Pengembangan
program multimedia untuk keperluan pendidikan tidak sama dengan program
multimedia untuk hiburan dan permainan. Pengembangan program multimedia untuk
keperluan pendidikan lebih sulit dibandingkan untuk permainan atau hiburan.
Oleh karena itu program multimedia untuk keperluan pendidikan memerlukan desain
yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum. Menurut
beberapa pakar pendidikan, teknologi, dan psikologi, menekankan agar program
multimedia yang dikembangkan dapat mudah digunakan, memenuhi keperluan
pengembangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berinteraksi serta memungkinkan
untuk adanya umpan balik yang baik (chang, N., Rossini, M.L. & Pan, A.C.
1997;Elkind, 1987). Wright (1994) dalam Munir (2013, hlm. 22) menambahkan
syarat jika usia siswa yang masih kanak-kanak akan menggunakan multimedia,
hendaknya dalam pengembangan multimedianya memasukkan unsur cerita, menunjukkan
suatu lukisan, mendesain sesuatu, dan menampilkan cerita yang berisi gambar
untuk menunjang perkembangan polo pikir anak-anak yang kreatif dan inovatif.
Multimedia
dalam pendidikan dapat didefinisikan sebagai berbagai perangkat elektronik dan
teknologi yang digunakan oleh guru dan siswa untuk meningkatkan minat,
mendapatkan pengalaman, dan mendapatkan pengetahuan. Yang termasuk multimedia
dapat berupa media cetak seperti surat
kabar, majalah, jurnal dan buku. Media elektronik termasuk televisi, Radio,
Slide, CD Rom, Proyektor, CD, DVD dan media interaktif seperti ponsel dan
internet. Multimedia menggabungkan lima tipe dasar media ke dalam lingkungan
belajar, seperti: teks, video, suara, grafis dan animasi, sehingga memberikan
alat baru yang kuat untuk pendidikan (Nwanekezi, A.U & Kalu, N.E: 2012,
hlm. 207)
Sekarang ini, penggunaan
multimedia di kelas-kelas bahasa sudah umum. Banyak guru bahasa yang menyatakan
bahwa suasana kelas multimedia menciptakan suasana kelas yang lebih aktif, menarik
dan menyenangkan dibandingkan dengan kelas yang berorientasi pada guru (Amine,
dkk. 2012, hlm. 64). Selaras dengan ini, Neo dkk (2012, hlm. 50) menyatakan
bahwa multimedia adalah teknologi baru yang lebih berorientasi pada siswa
sehingga dalam kelas multimedia, siswa mampu untuk menjadi lebih kreatif dan
berpikiran kritis, pemecah masalah dan mampu berkolaborasi dengan
teman-temannya. Sistem pembelajaran multimedia juga menawarkan hal yang mampu
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang bahasa (Gilakjani: 2012, hlm. 57)
No comments:
Post a Comment