Ada beberapa keuntungan yang didapat dari penggunaan
multimedia dalam pembelajaran bahasa di dalam kelas yaitu penggunaan multimedia
akan menarik perhatian siswa dengan gambar bergeraknya. Dengan multimedia,
siswa akan disuguhkan media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.
Sejalan dengan ini, Andressen & Brink (2013) memaparkan
beberapa keuntungan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran. Mereka
mengungkapkan bahwa multimedia sangat menolong dalam pendidikan karena
karakteristinya yang interaktif, fleksibel dan integrasi dari media yang
berbeda dapat mendukung proses belajar dan membantu siswa untuk meningkatkan
motivasinya dalam belajar. Lebih jauh lagi, Mayer (2005) dalam jurnal SEG Research menyatakan keuntungan
dari penggunaan multimedia dalam kelas, bahwa narasi dan video lebih efektif
dibandingkan narasi dan teks. Menurut Mayer (2009, hlm. 25), Multimedia menawarkan kemungkinan
proses
belajar yang menarik untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik abad
ke-21. Penggunaan instruksi
multimedia secara signifikan dapat meningkatkan pembelajaran siswa jika dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Joshi (2012) menambahkan bahwa dengan menggunakan multimedia dalam
proses belajar di kelas, guru dapat
memberikan lebih banyak kesempatan untuk siswa untuk mengekspresikan pendapat mereka
dan menikmati proses belajarnya. Penggunaan multimedia juga dapat memberikan motivasi juga membawa aspek positif kepada
siswa sehingga mereka dapat
meningkatkan keterampilan mereka. Lebih jauh Hoffner, dkk (2008, hlm. 576) menyatakan bahwa
penggunaan multimedia berupa video dan teknologi DVD selain meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis juga mampu untuk menyediakan stimulus
pembelajaran yang memotivasi.
Penggunaan multimedia berupa video animasi efektif dalam
meningkatkan siswa dalam menyimak cerita dan juga dalam menulis karangan
(Jamni: 2015, hlm. 373).
Menurut Mayer (2009, hlm. 116), multimedia, dengan
penambahan ilustrasi pada teks atau penambahan gambar bergerak atau video atau
animasi pada narasi akan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi atau
penjelasan yang disajikan. Mayer (2009, hlm. 117) menjelaskan lebih jauh bahwa
suatu pembelajaran akan lebih mendalam jika murid mampu untuk memadukan
representasi verbal dan representasi pictorial
atau gambar dari pesan yang sama. Pengaruh multimedia menunjukkan bahwa
pembelajaran siswa dapat ditingkatkan ketika gambar ditambahakan pada kata-kata
atau ketika materi disajikan dalam dua bentuk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Edwards,
Williams, dan Roderick (1968) dalam Munir (2013, hlm. 22) tentang penggunaan
multimedia dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil siswa dalam kelompok
eksperimen yang menggunakan multimedia dalam pembelajarannya berhasil
memperoleh hasil yang lebih baik daripada siswa pada kelas kontrol yang
menggunakan media tradisional dalam proses pembelajarannya.
Penggunaan multimedia menurut Nwanekezi, A.U & Kalu, N.E
(2012, hlm. 209) sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang berada pada tahap
formatif individu dimana pada tahap ini, proses pembelajaran dengan menggunakan
audio dan tayangan visual akan memberikan efek yang tahan lama pada
pengembangan pendidikan anak.
Multimedia memberikan pengalaman multi-indera yang kompleks,
menyajikan informasi melalui teks, grafis, gambar, audio, dan video. Telah
terbukti bahwa perpaduan kata-kata dan gambar selalu mengintegrasikan sejumlah
besar informasi (Mayer, 2001: hal 55). Salah satu keuntungan dari multimedia
adalah memiliki kemampuan untuk memilih sajian informasi yang terstruktur
dengan baik (Larkin dan Simon, 1987: hal 65), dengan menggunakan beberapa
representasi untuk meningkatkan memori (Penny, 1989: hal. 398), mendorong
pengolahan aktif (Ainsworth, 1999: hal 145), dan penyajian informasi lebih
lanjut sekaligus (Sweller, 2005: hal 38). Multimedia juga memberikan kesempatan
belajar melalui eksplorasi, penemuan, dan pengalaman. (Dalacosta, dkk:2009,
hlm. 742). Dengan multimedia, proses pembelajarannya menjadi lebih berorientasi
pada tujuan, dan siswa juga lebih aktif berpartisipasi. Multimedia menjadikan
proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan bersahabat, tanpa ada
rasa takut gagal (Amine, dkk. 2012, hlm. 66)
Keuntungan multimedia yang lain adalah berbiaya relatif
rendah. Dengan penggunaan multimedia, guru dapat menghemat beberapa macam media
dalam satu bentuk multimedia. Sebagai contoh untuk memberikan pengalaman
tentang berbagai macam hewan dengan berbagai jenis dan karakter, guru tidak
perlu mengajar siswa untuk pergi ke kebun binatang. Guru dapat membawa berbagai
jenis hewan itu ke dalam kelas dengan menggunakan multimedia berupa video.
Inilah salah satu keunggulan program multimedia yang dapat menggabungkan teks,
audio, video, dan grafis animasi dengan cara yang mudah untuk digunakan. Atakli
(2012, hlm. 796) menyatakan bahwa multimedia selain mudah untuk digunakan juga
efektif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu, dalam kondisi kekurangan dana pun,
multimedia dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan biaya
yang rendah. Di sinilah kekuatan multimedia dapat memberikan manfaat jangka
panjang (Mayer, dkk. 1998, hlm. 28). Lebih jauh Sharma (2013, hlm 13)
menyatakan bahwa sekarang ini penggunaan multimedia lebih mudah didapatkan,
lebih cepat, lebih murah, mudah dibawa dan lebih cocok untuk pembelajaran di
kelas.
Permasalahan kelas yang besar pun dapat teratasi dengan
penggunaan multimedia dalam kelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Nusir, dkk (2012, hlm. 28) didapatkan hasil bahwa selain menawarkan
pembelajaran yang realistis dan kontekstual, multimedia juga mampu untuk
mengontrol proses pembelajaran di kelas besar dengan murid yang banyak. Dalam
hal ini Margi & Liu (1996) dalam Nusir, dkk (2012, hlm. 18) menyatakan
bahwa multimedia memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan pembejaran
dengan kualitas tinggi sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang efektif
bahkan bagi kelas besar.
Keunggulan multimedia yang lain adalah multimedia bersifat
fleksibel. Multimedia tidak hanya dapat digunakan di kelas, juga dapat
digunakan setelah kelas. Multimedia juga mampu untuk menciptakan pembelajaran
yang bersifat student-centered dimana
siswa dapat lebih berperan aktif dalam proses pembelajarannya (Yang & Fang:
2008, hlm. 138)
Penggunaan
multimedia juga diyakini mampu menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.
Multimedia berupa video menurut Hebert & Peretz (1997) dalam Berk (2009,
hlm. 3) mampu menyeimbangkan kedua belah otak, kiri dan kanan. Dalam multimedia
terdapat gabungan gambar atau imej, efek suara, monolog/dialog, melodi, dan
hubungan harmoni. Belahan otak kiri memproses dialog, ritmis dan lirik
sedangkan belahan kanan memproses gambar atau imej, efek suara, melodi dan
hubungan harmoni. Dengan paripurnanya multimedia dalam menyajikan apa yang
diproses belahan otak kiri dan kanan, maka diyakini multimedia mampu
menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri.
No comments:
Post a Comment