Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday, 2 April 2012

Yang Tertinggal dari Pertemuan AKKAF


Sudah lama sekali kami tidak berkumpul. Kesibukan dari masing-masing kami telah menghalangi kami dari bertatap muka lansung. Hanya lewat media online saj kami bisa mencurahkan rasa rindu kami. Hingga datanglah saat yang ditunggu-tunggu sekian lama kami tidak bertemu lansung. Dengan adanya momen salah seorang saudara kami yang baru saja melahirkan dan pulangnya saudara kami dari negeri sakura. Waktu setengah hari tidak cukup bagi kami untuk saling melepaskan rindu. Bahan obrolan sepertinya tidak ada habisnya untuk didiskusikan.
Dimulai dari karier masing-masing. Ada yang baru saja pulang belajar dari Negara Jepang yang akan memulai S2 nya tahun ini. Ada yang baru naik pangkat menjadi Kepala Bagian di sebuah Departemen Kementrian. Ada yang baru saja menyelesaikan S2 nya dan akan segera di wisuda. Ada yang sedang menjalankan diklat untuk kenaikkan pangkat. Ada juga yang baru saja membeli rumah dengan tanah seluas 500 meter persegi. Sungguh Allah telah memberikan rezeki pada kami dengan kapasitasnya masing-masing. Melihat ini saya berfikiran positif kepada Allah, bahwa Allah telah memberikan yang terbaik kepada kami sesuai dengan kehendak-Nya.
Dari 10 anggota AKKAF ini, 8 dari kami telah menikah dan memiliki putra putrid. Dua orang yang tersisa dari kami adalah wanita-wanita yang belum Allah pertemukan dengan jodohnya masing-masing. Salah seorang dari dua wanita tersebut itu adalah saudara kami yang baru saja pulang dari segeri sebrang, dan yang lainnya adalah saya sendiri.
Dari kacamata personal, saya merasa saya adalah orang yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan saudara-saudara saya yang lain. Melihat karier yang mereka dapatkan. 2 orang dari kami telah menyelesaikan jenjang pendidikan S2 nya, 1 orang dari kami sedang menjalani jenjang pendidikan S2 nya, 1 orang dari kami akan segera menjalani jenjang pendidikan S2 nya. Beberapa orang dari kami memiliki jabatan tinggi di institusinya masing-masing. Jika boleh membandingkan diri saya dengan yang lainnya maka saya adalah orang yang belum stabil dalam karir. Kerja yang serabutan dan tidak ada kepastian. Jenjang pendidikan yang masih standar. Dan status single yang masih melekat. Tetapi kembali lagi pada berbaik sangka pada Allah. Yakin dan percaya bahwa Allah telah memberikan Sesuatu yang terbaik buat saya. Karier yang menurut Allah adalah yang terbaik buat saya dan juga jodoh terbaik yang akan Allah berikan kepada saya. Saya mensyukuri pekerjaan yang Allah berikan kepada saya saat ini. Saya bisa mengamalkan ilmu kependidikan saya di sebuah SD negeri, walaupun dengan status honorer tidak menyurutkan langkah untuk memberikan yang terbaik untuk murid-murid saya. Dengan bekerja saya pada sebuah lembaga pendidikan menempa saya untuk berkarya menghasilkan buku yang saya harapkan dengan izin Allah, buku yang saya hasilkan bisa membantu anak-anak Indonesia untuk bisa mempelajari sebuah ilmu. Dengan pekerjaan saya saat ini pun, dengan izin Allah saya bisa membagikan ilmu dan pengalaman saya dalam mengajar kepada guru-guru lain di berbagai tempat. Saya mendapatkan banyak pengalaman mengunjungi kota-kota lain di Indonesia.
Bersyukur saya dengan apa yang saya dapatkan saat ini. Dan saya bahagia dengan apa yang telah saya capai. Tapi rasa bersyukur dan bahagia ini tidaklah boleh membuat saya berpuas diri. Diri ini haruslah selalu dilanda kehausan akan ilmu, ilmu-ilmu Allah. Dengan semua yang saya capai saat ini tidak membuat saya lalai untuk terus menggapai impian saya yang lain. Dengan apa yang saya capai saat ini tidak menyurutkan langkah saya untuk terus memperbaiki diri ini.
Rasa bersyukur pada Allah atas pertemuan yang telah Allah kehendaki kemarin telah memicu kembali semnagat saya untuk terus berjuang, berjuang memperbaiki diri, berjuang untuk terus berkarya. Sungguh tepat apa yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa berteman dengan orang-orang sholeh akan mengantarkan kita menjadi orang sholeh. Barang siapa yang berteman dengan penjual minyak wangi maka akan mendapatkan wanginya, dan barang siapa yang berteman dengan pandai besi akan mendapatkan bara apinya (redaksi hadits nya tidak pas tapi intinya seperti itu). Jadi barang siapa berteman dengan orang-orang baik dan sholeh maka akan baik dan siapa yang berteman dengan orang jahat akan terbawa jahat. Wallahua’alam.

Rasa syukur kepada Allah dan rasa terima kasih kepada saudara-saudara di AKKAF atas pertemuan yang luar biasa. 

No comments:

Post a Comment