sebab dia tidak merasa galau. Wajar perasaan galau itu hadir, bukan sesuatu
yang berlebihan. Yang menjadi intinya bagaimana kita meminimalisir rasa galau
itu dengan keyakinan yang kuat dan persangkaan yang baik kepada Allah. Yakin bahwa
Allah telah menyiapkan jodoh yang luar biasa untuk kita dan berbaik sangka
bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya sendiri tanpa pasangan.
Tugas kita sebagai
perempuan yang masih melajang dan sedang menunggu jodohnya datang adalah tetap
istiqomah melakukan amal baik, terus memperbaiki diri, dan tetap berdo’a
meminta yang terbaik. Tidak bijaksana jika hanya menunggu dengan tangan terpaku
di dagu. Tapi kita harus menunggu dengan produktif. Menunggu sambil terus
memantaskan diri dan tetap yakin bahwa Allah hanya akan memberi yang terbaik. Wallahu’alam
… ^_^…
*edisi liat yang siap-siap buat nikahan
di depan kamar kosan (usia perempuannya 22 tahun)
No comments:
Post a Comment