Bila semua yang dilakukan kita niatkan
sebagai ibadah; sebagai sarana meraih ridha Allah, pasti hidup kita akan
tenang. Saudaraku, satu hal penting dalam hidup adalah memiliki tujuan. Kita
harus bisa menjawab: untuk apa kita hidup dan apa yang harus kita lakukan untuk
mengisinya.
Memahami secara benar tujuan hidup, akan
membuat semua yang kita lakukan lebih terarah, terfokus dan kita pun bisa
terhindar dari perbuatan sia-sia. Orang yang memiliki tujuan, walau lambat
jalannya, jauh lebih baik dari orang yang melakukan percepatan tapi tidak
memiliki tujuan. Walau lambat, asal istikamah melangkah, insya Allah ia
akan sampai ke tempat tujuan.
Setidaknya ada tiga tugas utama yang
menanti kita, dan ke sanalah tujuan hidup kita arahkan. Tugas pertama adalah
beribadah kepada Allah SWT. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku," demikian firman Allah dalam QS Adz
Dzaariyat [51] ayat 56. Jadi, kita adalah hamba Allah. Kita harus yakin tiada
penguasa yang kekal abadi selain Allah. Kita harus yakin bahwa semua yang ada
di dunia ini seratus persen ada dalam genggaman Allah. Juga, semua yang terjadi
mutlak atas izin Allah. Hikmahnya, kita tidak boleh menjadi hamba apa pun,
selain menjadi hamba Allah.
Saudaraku, bila semua yang dilakukan kita
niatkan sebagai ibadah; sebagai sarana meraih ridha Allah, pasti hidup kita
akan tenang. Jaminan Allah tidak akan tertukar. Masalahnya, sudah ikhlas atau
belum niat kita; sudah benar atau belum ikhtiar kita?
Kedua, tugas sebagai khalifah. Allah Yang
Mahamulia menjadikan kita sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Maka,
jangan pernah terbetik dalam pikiran untuk menyia-nyiakan amanah besar ini.
Jangan pernah terpikir untuk bertindak setengah-setengah, delapan puluh persen,
atau sembilan puluh persen. Lakukanlah seratus persen. Lakukan secara maksimal,
agar hasil yang kita dapatkan maksimal pula.
Saudaraku, hidup hanya sekali. Maka
lakukanlah yang terbaik, agar saat kematian kelak, kita tengah berada di puncak
prestasi. Boleh jadi inilah rahasia mengapa Allah merahasiakan kematian kita.
Tujuannya tidak lain agar kita bersungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik
kapan pun dan di mana pun. Kita harus maksimal dalam bekerja agar mendapatkan
uang banyak. Kiat pun harus maksimal dalam belajar agar menjadi pintar. Tentu,
semuanya bukan untuk memperkaya dan memintarkan diri, kita mampu
mensejahterakan dan memintarkan orang lain. Kita cukup menjadi perantara saja.
Jadilah manusia terbaik. Yaitu manusia yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya.
Ketiga, tugas untuk berdakwah. Saudaraku,
di mana pun kita ada, kita harus berdakwah menyebarkan nilai-nilai Islam.
Tentu, cara dakwah kita harus sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah SAW.
Setidaknya ada dua formula dakwah yang bisa kita terapkan, yaitu (1) menjadi
bukti keindahan Islam. Akhlak kita harus mencerminkan nilai-nilai Islam, mulai
dari cara makan, bergaul, berkata, bersikap, berkeluarga, hingga berpolitik
harus bisa mencerminkan indahnya Islam. (2) Dakwah yang kita lakukan bukan
untuk menghakimi, tapi untuk membantu; membantu orang yang tidak paham, menjadi
paham Islam; membantu orang yang lupa menjadi ingat; membantu orang bodoh
menjadi pintar; membantu orang lalai menjadi sungguh-sungguh, dst. Tugas kita
hanyalah memberi peringatan. Wallahu a'lam.
( KH
Abdullah Gymnastiar )
No comments:
Post a Comment