Sekarang ini banyak
orang yang mempunyai ‘mimpi’ menjadi seorang PNS. Kalau dulu mungkin masih
sangat banyak orang dengan mimpi menjadi pengusaha. Dulu menjadi seorang
pengusaha dianggap keren. Menjadi pengusaha yang sukses artinya banyak uang dan
punya banyak bawahan. Menjadi pengusaha juga membuka lapangan pekerjaan untuk
banyak orang. Tidak terlalu banyak yang ingin menjadi PNS karena gajinya tidak
terlalu besar dan menjadi PNS juga tidak dianggap pekerjaan yang menarik dan
menantang.
Tapi sekarang ini keadaannya
terbalik hampir 360 derajat. Banyak orang yang berbondong-bondong mendaftarkan
diri menjadi PNS dan tampaknya tidak terlalu banyak orang yang mau jadi
pengusaha. Kira-kira apa ya sebabnya terjadi perubahan yang sangat signifikan
ini.
Ternyata menjadi PNS itu
dianggap akan mendapatkan masa depan yang pasti. Dengan dana pension dipastikan
seorang PNS akan mendapatkan masa depan yang cerah. Menjadi PNS juga dianggap
pekerjaan yang sangat aman, aman dari pemecatan, aman dari tuntutan, aman dari
jam kerja lembur, aman dari kebangkrutan dan ‘amanaman’ yang lainnya lagi.
Jika dibandingkan dengan
menjadi seorang pengusaha yang ‘sangat tidak aman’. Seorang pengusaha harus
bekerja sangat keras untuk menjadi sukses. Menjadi pengusaha juga dihadapkan
pada tekanan-tekanan yang mengharuskan dia mengambil resiko, resiko bangkrut,
banyak utang dan resiko-resiko yang lainnya. Pun begitu dengan menjadi seorang
pegawai swasta yang tidak akan aman dengan pemecatan dan juga jam kerja lembur.
Jika hasil kerja dari seorang pegawai swasta tidak terlalu memuaskan maka bisa
saja atasannya mem-PHK kan jenis karyawan yang tidak sesuai dengan tuntutan
pekerjaan. Ditambah lagi mimpi buruk ‘lembur’ yang sering menghantui para
pekerja swasta.
So, dengan nyamannya
Jenis pekerjaan seorang PNS, maka orang-orang pun berbondong-bondong
mendaftarkan dirinya untuk menjadi PNS. Apapun akan dilakukan untuk menjadi
seorang PNS, dari cara yang halal sampai dengan cara yang tidak halal. Sudah
menjadi rahasia umum tentang jual beli kursi PNS. Banyak oknum yang menawarkan
kursi PNS asalkan menyerahkan nominal rupiah yang nilainya tidak sedikit.
Berdasarkan laporan ICW, untuk masuk menjadi kategori 2 saja, (kategori 2
adalah honorer yang telah bekerja di instasi pemerintah minimal 8 tahun) banyak
orang yang ‘rela’ mengeluarkan ‘bujet’ puluhan juta. Menjadi kategori 2 belum
tentu diangkat menjadi PNS karena harus melewati seleksi. Bisa dibayangkan
berapa banyak uang yang harus dikeluarkan jika ingin lansung diangkat menjadi
PNS.
Uang sebesar 100-150
juta diperkirakan menjadi upeti untuk jalan mulus menuju kursi PNS. Dengan cara
tidak halal, mereka menjadi PNS. Padahal jatah kursi itu bisa jadi menjadi hak
orang lain. Bayangkan, berapa tahun hingga dia pension, uang yang dia dapatkan
dari gaji seorang PNS seharusnya bukan hak dia tapi orang lain. Apakah berkah
gaji yang dia terima selama dia bekerja. Wallahu’alam.
Menurut akal jika
mempunya dana sekitar 100-150 juta, daripada digunakan untuk menyuap agar bisa
menjadi PNS akan jauh lebih baik jika dana tersebut digunakan untuk modal
membuka usaha. Tapi ‘mereka’ berdalih jika digunakan untuk usaha belum tentu
usahanya maju dan modal akan terbuang dengan percuma. Berbeda jika digunakan
untuk menyuap, mereka akan mendapat ganti uang tersebut lewat gaji bulanan yang
mereka terima plus dana pension untuk hari tua plus tunjangan-tunjangan dan
plus yang lainnya lagi.
Begitu menggiurkannya
posisi PNS sehingga menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkannya. Walaupun masih
banyak yang mendapatkan posisi PNS dengan halal, kerja keras dank arena usaha
sendiri, tapi banyak pula yang mendapatkan posisi PNS itu dengan cara yang
tidak halal, menggunakan uang sebagai pelican, mengandalkan kekerabatan dengan
pejabat yang bersangkutan, dan cara tidak halal lainnya lagi. Menjadi PNS
bukanlah sesuatu yang buruk jika memang diniatkan untuk ibadah dan didapatkan
dengan cara yang halal. Wallahu’alam …^_^…
No comments:
Post a Comment