Judul:
PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS 2 SEKOLAH DASAR
Abstrak
Keterampilan menulis adalah
keterampilan yang penting untuk dikuasai tapi juga paling sulit untuk dikuasai.
Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah banyak
ditentukan kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran menulis
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran bahasa.
Kurangnya penggunaan media yang cocok dan kurangnya latihan menjadi alasan
rendahnya keterampilan menulis siswa. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian
ini adalah penggunaan media big book dalam meningkatkan keterampilan menulis
kalimat sederhana di kelas 2 sekolah dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dan hasil belajar dari keterampilan
menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media big book. Observasi dan
analisis data digunakan sebagai desain dan prosedur penelitian dan diperkuat
oleh Siklus Perbaikan Pembelajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
media big book berhasil membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan mereka
dalam menulis kalimat sederhana. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatkan nilai
rata-rata. Pada pra-siklus diperoleh nilai rata-rata 55,45, pada siklus I
meningkat menjadi 74,85 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 78,48.
Kata
kunci: kalimat sederhana, keterampilan menulis, media big book
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
yang harus dikuasai. Dengan keterampilan menulis yang cakap seseorang dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk maksud dan tujuannya. Dalam menulis
siswa memiliki tugas untuk menyusun kata dan kalimat dengan tepat agar
tulisannya dapat dipahami oleh pembaca dengan jelas.
Meskipun telah disadari bahwa penguasaan bahasa tulis
mutlak diperlukan dalam kehidupan modern, dalam kenyataannya pengajaran
keterampilan menulis kurang mendapatkan perhatian. Pelajaran menulis kalimat
atau mengarang sebagai salah satu aspek dalam pengajaran bahasa Indonesia
kurang ditangani secara sungguh-sungguh. Akibatnya keterampilan menulis siswa
kurang memadai. Keterampilan menulis merupakan ketrampilan berbahasa yang
sangat penting bagi siswa, disamping keterampilan berbahasa lainnya, baik
selama mereka menikuti pendidikan di berbagai jenjang maupun dalam kehidupannya
nanti di masyarakat. Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di
sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu,
pembelajaran menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam proses
pembelajaran bahasa. Menurut syafi’e (dalam Saddhono dan Slamet: 2014, 150)
keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya
di sekolah.
1.
Identifikasi Masalah
Dalam menulis siswa memiliki tugas untuk menyusun
kata dan kalimat dengan tepat agar tulisannya dapat dipahami oleh pembaca
dengan jelas. Sayangnya, masih banyak siswa sekolah dasar kesulitan untuk
menyusun kata-kata menjadi kalimat atau menyusun beberapa kalimat menjadi
sebuah paragraf. Sehingga muncul pernyataan bahwa Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang dirasa paling sulit dibandingkan keterampilan
berbahasa lainnya seperti, menyimak, berbicara dan membaca.
Kesulitan siswa sekolah
dasar, khususnya di kelas rendah adalah menentukan subjek, predikat, objek atau
keterangan dalam sebuah kalimat. Masih banyak diantara siswa sekolah dasar
kelas rendah menulis sebuah kalimat tanpa struktur kalimat yang lengkap.
Diantara siswa tersebut masih banyak yang kurang tepat dalam memilih subjek,
predikat ataupun objek dari sebuah kalimat. Beberapa siswa tidak menempatkan
subjek dalam kalimatnya. Beberapa siswa yang lainnya kurang tepat dalam
menempatkan kata kerja atau predikatnya.
2. Analisis
Masalah
Belum berkembangnya
pembelajaran menulis di sekolah dasar bisa dikarenakan belum optimalnya
penggunaan media yang mendukung siswa untuk belajar menulis lebih baik. Masih
banyak guru yang belum mampu menggunakan media yang tepat untuk dapat membantu
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Kurangnya latihan menulis juga bisa
menjadi sebab dari rendahnya keterampilan menulis siswa. Padahal keterampilan
menulis siswa itu bisa meningkat jika siswa tersebut latihan dengan intens. Hal
ini sesuai dengan pendapat Hartati dan Cuhariah (2015: 167) yang menyatakan
bahwa latihan menulis dengan berbagai ragam latihan mutlak harus dilakukan
untuk menguasai keterampilan menulis
3.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Siswa kelas awal memiliki karakteristik yang berbeda
dengan siswa kelas lanjutan. Siswa kelas awal memiliki rentang konsentrasi yang
pendek sehingga dibutuhkan alat atau media pendukung yang mampu membuat mereka
tertarik dengan pelajarannya. Pembelajaran menulis di kelas awal memerlukan
alat atau media yang dapat membantu siswa dalam mengoptimalkan keterampilan
menulisnya. Media pembelajaran yang menarik seperti gambar, grafik, video atau
objek yang menarik perhatian akan mampu membantu proses belajar menulis siswa
kelas awal dengan optimal.
Salah satu media yang bisa digunakan dalam proses
belajar dan mengajar bahasa, khususnya menulis permulaan di kelas adalah Big
Book.
Dengan penggunaan media Big
Book, diharapkan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi oleh guru dalam mengajarkan pembelajaran menulis dan sebagai pemecahan
masalah bagi siswa yang kesulitan meningkatkan keterampilan menulisnya.
Penggunaan media Big
Book ini juga menjadi prioritas dalam upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis kalimat siswa kelas 2 Sekolah Dasar.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
masalah penelitian dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Rendahnya keterampilan menulis siswa.
2. Penggunaan model pembelajaran yang
digunakan belum bervariasi dan bermakna.
3. Proses penyampaian materi pelajaran
belum mengembangkan keterampilan siswa dalam menulis.
Berdasarkan
latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses proses pembelajaran
menulis kalimat sederhana siswa sekolah dasar kelas 2 dengan menggunakan media Big
Book?
2. Seberapa besar hasil belajar menulis
kalimat sederhana siswa sekolah dasar kelas 2 dengan menggunakan media Big
Book?
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini
untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses
pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media Big
Book.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar
menulis kalimat sederhana siswa sekolah dasar kelas 2.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada pihak-pihak yang berkaitan
dalam pendidikan.
1. Bagi guru, dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan media Big
Book di dalam kelas yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pembelajaran menulis.
2. Bagi siswa, diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat menumbuhkan keaktifan dan interaksi siswa dalam
pembelajaran menulis, serta memotivasi siswa untuk belajar menulis dengan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis dan
menulis.
3. Bagi sekolah, penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis pada siswa sekolah
dasar.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran tentang penggunaan media Big
Book dalam pembelajaran, untuk digunakan sebagai bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
Kajian Pustaka
A.
Media Pembelajaran
1.
Hakikat Media
Media adalah alat
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely dalam Sundayana
(2014:14) menyatakan bahwa media jika digunakan dengan tepat akan membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Menurut Hamidjoyo dalam
Sundayana (2014:4) menyatakan batasan media sebagai bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau
pendapat sehingga ide, gagasan dan pendapat yang dikemukakan itu sampai pada
penerima yang dituju.
2.
Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran
Sadiman dalam Sundayana
(2014:5) menyatakan bahwa media mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.
Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalitas
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
3.
Menimbulkan
gairah belajar.
4.
Memungkinkan
anak untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori
dan kinestetiknya.
5.
Memberikan
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.
6.
Penyampaian
pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
7.
Pembelajaran
dapat lebih menarik.
8.
Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
9.
Waktu
pelakasanaan pembelajaran dapat diperpendek.
10.
Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan.
11.
Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
12.
Sikap
positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
B.
Big Book Sebagai Media Pembelajaran
Menulis
Big Book
atau buku besar adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar
yang besar. Ukuran Big Book beragam dari mulai ukuran A3, A4, A5 atau dengan
ukuran yang lebih besar lagi. Ukuran Big Book harus mempertimbangkan segi
keterbacaan seluruh siswa di kelas. Big Book dapat digunakan di kelas
awal karena Big Book memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan
siswa. Guru dapat memilih Big Book dengan isi cerita atau
topik yang disesuaikan dengan minat siswa atau sesuai dengan tema pelajaran.
(Buku Sumber untuk Dosen LPTK, Draft Januari 2014: 42)
Menurut Karges-Bone dalam Buku Sumber untuk Dosen
LPTK, (2014: 43), sebuah Big Book akan membuat pembelajaran
bahasa lebih efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Cerita
singkat (10-15 halaman), (2) Pola kalimat jelas, (3) Gambar memiliki makna, (4)
Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca, dan (5) Jalan cerita mudah dipahami.
Penggunaan
Big
Book dalam pembelajaran bahasa memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Memberi pengalaman membaca.
2. Membantu siswa memahami buku.
3. Mengenalkan berbagai jenis bahan bacaan kepada siswa.
4. Memberi peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang
baik.
5. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
6. Menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan
siswa.
Dengan ukurannya yang
besar disertai gambar yang menarik, dalam proses pembelajaran bahasa, Big
Book memiliki beberapa keuntungan, seperti:
1.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran bahasa yang
menyenangkan.
2.
Memungkinkan
siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membaca tulisan yang ada dalam Big
Book.
3.
Memungkinkan
siswa secara bersama-sama memberi makna pada setiap tulisan yang ada dalam Big
Book.
4.
Membantu siswa
untuk memahami hubungan antara bahasa lisan dan tulisan.
5.
Mengembangkan
semua aspek bahasa.
6.
Dapat diselingi
percakapan yang relevan mengenai isi cerita
dalam Big Book bersama siswa sehingga terjadi proses belajar yang
interaktif. Topik bacaan akan berkembang sesuai dengan pengalaman dan imajinasi
siswa. (Buku Sumber untuk Dosen LPTK, Draft Januari 2014: 44)
Berikut adalah langkah-langkah membuat Big
Book.
1. Siapkan kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10
halaman atau 10-15 halaman, spidol warna, lem dan kertas HVS.
2. Tentukan topik cerita.
3. Kembangkan topik cerita menjadi cerita untuh dalam
kalimat-kalimat singkat.
4. Tentukan gambar atau ilustrasi untuk setiap halaman.
5. Buatlan desain cerita dan gambar/ ilustrasi.
6. Tuliskan kalimat singkat di atas kertas HVS.
7. Tempelkan setiap kalimat tersebut di halaman yang
sesuai dengan gambar/ilustrasi.
8. Ide cerita Big Book dapat diambil dari
kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari di kehidupan siswa. Ide yang lain
juga bisa diambil dari informasi penting yang berisi pengetahuan, prosedur,
atau jenis teks lainnya yang sesuai dengan tema di setiap kelas yang sesuai
dengan kurikulum yang dikembangkan.
(Buku
Sumber untuk Dosen LPTK, Draft Januari 2014: 45)
C.
Menulis
1.
Hakikat Menulis
Menulis bisa dikatakan
sebagai kegiatan yang membentuk simbol-simbol. Tetapi menulis lebih dari
sekedar memproduksi simbol grafis, seperti berbicara yang diartikan bukan hanya
sebagai produksi suara. Simbol-simbol ini harus disusun, berdasarkan konvensi
tertentu, untuk membentuk kata-kata dan kata-kata disusun untuk membentuk
kalimat.
Menulis
dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15). Menulis, menurut
McCrimmon (dalam Saddhono dan Slamet: 2014, 151), merupakan kegiatan menggali
pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah
dan jelas.
Slamet
(2008:72) mengemukakan kemampuan menulis yaitu kemampuan berbahasa yang
bersifat produktif; artinya, kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang
menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan.
Menurut
Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh
secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan
dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran.
Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah
mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan
andal tanpa banyak latihan menulis.
Menurut
Nurgiyantoro (2014: 422), aktivitas menulis merupakan sebuah bentuk manifestasi
kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi
menyimak, berbicara dan membaca. Dibandingkan ketiga kompetensi bahasa
tersebut, kompetensi menulis bisa dikatakan lebih sulit untuk dikuasai bahkan
oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan karena
kompetensi menulis menghendaki penguasaaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur
di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi dari tulisan. Baik unsur
bahasa maupun unsur isi pesan harus terjalin sedemikian rupa sehingga
menghasilkan tulisan yang runtut, padu dan berisi.
Kegiatan
menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau symbol-simbol visual dan
aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan. (Nurgiyantoro:2014,
423)
Pada dasarnya menulis
itu bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan
pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bentuk
bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang
sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi harus dikuasai.
Penguasaan terhadap
menulis berarti keterampilan untuk mengetahui dan memahami struktur bahasa yang
sesuai dengan kaidah yang berlaku. Keterampilan tersebut adalah sebagian dari
persyaratan keterampilan menulis seseorang untuk mengetahui, memahami, dan
menggunakan unsur-unsur kata, kalimat, paragraf, serta tata tulis
menulis.(Saddhono dan Slamet:2014, 153)
Menulis pada hakikatnya
adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan
lambang grafis tersebut.
2. Pembelajaran Menulis di SD
Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas
I sampai dengan kelas VI. Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan
bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Pada
pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan
tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Rofi’udin dan
Zuchdi (1998: 80-81), mengungkapkan bahwa pembelajaran menulis di SD dibagi
menjadi dua kategori yaitu pramenulis dan menulis.
1) Pramenulis meliputi:
a) melemaskan lengan dan menulis di
udara,
b) memegang pensil dengan benar,
c) melemaskan jari dengan mewarnai,
menjiplak, dan melatih
dasar menulis,
d) melemaskan jari dengan cara
menuliskan huruf di pasir, di meja,
dan di udara.
2) Pembelajaran menulis permulaan
meliputi:
a) penulisan huruf,
b) penulisan kata,
c) penggunaan kalimat sederhana,
d) tanda baca (huruf kapital, titik,
koma, tanda tanya).
3.
Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
yang harus dikuasai. Dengan keterampilan menulis yang cakap seseorang dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk maksud dan tujuannya. Dalam menulis
siswa memiliki tugas untuk menyusun kata dan kalimat dengan tepat agar
tulisannya dapat dipahami oleh pembaca dengan jelas. Keterampilan menulis
merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dimiliki siswa karena
kemampuan menulis berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan berbahasa lain,
yaitu membaca, menyimak, dan berbicara.
Keterampilan
menulis tidak dapat dicapai dengan mudah. Untuk mendapatkan keterampilan
menulis yang baik diperlukan latihan yang intens dan berkelanjutan. Latihan
menulis itu banyak bentuknya. Seperti yang disampaikan oleh Hartati dan
Cuhariah (2015: 167), berikut adalah beberapa ragam latihan menulis yang dapat
dilakukan oleh siswa, yaitu: latihan menyalin, dikte/ imla, melengkapi dan
mencocokan gambar dengan tulisan, dan mengarang sederhana.
Zuchdi dan Budiasih (1996: 62) menjelaskan bahwa
kemampuan menulis merupakan jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat
produktif, yaitu menghasilkan tulisan. Menulis memerlukan kemampuan kompleks,
yaitu kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan
gagasan secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan
kaidah tulis-menulis dengan baik. Kemampuan ini meliputi diksi, ejaan, kaidah
kebahasaan dan sistematika penulisannya.
Suriamiharja, dkk (1996: 1), mengemukakan bahwa
keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafik
yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan,
ide atau gagasan secara tertulis agar dapat dimengerti oleh orang lain.
4. Pengertian Menulis Kalimat Sederhana
J.S Badudu dan Zain (1996: 603) dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, mengemukakan bahwa kalimat yaitu “susunan kata atau kelompok
kata yang teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas”. W.J.S.
Poerwadarminta, (1984: 883) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengemukakan
bahwa sederhana yaitu “tidak banyak seluk beluknya, tidak banyak pernik”.
Berdasarkan pengertian di atas maka kalimat
sederhana diartikan sebagai kesatuan ujaran yang terdiri dari beberapa kata dan
mengandung maksud tertentu.
Pembelajaran
menulis di SD kelas awal merupakan pembelajaran menulis permulaan yang
difokuskan pada penulisan huruf, kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda
baca yang meliputi huruf kapital, titik, koma, dan tanda tanya (Rofi’uddin dan
Zuchdi, 1998: 80).
Berdasarkan penjelasan di atas, kegiatan menulis
kalimat sederhana yaitu kegiatan menulis permulaan yang terdiri dari beberapa
kata dan mengandung maksud tertentu.
5.
Evaluasi Pembelajaran Menulis
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran di kelas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dikutip
oleh Nurgiyantoro (2010: 9) dikemukakan bahwa penilaian merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik.
Guru dapat menggunakan berbagai cara penilaian untuk
mengetahui perkembangan belajar siswa. Pada pembelajaran menulis evaluasi dapat
dilakukan melalui dua macam cara, yakni dengan tes dan non tes. Teknik tes
maupun non tes dapat digunakan untuk mendapatkan informasi atau data tentang
siswa yang dinilai. Dalam hal ini guru harus menentukan kapan harus menggunakan
tes dan kapan menggunakan non tes.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek, Tempat, dan Waktu
Penelitian serta Pihak yang Membantu
1.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas 2 sebanyak 33 orang yang terdiri dari 25 siswa laki-laki
dan 18 siswa perempuan.
2.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SDN
Cicadas 8 Kota Bandung kelas 2 yang beralamat di Jl. Asep Berlian No. 33
Bandung
3.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 6 Maret 2016 sampai dengan 26 April 2016.
B. Desain Prosedur Perbaikan
Pembelajaran
Prosedur Penelitian
Tindakan Kelas II ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil ulangan Bahasa Indonesia mengenai
menulis kalimat dan hasil observasi awal digunakan sebagai bahan tindakan pada
siklus 1 dalam rangka meningkatkan aktivitas siswa pada pokok bahasan menulis
kalimat.
Berdasarkan hasil
pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang
telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan
atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi
agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekadar mengulang dari apa
yang telah dilakukan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang
diteliti dapat diatasi. Berikut adalah pelaksanaan tindakan kelas menurut
I.G.A.K Wardhani:
1. Perencanaan Tindakan
Pada kegiatan ini yang
dilakukan peneliti meliputi penyusunan rancangan tindakan seperti RPP,
menyiapkan metode yang sesuai dengan konsep yang dibahas serta instrumen penilaian yang akan
digunakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan
penerapan dari rancangan yang telah dirancang pada tahap perencanaan.
Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari proses belajar mengajar, evaluasi/
observasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklusnya.
Prosedur umu pembelajaran yang ditempuh
untuk perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Memulai pembelajaran dengan menarik
perhatian siswa, memotivasi siswa, mengaitkan pelajaran dengan pengalaman
siswa, dan menggambarkan garis besar materi dan kegiatan pembelajaran.
b. Melakukan pembelajaran sesuai dengan
tujuan atau hakikat materi pembelajaran, perkembangan dan kebutuhan siswa,
situasi dan lingkungan belajar.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media Big Book.
d. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
secara klasikal.
e. Merancang pengelolaan kelas dengan
menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar serta pengorganisasian siswa
secara klasikan.
f. Melaksanakan penilaian pembelajaran.
g. Menyimpulkan hasil pembelajaran.
h. Melakukan tindak lanjut pembelajaran.
Prosedur khusus
pembelajaran yang ditempuh untuk perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
pokok bahasa menulis kalimat sesuai dengan inti pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Secara klasikal siswa membaca cerita
melalui media Big Book.
b. Siswa dan guru bersama-sama membaca
dengan bantuan media Big Book.
c. Siswa secara berkelompok membaca
cerita melalui media Big Book.
d. Siswa melakukan latihan menulis
kalimat berdasarkan gambar.
e. Guru membimbing siswa dalam melakukan
latihan menulis kalimat.
f. Siswa melakukan latihan menulis
kalimat dengan berdasarkan gambar yang dibuatnya sendiri.
g. Siswa membuat Big Book dengan
menggambar dan menulis kalimat sendiri sesuai dengan gambar yang dibuatnya.
h. Guru melakukan penilaian proses
terhadap siswa pada kegiatan yang ditugaskan guru.
i. Guru memeriksa, menilai dan
melaporkan hasil kerja siswa serta memberikan penghargaan terhadap hasil kerja
siswa dengan kinerja baik.
3. Observasi
Dalam
pelaksanaan tindakan kelas observasi dilaksanakan setelah melihat hasil dari
penelitian tersebut kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan yang
selanjutnya dianalisis apakah hasilnya baik atau kurang baik. Namun demikian
kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas dapat disejajarkan
kedudukannya dengan kegiatan pengumpul data dalam penelitian formal.
Dilihat
dari cara melakukannya, menurut Wardhani
(2014 : 2.25) observasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Observasi terbuka , dalam
observasi terbuka pengamat tidak menggunakan kertas observasi, melainkan hanya
menggunakan kertas kosong untuk merekam pelajaran yang diamati.
2. Observasi terfokus, observasi
terfokus secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari
pembelajaran.
3. Observasi terstruktur, observasi
terstruktur menggunakan instrument observasi yang terstruktur dan siap pakai,
sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (v) pada tempat yang
disediakan.
4. Observasi sistematik, lebih rinci
dari observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati.
Sasaran dilakukannya observasi adalah untuk
menemukan hal-hal berikut:
a. Seberapa jauh pelaksanaan
tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Seberapa banyak pelaksanaan
tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan.
c. Apakah terjadi dampak tambahan
atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti
dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya.
d. Apakah terjadi dampak sampingan
yang negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya.
Pada
tahap observasi ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah menghimpun data
dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah dipersiapkan untuk dapat
menghasilkan temuan dan masukan selama penelitian berlangsung dalam upaya untuk
merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
4. Refleksi
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan analisis sintetis, interpretasi,
dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh sehingga data yang tercatat maupun yang tidak
tercatat tetapi sempat terekam oleh peneliti, dikonfirmasikan dan dianalisis
serta dievaluasi untuk dimaknai supaya dapat diketahui pelaksanaan tindakan
yang telah disebut dapat dicapai atau belum agar peneliti mendapatkan kejelasan
tindakan baru yang akan dilakukan kemudian. Kegiatan refleksi, merupakan
kegiatan untuk menemukan hal-hal tertentu untuk kemudian dilanjutkan membuat
perencaaan baru untuk melakukan tindakan baru. Bila ada hal-hal yang perlu
perubahan atau penyempurnaan, maka akan dirumuskan bagian mana dari rancangan
tindakan yang membutuhkan perubahan atau perbaikan tersebut sehingga
aspek-aspek yang sudah baik akan menjadi lebih baik lagi, dan aspek yang belum
baik akan diupayakan supaya menjadi baik. Penyempurnaan ke arah perbaikan
tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan ke dalam rencana tindakan
baru.
Untuk siklus II (tindakan II) dalam penelitian tindakan ini dilaksanakan
berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, sehingga masing-masing siklus saling
keterkaitan. Siklus II merupakan modifikasi dari siklus I. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan kata lain kekurangan
atau kelemahan yang ditemui pada siklus I dijadikan sebagai bahan perencanaan
untuk perbaikan pada siklus II.
C. Teknik
Analisis Data
1.
Data
tingkat pemahaman siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembaran observasi.
2.
Data
prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil tulisan siswa pada akhir proses pembelajaran.
3.
Pencatatan
dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan selama proses pembelajaran
berlangsung.
4.
Semua
hasil observasi, pencatatan dan hasil tulisan siswa pada siklus pertama dibandingkan dengan hasil
siklus kedua.
Pengolahan data dapat
diperoleh dari :
1. Observasi
Observasi dilakukan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran atau pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Yang diamati adalah proses pembelajaran menulis kalimat
sederhana dengan bantuan media Big Book.
2. Tes
Hasil belajar siswa
diperolah dari tes dengan menggunakan perhitungan yang dilakukan pada akhir
pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menulis
kalimat sederhana sesuai dengan gambar yang diberikan. Berikut rumus
penskoran kemampuan siswa yang diadaptasi dari Depdikbud (1995) dan Depdiknas
(2002).
0
Keterangan:
N =
Nilai dengan rentangan 10-100
= Jumlah skor yang diperoleh
siswa
=
Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh
Hasil dan Pembahasan
A.
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini terdiri dari 2 siklus. Dalam bab ini akan membahas tentang
hasil penelitian dan pembahasan terhadap temuan-temuan yang dilakukan pada saat
penelitian perbaikan pembelajaran.
a) Deskripsi Siklus 1
Pada siklus I terdiri dari 5 tahap tindakan.
Tahap-tahap tindakan dalam siklus I terdiri dari:
1. Rencana Tindakan (planning)
Rencana tindakan yang
dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan
perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pelajaran (RPP), dan
instrumen penelitian seperti lembar observasi, soal, dan kunci jawaban.
b. Mengadakan
pembagian tugas antara peneliti dan observer. Peneliti sebagai pelaksana
tindakan. Observer pada penelitian ini adalah teman sejawat yang bertugas
sebagai pengamat dan melaporkan hasil pengamatan dengan mengisi lembar
observasi.
c. Menyiapkan
peralatan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini
menggunakan media Big Book.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa , 22 Maret 2016,
jam ke 1 , pukul 09.30. Pertemuan
pertama berlangsung selama 1 x 35 menit.
a. Tahap pendahuluan
·
Guru
menginformasikan tentang media pembelajaran yang akan dilaksanakan
yaitu pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus menulis dengan menggunakan
media Big Book.
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator, yaitu menulis kalimat sederhana.
·
Guru
mengkondisikan
kelas pada situasi belajar
·
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
sesuai dengan indikator
·
Guru mengarahkan alur kegiatan
pembelajaran.
b. Tahap Kegiatan Inti
·
Siswa dan guru membaca kalimat yang ada
dalam Big Book bersama-sama.
·
Siswa melihat gambar dalam Big
Book.
·
Siswa membaca kalimat dalam sebuah
cerita di dalam Big Book.
·
Siswa berlatih menuliskan kalimat
sederhana dengan SPOK yang jelas.
·
Siswa berlatih menulis sesuai dengan
gambar yang diberikan.
c. Tahap Penutup
Aktivitas
yang terjadi antara lain:
·
Refleksi proses dan hasil belajar,
·
Bersama-sama menyimpulkan materi
pembelajaran
·
Guru melaksanakan penilaian.
·
Guru melakukan tindak lanjut.
3. Pelaksanaan Pengamatan (Observasi)
Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi
terhadap aktivitas siswa oleh observer dengan format observasi yang telah
disediakan. Setiap 15 menit sekali pengamat mengamati
aktivitas siswa, dan menandai aspek aktivitas yang dominan yang dilakukan siswa
pada lembar observer, serta memantau jalannya tes evaluasi pada akhir
pembelajaran. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilaksanakan sejak dimulainya
kegiatan pembelajaran.
4. Pelaksanaan Refleksi
a.
Melakukan
pencatatan hasil observasi
b.
Melakukan
skoring dan
penilaian terhadap hasil tes.
c.
Melakukan
analisis terhadap hasil observasi dan tes.
d.
Mendiskusikan
hasil analisis dengan kolaborator
e.
Mendiskusikan
langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II.
5. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan tindakan siklus I yang harus diperbaiki pada siklus II yaitu
sebagai berikut:
a.
Hasil tulisan siswa belum lengkap
subjek, predikat, objek, dan keterangannya.
b.
Siswa belum mampu menulis kalimat dengan
kreatif.
c.
Hasil
tes belum memenuhi standar KKM.
Penilaian keterampilan menulis kalimat sederhana siswa diperoleh dari nilai hasil tes sebelum dan
sesudah dilaksanakan tindakan. Hasil penilaian keterampilan siswa dalam menulis
kalimat sederhana dapat di lihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
siklus I jika dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa sebelum dilaksanakan
tindakan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh peneliti dapat
terlihat bahwa hasil belajar siswa tentang menulis kalimat sederhana meningkat,
hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa saat pra-siklus
sebesar 55,46 setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Big
Book telah meningkat menjadi 74,
85.
Jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM di pra-siklus hanya sebanyak 8 orang atau hanya 24% saja,
sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM setelah mendapatkan tindakan
berupa penggunaan media Big Book dalam belajar menulis
kalimat sederhana meningkat menjadi 26 siswa atau mencapai 78% dari 33 siswa.
Hasil dari observasi
yang dilakukan selama proses pembelajaran didapatkan hasil bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan media Big Book.
b)
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II mengikuti alur pelaksanaan pada
siklus I, yaitu :
1. Rencana
Tindakan
Berdasarkan
hasil refleksi siklus I, maka rencana tindakan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
1)
Pada
tahap apersepsi, memfokuskan untuk membuat kalimat dengan penggunakan SPOK yang
jelas
2)
Pada
tahap kegiatan inti, agar potensi siswa lebih tergali, guru membebaskan siswa
untuk membuat gambar dan kalimat sendiri sehingga krativitas siswa lebih
terlatih.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016, Jam ke 1, pukul 09.30. Pertemuan kedua berlangsung selama 1 x 35 menit.
·
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator, yaitu membuat kalimat
sederhana.
·
Guru
mengkondisikan kelas pada situasi
belajar
b. Tahap Kegiatan Inti
·
Guru dan siswa bersama-sama membaca
melalui media Big Book.
·
Siswa menggambar sendiri situasi yang
diinginkan.
·
Siswa menulis kalimat sederhana sesuai
dengan gambar yang dibuatnya.
·
Siswa bersama-sama membuat Big
Book dengan gambar dan kalimat sendiri secara berkelompok
c. Tahap
Penutup
·
Refleksi proses dan hasil belajar,
·
Guru melaksanakan penilaian.
·
Guru melakukan tindak lanjut.
3. Pelaksanaan Pengamatan (Observasi)
Untuk mendapatkan data yang objektif, observasi dilakukan bekerjasama
dengan Kolaborator (mitra kerja) guru kelas 3. Langkah-langkah observasinya, yaitu sebagai berikut :
a.
Mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah
dipersiapkan.
b.
Mengamati
secara seksama bagaimana siswa menggambar dan membuat
kalimat berdasarkan gambar yang dibuatnya .
c. Memantau pelaksanaan kerja siswa.
4. Pelaksanaan refleksi (reflection).
a.
Melakukan
pencatatan hasil observasi
b.
Melakukan
penilaian terhadap hasil kerja.
c.
Melakukan
analisis terhadap hasil observasi dan tes.
d.
Mendiskusikan
hasil analisis dengan kolaborator
e.
Membandingkan
hasil pembelajaran siklus I dengan siklus II.
Berdasarkan dari
penilaian hasil belajar di siklus II, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
tentang menulis kalimat sederhana meningkat. Terlihat dari rata-rata nilai yang
diperoleh siswa saat pra-siklus sebesar 55,46 setelah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan bantuan media Big Book telah meningkat menjadi 78,48. Nilai rata-rata
hasil belajar siklus 2 pun terlihat meningkat dibandingkan dengan nilai
rata-rata hasil belajar siklus 1. Nilai rata-rata siklus 1 adalah 74.85
sedangkan nilai rata-rata hasil belajar di siklus 2 menjadi 78,48. Selain nilai
rata-rata yang meningkat, kreativitas siswa dalam membuat kalimat sederhana pun
semakin meningkat dikarenakan siswa dibebaskan untuk menggambar dan membuat
kalimat sederhana berdasarkan gambar yang dibuatnya sendiri.
Jumlah siswa yang mencapai
nilai KKM setelah mendapat perbaikan pembelajaran di siklus II adalah 28 siswa,
atau mencapai 84% dari 33 siswa.
Hasil dari observasi
yang dilakukan selama proses pembelajaran didapatkan hasil bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan media Big Book.
Berdasarkan penilaian
di pra siklus, siklus I dan siklus II, didapat hasil yang memperlihatkan bahwa
terdapat peningkatkan dalam nilai hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan, setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II. Rata-rata
nilai siswa pada pra-siklus adalah 55,45, pada siklus I meningkat menjadi 74,85
dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 78,48.
Secara rinci, kenaikan
tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana siswa melalui penggunan media Big
Book yang ditunjukkan oleh kenaikan nilai rata-rata siswa, digambarkan
dalam grafik di bawah ini:
Grafik Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa
B.
Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan pada
deskripsi, analisis, dan refleksi penelitian yang dilakukan, dapat ditemukan
bahwa terdapat beberapa hal penting dalam pelaksanaan penelitian ini. temuan-temuan
penting yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias ketika
menggunakan media Big Book dalam proses pembelajarannya. Media Big
Book baru pertama kali digunakan di kelas sehingga hal ini menumbuhkan
rasa penasaran (curiosity) siswa.
2. Dengan melihat gambar yang ada di
dalam Big Book dan kalimat sederhana yang menyertainya membuat siswa
menjadi tertantang untuk membuat kalimat juga berdasarkan gambar.
3. Jumlah media Big Book yang terbatas
membuat siswa saling berebut untuk mendapatkan giliran menggunakan media Big
Book.
4. Pada siklus II, siswa diberi
kebebasan untuk membuat gambar dan kalimat berdasarkan gambar yang dibuatnya
sendiri. Hal ini memberikan pengaruh yang positif pada siswa. Siswa menjadi
lebih kreatif membuat kalimat dan mampu membuat kalimat berdasarkan pada gambar
yang dibuatnya sendiri.
Berdasarkan
temuan-temuan di atas, penggunaan media Big Book telah berhasil dalam
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana. Hal ini juga
terbukti pada nilai rata-rata siswa yang mencapai 74,85 pada siklus I dan pada
siklus II meningkat lagi menjadi 78,48.
Berdasarkan observasi
yang dilakukan dapat ditemukan juga bahwa selama proses pembelajaran
berlangsung, terbatasnya jumlah media Big Book mempengaruhi jalannya kegiatan
pembelajaran di kelas. Hal ini mengakibatkan kurang tertibnya siswa dalam
menggunakan media Big Book sehingga terjadi saling rebutan antar siswa.
Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
A. Simpulan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan secara rinci dalam
Bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai penelitian perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Penggunaan
media Big Book menjadikan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan
yang dibuktikan dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh siswa dalam menggunakan
media Big Book.
2. Penggunaan
media Big Book telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis kalimat sederhana, karena penggunaan media Big Book telah memberikan
bentuk pembelajaran yang konkrit kepada siswa dan membuat siswa lebih aktif
dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media Big Book dapat meningkatkan
keterampilan menulis kalimat sederhana siswa kelas 2 di SDN Cicadas 8 Bandung.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kajian pustaka dan temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka
dapat dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat sebagai berikut :
1.
Dalam
melaksanakan pembelajaran, hendaknya guru mempertimbangkan perkembangan siswa
sebagai acuan dalam pemilihan strategi, metode, dan media pembelajaran.
2.
Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam pengembangan kemampuan menulis,
hendaknya guru lebih memberi kebebasan kepada siswa untuk lebih ekspresif
sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis.
3.
Bagi
para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk disempurnakan
lagi untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada kemampuan
menulis kalimat sederhana di sekolah dasar.
4.
Untuk
rekan sejawat guru SD, diharapkan pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
menggunakan media Big Book.
Untuk tindak lanjut dari penelitian ini, diharapkan penelitian ini bisa
diseminasikan dan dipublikasikan dalam jurnal sehingga penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan penggunaan media Big Book dalam pembelajaran menulis
kalimat sederhana di sekolah dasar.
Daftar
Pustaka
Arikunto,
S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas.
(2005). Kurukulum 2004. Jakarta
Depdiknas.
(2003). Kurikulum 1994. Jakarta
Hartati, T & Cuhariah, Y.
(2015). Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bandung . UPI Press.
J.S Badudu dan
Zain (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Nurgiyantoro, B. (2014). Penilaian
Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Rofi’uddin, A
dan Zuchdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas
Tinggi. Jakarta: Depdikbud.
Saddhono, K & Slamet, Y. (2014). Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Semi, A. (2007). Dasar-Dasar
Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Slamet, Y. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta:UNS Press
Solehan T.W, dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sundayana,
R. (2015). Media dan Alat Peraga dalam
Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta
Suriamiharja,
dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan
Menengah bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D-III.
Syarif, Zulkarnaini & Sumarno. (2009). Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Tarigan, D & Tarigan H. G. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Tarigan, H G. (1990). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung . Angkasa.
Tim
USAID. (2014). Buku Sumber untuk Dosen LPTK , Pembelajaran Literasi Awal di
LPTK. USAID
Wardhani, IGAK. (2014).
Penelitian Tindakan Kelas. Banten:UT
W.J.S
Poerwadarminta. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Zuchdi, D dan
Budiasih. (1996). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Rendah. Jakarta : Dirjen
Dikti dan Depdikbud.
No comments:
Post a Comment