Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday 28 January 2013

Uang dan Kekayaan Bukanlah Segalanya


Mungkin tepat sekali jika ada ungkapan money can’t buy love, uang tak bisa membeli cinta atau money can’t buy happiness, uang tidak bisa membeli kebahagian. Kita memang tidak bisa membeli sesuatu tanpa uang, tapi uang bukanlah segalanya. Ada banyak hal yang bisa kita dapatkan tanpa harus mengeluarkan uang, salah satunya adalah kebahagiaan.
Ternyata menonton film India tidak hanya harus ‘menikmati’ nyanyiannya ataupun kisah sedihnya. Jika kita bisa mengambil suatu pelajaran dari sebuah film maka ambillah hikmahnya. Di suatu sore diakhir pekan dengan gemericik hujan di luar sana, ditemani setoples camilan dan segelas jus buah, sebuah film India pun ditonton. Kisahnya memang ‘klise’ yaitu tentang percintaan. Dikisahkan dua orang insane manusia berbeda kasta saling jatuh cinta. Si perempuan berasal dari keluarga yang terhormat dan kaya raya sedangkan si lelaki berasal dari keluarga miskin dan tidak terhormat, konon ibu kandungnya tidak pernah menikah. Si perempuan tidak terlalu mementingkan perbedaan kasta di antara mereka dan mencintai si lelaki apa adanya. Sampai suatu hari si ayah perempuan telah menjodohkan anaknya dengan seorang lelaki dari keluarga yang kaya dan terhormat.
Budaya di India mengharuskan sang ayah perempuan untuk mencarikan suami untuk anak perempuannya. Si anak menolak perjodohan yang direncakan oleh ayahnya dan mengatakan bahwa dia sudah mencintai lelaki lain. Singkat cerita, si ayah mengundang kekasih anaknya tersebut untuk bertemu dengannya. Sebelum bertemu dengan ayahnya, si perempuan itu mengingatkan kekasihnya agar memakai pakaian yang layak dan bersikap sopan kepada ayahnya. Tapi ternyata kemiskinan membuat si lelaki tersebut sombong. Dia ‘sombong’ dengan kemiskinannya, bangga dengan kemiskinannya. Alhasil dia bertindak tidak sopan di hadapan ‘calon mertunya’ dengan memamerkan kesombongan bahwa walaupun miskin dia tetap mendapatkan cinta perempuan dari keluarga terhormat dan kaya. Dia menolak untuk bersikap rendah hati dan sopan. Dan bisa dipastikan sang ayah murka dan melarang putrinya untuk mencintai kekasihnya dan memerintahkan untuk segera menikah dengan pria pilihannya.
Menikahlah si perempuan itu dengan lelaki pilihan ayahnya. Lelaki itu berasal dari keluarga terhormat, ayahnya sudah meninggal dan dia tinggal bersama dengan ibu tiri dan 2 orang adik tiri. Dikisahkan bahwa lelaki ini adalah lelaki yang baik hati. Prinsipnya adalah mencurahkan kasih sayang kepada setiap orang yang dia cintai walaupun orang tersebut membencinya. Dia berpikir bahwa cinta akan mengubah benci. Singkat cerita, si perempuan inipun jatuh cinta kepada suaminya.
Beberapa tahun kemudian, mantan kekasih ‘miskin’ si perempuan datang kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Penderitaan yang dialami karena gagalnya cinta mendorong dia untuk mendapatkan kekayaan sehingga setara dengan kedudukan perempuan yang dicintainya. Segala cara dia lalukan untuk mendapatkan kembali kekasih pujaannya. Dia tunjukkan kekayaannya, dia hancurkan bisnis suami si kekasih. Sehingga akhirnya dia mendapatkan rumah yang selama ini ditinggali oleh  mantan kekasih dan suaminya. Dia sombongkan kekayaannya di hadapan sang mantan calon mertuanya. Dia katakana bahwa sekarang dia kaya raya dan bisa mendapatkan segalanya. Dan apa yang dikatakan si ayah perempuan tersebut sungguh tepat. Dia berkata ‘dulu saat kau miskin, kau sombong dan sekarang kau pun masih sombong. Keputusanku dulu tepat, menikahkan anakku dengan suaminya yang sekarang’.
Dan sungguh malang benar nasib si lelaki sombong itu. Dia tidak mendapatkan cinta dari sang mantan kekasih. Walaupun sekarang dia telah menjadi orang yang kaya raya, dia tetap tidak bisa mendapatkan kekasihnya. Walapun suami dari mantan kekasihnya itu telah jatuh miskin tidak menjadikan si perempuan yang dia cintai itu kelmbali ke pelukannya.
Yah, memang uang bukanlah segalanya. Uang tidak bisa membeli rasa hormat. Uang tidak bisa membeli rasa cinta. Uang tidak bisa membeli kebahagian. Pun rasa cinta dan hormat bisa mengubah kebencian menjadi cinta. Dan kesombongan kelak akan menghancurkan manusia itu sendiri. Wallahu’alam …^_^…

2 comments: