Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 29 May 2024

Berharap dan Meminta


Boleh berharap, tapi jangan berharap-harap. 
Berharap hanya pada Allah, karena berharap pada selain Allah hanya mendatangkan kekecewaan. 

“Berharaplah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan harapanmu sekalian.” (QS. Al Mukmin: 60)

"Allah SWT akan mengabulkan harapan bagi siapa saja yang berharap hanya kepada-Nya".(QS. Al Baqarah: 186)

Janji Allah itu pasti, dan janji Allah itu sangat jelas tersurat dalam Quran, kitab yang Allah jaga kebenaran dan keakuratannya, yang tidak ada satu makhluk pun yang mampu untuk merubah atau merevisinya. 

Jadi, bukan hanya boleh tapi kita harus berharap hanya pada Allah, dan tidak elok jika kita berharap-harap pada manusia karena bisa jadi manusia lain tidak sesuai dengan harapan kita, baik itu tindakan dan perilakunya. 

Mungkin pernah kita menggantungkan harapan pada manusia dan tak jarang kita mendapatkan kekecewaan. Kenapa kita tidak bisa berharap pada manusia? Lah, masa iya kita berharap pada makhluk yang sama lemahnya dengan kita. Apa yang bisa diharapkan dari makhluk yang sama lemahnya. 

Berharap boleh tapi harus masuk akal juga. Berharap dapat salah satu dari para ahjusi di dunia perdrakoran, ya itu namanya halusinasi. Berharap dapat suami sekaya Kim So Hyun, aktor Korea Selatan dengan bayaran termahal juga halu. Bagi sebagian orang, mendapatkan pasangan yang populer mungkin sesuatu yang mungkin terjadi, tapi bagi orang biasa yang berharap lebih itu laksana punguk merindukan bulan.

Lalu, harapan seperti apa dong yang bisa kita panjatkan? Bukankah menggantungkan harapan setinggi langit kepada Allah tidak ada yang tidak mungkin? Memang benar, saat kita menggantungkan harapan pada Allah, dijamin kita gak akan kecewa karena Allah Maha Mengetahui. Allah tahu yang terbaik untuk kita, bahkan Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik dari harapan kita. 

Boleh meminta, tapi jangan meminta-minta. Meminta itu sama Allah karena Allah sangat suka jika hamba-Nya sering meminta kepada-Nya. 
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. ” (QS. Ghafir: 60)

“Wahai hamba-Ku, kalian semua kelaparan, kecuali orang yang aku berikan makan. Maka mintalah makan kepadaku, niscaya aku akan berikan. Wahai hamba-Ku, kalian semua tidak berpakaian, kecuali yang aku berikan pakaian, Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan aku berikan” (HR. Muslim no. 2577).

Allah itu suka jika manusia meminta pada-Nya, bahkan hal-hal yang remeh sekali pun. “Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/42) 

Meminta hal yang remeh menandakan kita begitu membutuhkan Allah bahkan dalam hal yang paling remeh sekalipun. Meminta perkara yang remeh temeh itu semakin menunjukkan kefaqiran kita di hadapan Allah Ta’ala.

Bahkan para salaf terdahulu sering meminta hal remeh seperti garam untuk adonan tepungnya atau tali kekang untuk kudanya. Kita pun boleh meminta hal kecil seperti minta baju atau sepatu baru, minta susu untuk anak, minta didekatkan dengan tukang seblak yang racikannya enak, dan hal remeh lainnya. 

Tentu saja selain meminta hal kecil, kita pun harus sering meminta hal yang lebih penting dan besar seperti minta jodoh yang salih, atasan yang baik, rekan kerja yang satu frekuensi, sahabat yang setia, kemerdekaan Palestina, kehancuran Zionist, dan hal penting lainnya. Semakin banyak kita meminta pada Allah, semakin baik. 

Ketika Allah telah memberikan sesuatu kepada kita, maka syukuri apa yang Allah berikan. Jangan jadi baperan untuk apa yang masih jadi keinginan karena belum tentu keinginan kita itu baik untuk kita.

No comments:

Post a Comment