Beberapa hari ini dikejutkan oleh kabar yang menggemparkan di sekolah. Kabar yang memberikan aib bagi dunia pendidikan, baik pendidikan di rumah maupun pendidikan di sekolah, pendidikan agama dan juga pendidikan moral serta budi pekerti.
Kabar burung tentang telah hamilnya seorang siswa kelas 5 sekolah dasar dan kabar tentang hubungan seks antara murid sekolah dasar. Bagi saya kabar ini sangat menampar dunia pendidikan. Dimanakah peran orangtua saat anak-anak ingusan itu mencari tahu tentang dunia seks, dimana peran guru ketika anak-anak ingusan itu berselancar di dunia maya demi memuaskan keiingintahuan mereka tentang seks, Apakah sekaran ini pendidikan seks harus diwajibakan di sekolah, bahkan sejak di bangku sekolah dasar. Zaman telah berubah, anak-anak generasi Z pasti berbeda dengan anak-anak generasi Y atau X bahkan generasi sebelumnya. Jika anak-anak lahiran sebelum tahun 1980 mengetahui apa itu seks setelah mereka menikah, ataupun anak-anak generasi 90 an yang mengenal seks lewat buku dan komik. Berbeda dengan anak-anak generasi Z yang bisa mengenal seks lewat berbagai macam media, terutama internet.
Maka sudah tidak aneh jika dulu anak laki-laki bisa mengalami mimpi basah itu diumur sekitar 14-15 tahun, maka anak-anak generasi Z ini bisa mengalami mimpi basah diusia kelas 4 - 6 SD. Bukanlah suatu kebanggaan jika kejadian mimpi basah bagi anak-anak laki-laki ini mengalami percepatan. Apa yang menyebabkan anak laki-laki di generasi Z ini mendapatkan mimpi basah di usia lebih muda.
Dan juga sudah tidak aneh lagi jika sekarang ini anak-anak perempuan dengan usia 9 tahun atau sekitar anak kelas 3 - 4 SD sudah mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya. Bandingkan dengan anak-anak perempuan di generasi Y, X atau generasi sebelumnya yang mendapatkan haid pertama pada usia 12 - 15 tahun bahkan lebih tua. Pada zaman 90 an, kebanyakan anak-anak perempuan mendapatkan haid pertama paling cepat di kelas 6 SD dan bisa terjadi mendapatkan haid pertama di jenjang SMA.
Dengan percepatan puber pada anak-anak di generasi Z ini, kasus seks di kalangan anak-anak pun bak rumput yang tumbuh di musim penghujan. Banyak kasus yang telah terbuka maupun yang masih belum terbuka tentang seks di kalangan anak-anak generasi Z ini. Kabar yang sering terdengar adalah kasus perkosaan anak laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar memperkosa anak perempuan yang masih berusia sekolah dasar dan bahkan anak perempuan yang masih sekolah di Taman Kanak-Kanak. Ataupun anak perempuan yang hamil di usia sekolah dasar ataupun sekolah menengah pertama.
Apa sih yang membuat kasus seks pada anak-anak seperti ini semakin banyak dan seperti sebuah gunung es, yang kemungkinannya jauh lebih banyak daripada yang kita kira. Yang pertama adalah pendidikan di dalam keluarga. Lemahnya pendidikan di keluarga memicu perbuatan yang tidak bermoral ini. Lemahnya peran ayah dalam mendidik anak-anaknya dan lemahnya pengawasan ibu terhadap anak-anaknya menjadi sebab yang sangat mendasar bagi hancurnya generasi ini. Dengan dalih sibuk bekerja mencari nafkah, seorang ayah lupa perannya sebagai pendidik di dalam keluarga. Dengan dalih sibuk bekerja membantu suami dalam mencari tambahan nafkah,seorang ibu lupa untuk menjaga dan mengawasi anak-anaknya sehingga hilanglah peran orangtua sebagai pendidik, pengawas, pelindung dan penjaga bagi anak-anak mereka.
Anak-anak generasi Z ini pun banyak yang bertumbuh kembang dalam keluarga yang berantakan alias 'broken home'. Perceraian kedua orangtua mereka menjadi pemicu anak-anak ini untuk mengalihkan perhatian ke dalam bentuk yang negatif, seperti seks yang belum waktunya ini. Tanpa bimbingan lengkap kedua orangtua menjadikan anak-anak ini lepas kontrol dan melampiaskan kekecewaan mereka pada hal-hal yang negatif, walaupun ada juga anak-anak yang bisa bertahan dalam kondisi broken home ini dalam jumlah yang sangat sedikit.
Jadi hai ayah dan ibu, janganlah terlalu sibuk dengan karier dan pekerjaan kalian. Ada amanah lain yang sangat berat yang Allah berikan pada kalian, yaitu anak-anak. Kelak, kalian akan dihisab tentang bagaimana cara kalian menjaga amanah ini. Anak-anak kalian adalah investasi kalian di masa depan, baik masa de[an di dunia maupun di akhirat. Jika anak-anak kalian didik dengan baik, maka kalianpun akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Sebaliknya, jika kalian tidak berinvestasi dengan baik, maka tunggulah kehancurannya. Anak-anak kalian akan mempersembahkan surga atau menyeret kalian ke neraka. Semuanya tergantung pada bagaimana para orangtua ini menjaga amanah mereka, anak-anak mereka.
Hai, para pemuda dan pemudi yang belum menikah. Menikahlah kalian dengan cara yang baik. Berpikirlah dengan matang sebelum kalian memutuskan untuk menikah. Minta petunjuk Allah sebelum kalian memutuskan untuk menikah. Jangan jadikan sebuah pernikahan menjadi ajang main-main dimana kasus kawin cerai sekarang ini lebih semarak dibandingkan generasi sebelumnya. Jangan sampai karena ego masing-masing yang menyebabkan perceraian dan berakibat buruk pada tumbuh kembang psikis anak-anak kalian.
No comments:
Post a Comment