Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday 21 August 2017

I Write Because I Care

Saya menulis karena saya peduli...Peduli terhadap apa?... Tulisan apa yang akan saya buat?... Apakah benar tulisan saya bisa menjadi bentuk sebuah kepedulian?...

Jawabannya to be continued....

Friday 18 August 2017

Belajar Dari Kecoa

Tau binatang kecoa kan?...binatang yang menjijikkan, bau, pokoknya nyebelin apalagi kalo sudah terbang dan nemplok kena muka...atau nyelinap ke dalam celana atau baju...hiiiy..Dan bahkan ada sebutan bagi yang phobia kecoa yang disebut katsaridaphobia

Nah, ko bisa sih belajar dari kecoa...????

Ternyata kecoa itu binatang yang kuat, walaupun kepalanya sudah terlepas, ni binatang masih bisa bertahan hidup selama satu minggu. Kecoa juga binatang yang paling mudah dan cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan yang lebih hebatnya nih, ternyata kecoa juga punya radar khusus yang bisa mendeteksi rasa takut dari lingkungannya. Jadi kecoa bisa tau kalo kita takut atau jijik sama mereka. Nah, bukannya menjauh, nih kecoa bakalan mendekati orang-orang yang mengeluarkan hormon rasa takut.

Daya bertahan ni kecoa juga patut diacungi jempol. Selain bisa bertahan hidup tanpa kepala, kecoa juga memiliki pelindung kuat di punggungnya. Jadi, kalau dipukul gak teralu kuat, nih kecoa gak akan mati, dia akan membalikkan badannya. Nah setelah badannya terbalik, dia pun mampu bertahan dengan posisi badan yang terbalik. Dan ketika kita sudah menduga kecoa itu mati, trus kita akan menyapunya, maka amazingly, kecoa yang kita sangka mati karena tidak bergerak itu, akan tetiba bergerak dan berlari.

Kecoa itu telah hadir di muka bumi sejak 300 juta tahun yang lalu, berarti lebih tua dari dinosaurus. Nah, kenapa kecoa tidak punah?... Hal ini disebabkan daya tahan dan daya adaptasi yang luar biasa dari kecoa.  

Nah, jadi apa sih hikmah yang bisa kita ambil dari binatang yang menjijikkan ini. Ternyata banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dari hamba Allah yang satu ini. Daya tahan yang luar biasa, kita sebagai manusia harus memiliki daya tahan yang kuat tidak lemah. Mudahnya kecoa dalam beradaptasi juga bisa kita teladani. Kita sebagai manusia harus mudah beradaptasi. Beradaptasi dalam berbagai kondisi dan situasi. 

Wallahua'alam...^_^..

Friday 11 August 2017

The Power of Women (Emak-Emak)

Akhir-akhir ini term 'The Power of Emak-Emak' makin powerful saja, setelah foto motor yang dikendarai seorang ibu menerjang cor an beton yang masih basah. Sebenernya sih istilah the power emak-emak ini tidak selalu negatif, ada juga ketika the power of emak-emak di medsos menghancurkan kepongahan Sari Roti dan 'menyelamatkan' beras Makyuus. Yah kita tau lah siapa yang beli roti atau beras buat kebutuhan keluarga. Yup, ibu-ibu lah yang beli beras atau roti buat disantap anggota keluarga lainnya. Emak-emak yang aktif di medsos kompak memboikot Sari Roti setelah, pihak Sari Roti terbukti membela si penista agama dan yang terjadi selanjutnya, produk Sari Roti tidak laku. Hal ini dibuktikan dengan menumpuknya produk roti tersebut di rak-rak minimarket ataupun supermarket. 

Kejadian yang sama terulang ketika Polri dengan semena-mena menuduh beras Makyuus oplosan dan pemiliknya ditangkap karena menetapkan HET yang terlalu tinggi. Dan apa yang terjadi selanjutnya berkebalikan dengan apa yang terjadi pada Sari Roti. Dengan 'The Power of Emak Emak' terutama di medsos, beras Makyuus malah laku di pasaran. Para ibu-ibu berpendapat bahwa tindakan Polri dalam menggerebek gudang PT IBU (produsen beras Makyuus), menangkap pemiliknya dan memberitakan bahwa beras Makyuus itu oplosan terlalu semena-mena. Apalagi setelah komisaris PT IBU mengklarifikasi kebenarannya bahwa PT IBU membeli gabah langsung ke petani dengan harga yang lebih tinggi, kemudian PT IBU ini juga dimiliki oleh pengusaha muslim, dan ternyata banyak testimoni yang menyatakan bahwa kualitas beras Makyuus ini memang bagus. Maka terjadilah teror bagi Polri. Para emak-emak ini dengan semangat jihad medsos nya, men-share berita-berita tentang kebenaran dari beras Makyuus dan semakin menguak kebohongan Polri. Dengan kekuatannya, emak-emak ini berhasil mendongkrak penjualan beras Makyuus. Ibu-ibu yang sebelumnya tidak mengetahui tentang beras Makyuus ini dan tidak membelinya, setelah kasus ini banyak ibu-ibu yang membeli beras Makyuus untuk kebutuhan makan keluarganya.

So, jangan anggap remeh the power of emak emak. Karena dengan jari-jarinya dan mulut-mulutnya, emak-emak mampu menggoncangkan dunia. Dan ingat surga itu di bawah telapak kaki ibu.