Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday, 29 May 2024

Katanya Taaruf, Tapi Malah Pacaran


Bagi sebagian dari kita, ada yang memilih untuk berkenalan sebelum pernikahan itu dengan berpacaran. Katanya sih kalau tidak pacaran dulu bagaimana kita bisa mengenal calon pasangan kita. Gak mungkin kan kita membeli kucing dalam karung. Bahkan di sebagian negara yang katanya disebut modern dan maju, "mencicipi" sebelum menikah adalah suatu kewajaran bahkan keharusan karena mereka beranggapan bahwa sebelum menikah harus cocok dari berbagai sudut terutama masalah yang paling pribadi. 

Namun, pacaran sebelum menikah tidak menjadi jaminan mengenal pasangan dengan baik karena sudah banyak kisah perbedaan sikap saat pacaran dan saat sudah sah menjadi pasangan. Terlebih lagi ketika sudah saling mencicipi ternyata tidak cocok. Sudah habislah kehormatan seorang wanita karena pasti yang dirugikan dalam kegiatan saling mencicipi ini adalah pihak wanita. Naudzubillah. 

Bersyukur masih banyak yang memilih jalan taaruf alih-alih pacaran sebelum menikah. Taaruf dijadikan fase untuk saling mengenal sebelum menikah. 

Taaruf adalah proses berkenalan antara laki-laki dan perempuan untuk menuju jenjang pernikahan. Tujuan taaruf adalah untuk bisa saling memahami dan mengerti kelebihan serta kekurangan calon pasangan, hingga keluarganya. Istilah taaruf  berasal dari bahasa Arab dengan asal kata ta'arafa-yata'arafu-ta'arufan yang artinya saling mengenal sebelum menuju jenjang pernikahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, taaruf merupakan kata yang diserap dari bahasa Arab "lita'arafu" yang bermakna saling mengenal.

Hanya saja banyak yang menyalahgunakan taaruf sebagai pacaran terselubung. Bilangnya taaruf tapi jauh dari kaidah taaruf. Saling menelepon atau berkirim chat hampir setiap hari. Pergi bersama ke suatu tempat tanpa didampingi mahram atau orang lain yang bertanggung jawab. Hingga berfoto bersama layaknya pasangan. 

Konsep taaruf yang sebenarnya bukanlah pacaran yang dibalut kata-kata islami. Taaruf harus sesuai dengan syariat bukan pacaran yang katanya islami. Mana ada istilah pacaran dalam islam. Banyak aturan yang harus dipatuhi dalam bertaaruf. Jangan sampai taaruf hanyalah sebuah kata, tapi pelaksanaan jauh dari esensi taaruf itu sendiri. 

Bagaimana cara bertaaruf yang benar sesuai syariat? Kita tanyakan saja pada pasangan yang menikah hasil dari taaruf atau banyak baca buku tentang pernikahan yang sesuai syariat. 

#Penulis mau baca-baca dulu dan menyiapkan hati. Soalnya kalau nulis tentang pernikahan suka dihusnudzon-in bentar lagi nikah. Hehehe
Perawatan wajah, dibilang bentar lagi nikah. 
Mulai rajin dan belajar masak dikatain mau nikah. Nulis tentang nikah, eh dicie cie in bentar lagi nikah. 

Amin-in dulu aja deh. Kalau jodoh kan gak ada yang bisa tebak. Bisa jadi dua minggu lagi, atau satu bulan lagi, atau bahkan beberapa tahun lagi ketemu jodohnya.

No comments:

Post a Comment