Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday, 10 December 2012

Happily Ever After, Bahagia Selamanya


Kata-kata happily ever after atau bahagia selamanya selalu ada di akhir cerita dongeng anak-anak seperti Cinderella, Snow White, Beauty and the Beast. Begitu juga cerita dongeng anak-anak atau cerita rakyat asal Indonesia seperti kisah Bawang Merah dan Bawang Putih dimana diceritakan bahwa sang pangeran meminang Bawang putih dan mereka hidup bahagia selamanya.
Tetapi apakah benar-benar mereka hidup bahagia selamanya. Apakah setelah Pangeran menikahi Cinderella mereka berdua benar-benar hidup bahagia selamanya. Atau apakah memang benar Bawang Putih hidup bahagia bersama dengan Pangeran. Atau apakah seorang putri seperti Jasmine hidup bahagia selamanya bersama Aladin, si pemuda miskin.
Apakah kata-kata bahagia selamanya hanya ada dalam cerita dongeng anak-anak pengantar tidur. Apakah kalimat ‘hidup berbahagia selamanya’ hanyalah sebuah kalimat yang tidak mungkin dalam kehidupan nyata.
Dalam cerita Aladin, putri Jasmine yang cantik lagi kaya jatuh cinta pada seorang pemuda miskin bernama Aladin. Pada akhirnya mereka menikah dan diceritakan bahwa mereka hidup bahagia selamanya. Sekarang, mari kita melihat pada kenyataannya yang ada di sekitar kita. Seorang perempuan berasal dari kalangan berada, lalu dia menikah dengan seorang pemuda yang berasal dari keluarga sederhana. Apakah dalam kehidupan sehari-hari mereka bisa hanya mengandalkan modal cinta saja. Apakah seorang perempuan yang terbiasa dengan lingkungan serba ada mampu membiasakan dirinya dengan kehidupan seadanya saja yang mampu diberikan oleh suaminya. Apakah, si perempuan yang terbiasa dilayani dengan banyaknya pembantu di rumah sebelumnya mampu mengurus rumahnya seorang diri tanpa bantuan dari orang lain. Jawabannya adalah mungkin saja tapi mustahil. Kata mustahil tidaklah mengada-ada. Banyak sekali cerita tentang perceraian yang terjadi karena kondisi ekonomi yang lemah. Jangankan perempuan yang berasal keluarga kaya saja yang mengeluhkan penghasilan suami yang minim, perempuan biasa saja jika penghasilan suami tidak mencukupi kehidupan rumah tangga sehari-hari akan mengeluh. Jadi, ketika kisah Putri Jasmine dan Aladin yang hidup bahagia selamanya setelah menikah ada dalam kehidupan nyata maka itu akan menjadi hal yang luar biasa.
Atau kisah Cinderella yang menikah dengan Pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya. Apakah hal itu bisa benar-benar terjadi pada kisah nyata. Diceritakan bahwa Cinderella adalah perempuan sederhana yang tinggal bersama ibu tiri dan kakak perempuan tiri. Cinderella diperlakukan layaknya seorang pelayan tanpa dibayar. Cinderella terbiasa dengan kehidupan menderita selama bertahun-tahun sampai akhirnya dia dinikahi oleh seorang pangeran. Sekarang kita lihat dalam kehidupan nyata di sekitar kita. Seorang perempuan yang berasal dari keluarga sederhana menikah dengan seorang laki-laki bangsawan yang kaya. Apakah perempuan tersebut mampu beradaptasi dengan keadaan suaminya yang bangsawan dan kaya. Apakah disebut kebahagian jika dia merasa tertekan dan rendah diri ketika berada di tengah-tengah keluarga bangsawan dan kaya suaminya.
Apakah kisah bahagia selamanya itu bisa jadi kenyataan. Tentu saja bahagia selamanya bisa kita dapatkan ketika kita berada di dalam surga kelak. Kalimat bahagia selamanya itu akan benar-benar terwujud. Tapi apakah bahagia selamanya bisa ternjadi di dunia. Tentu saja bisa jika kita mencari kebahagiaan itu hanya kepada Alloh SWT. Ketika kita saliong mencintai hanya karena Alloh. Suami mencintai istri karena Alloh. Istri mencintai suami karena Alloh. Orangtua mencintai anak-anaknya karena Alloh. Anak-anak mencintai orangtuanya karena Alloh. Manusia mencintai manusia lain karena Alloh semata. Maka, ketika mencintai dan bahagia karena Alloh, kebahagian hakiki akan terwujud. Wallahu’alam … ^_^…

No comments:

Post a Comment