Bukan sekali ini saja
rencana 2 manusia untuk menikah berantakan hanya karena tidak mendapatkan restu
dari orangtua. Hal ini menimpa pada seorang perempuan yang insya Allah
kesholehannya tidak usah dipertanyakan lagi. Dua kali dia melakukan proses
taaruf, dua kali juga dia harus menelan kekecewaan. Pun kasusnya hampir serupa,
restu dari orangtua si laki-laki.
Proses taaruf pertama, perempuan
ini sebut saja namanya Dinna melakukan proses taaruf dengan teman dari kakak
laki-lakinya. Dalam proses ini rasa perasaan ‘suka’ dari Dinna tersebut sudah
mulai terlibat. Mulailah mereka bertaaruf, proses yang dijalankan pun insya
Allah masih dalam kerangka syariat. Tidak ada kata berpacaran ataupun kata-kata
mesra dari keduanya. Hijab mereka jaga dengan sebaik-baiknya. Mulailah silaturahim
Dinna kepada orangtua si laki-laki sebut saja namanya Yoga. Yoga ini teman dari
kakak lelakinya Dinna, tentu saja sering datang ke rumah Dinna sehingga
orangtua Dinna sudah mengenal Yoga.
Selang beberapa hari
kemudian datanglah kabar yang tidak menggembirakan bagi Dinna, ternyata
orangtua Yoga tidak terlalu ‘sreg’ dengan Dinna. Tetapi saat itu, Yoga
menjanjikan untuk berjuang mendapatkan restu dari orangtuanya. Dan Dinna pun
menerima janji Yoga tersebut, berharap mendapatkan restu dari kedua orangtua
Yoga. Setelah 1 bulan berlalu, keputusan dari Yoga tidak kunjung datang
sehingga Dinna pun dihinggapi kegelisadan dan kekhwatiran. Dinna pun mengambil
keputusan yang menyakitkan bahwa dia tidak bisa lagi menunggu Yoga. Dia meminta
agar proses taarufnya dibatalkan saja. Yoga masih tetap ‘keukeuh’ untuk
memperjuangkannya tapi keputusan Dinna sudah ‘final’ dan dia tidak mau lagi
menunggu lebih lama karena dia merasa proses yang dia lakukan sudah tidak lagi
‘sehat’. Akhirnya, kandaslah rencana mereka untuk menikah.
Proses kedua, hampir
sama ceritanya dengan proses pertama. Hanya saja dalam proses kedua ini ‘hati’
Dinna tidak ikut terlibat dengan kata lain belum ada perasaan ‘suka’ yang
dirasakan Dinna kepada lelaki ini yang sebut saja namanya Andri. Proses kedua
ini adalah proses melalui seorang ustadzah. Andri meminta kepada guru ngaji
Dinna agar bisa bertaaruf dengan Dinna. Dinna cukup kaget ketika pertama
kalinya mendapatkan biodata si lelaki sebab dia tidak menyangka karena keduanya
memang beraktivitas dalam kegiatan yang sama. Pun ketika Dinna melihat usia
dari Andri yang ternyata lebih muda 4 tahun dari Dinna. Maka dimulailah proses
taaruf mereka. Keduanya bertemu ditemani oleh guru ngaji mereka masing-masing.
Proses perkenalan berjalan dengan baik. Dinna pun bersilaturahim ke orangtua
Andri. Proses silaturahim pun berjalan dengan baik. Ibunya Andri menerima Dinna
dengan baik dan terkesan menyukai Dinna. Sampai saat keputusan Andri untuk
menentukan waktu khitbah (lamaran). Dalam hal ini mereka tidak sepakat. Dinna
menginginkan proses khitbah dilaksanakan secepatnya sehingga mereka bisa
menikah pada tahun ini sedangkan Andri tidak bisa memastikan bahwa mereka
menikah tahun ini. Andri memutuskan untuk menikahi Dinna tahun depan karena
orangtua Andri memutuskan izin untuk Andri menikah di tahun depan. Dinna tidak
bisa menerimanya sehingga dia memberikan
pilihan kepada Andri. Jika memang mereka tidak bisa menikah tahun ini
maka Dinna meminta agar proses taaruf mereka diakhiri saja. Andri pun akhirnya
menyerah pada orangtua yang tidak mengizinkannya menikahi Dinna tahun ini.
Yang bisa dilihat dari
kedua proses taaruf yang dilakukan oleh Dinna ini ada dua poin penting yang
menjadi pemicu gagalnya proses taaruf mereka. Yang pertama adalah restu dan
izin dari orangtua dan yang kedua adalah sikap dari laki-laki. Keduanya, Yoga
dan Andri tidak punya sikap yang tegas. Perjuangan mereka tidak cukup keras
untuk memperjuangkan Dinna. Dan memang yang paling utama adalah kehendak Allah
yang memutuskan bahwa mereka belum berjodoh. Wallahu’alam …^_^…
No comments:
Post a Comment