Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday 12 March 2013

Menunggu Yang Produktif


Menunggu adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Apapun bentuknya, tidak ada seorang pun di dunia ini menyukai apa yang disebut dengan menunggu. Menunggu adalah suatu hal yang berat untuk dilakukan dan harus disikapi dengan sikap yang luar biasa sulitnya, yaitu bersabar. Ya, banar sekali ketika kita harus menunggu sesuatu, yang bisa kita lakukan hanyalah bersabar, sabar yang produktif tentunya.
Ini pengalaman pribadi ketika menunggu beberapa orang teman untuk pergi ke suatu tempat. Dalam kesepakatan, kami berjanji untuk bertemu pada jam 1 siang. Kesepakatannya, saya akan menjemput ke rumahnya pada jam 1 siang. Saat itu keadaan di jalan sangat macet, yah kemacetan memang selalu terjadi, apalagi hari ini adalah hari Sabtu, di mana jalanan kota Bandung di hari Sabtu dan Minggu dipastikan selalu macet karena datangnya para turis lokal. Setelah melalui perjalanan menembus kemacetan akhirnya saya sampai ke tempat tujuan pada jam 1 lebih 30. Yah, terlambat sekitar 30 menit mudah-mudahan tidak membuat teman saya itu jengkel karena harus menunggu cukup lama. Saya pun segera mengirim SMS agar dia menunggu di depan gang rumahnya. Tapi apa yang terjadi, dia membalas SMS bahwa dia masih di tempat lain, baru selesai menghadiri resepsi pernikahan teman kuliahnya. Betapa syoknya saya dan supir mobil yang saya tumpangi. Bisa dibayangkan, dalam keadaan jalanan yang macet dia masih berada di kawasan super macet di Bandung. Alhasil saya menunggu dia sekitar kurang lebih 2 jam.
Apa yang bisa kita lakukan jika menghadapi keadaan seperti ini. Yah, tentu saja kita hanya bisa bersabar. Tidak bisa kita marah-marah terhadap teman kita, toh jika kita mengeluarkan segenap tenaga untuk memarahi teman kita pun tidak aka nada gunanya. Tidak akan menghadirkan mereka langsung di hadapan kita. jadi, yang bisa kita lakukan hanyalah bersabar menunggu.
Pun ketika kita sedang menunggu pesawat yang delay. Terkadang kita harus menunggu 1 – 3 jam ketika mendapatkan pesawat kita tertunda keberangkatannya. Kesal, sudah pasti. Tapi apa guna jika kita mengomel dan marah-marah. Dengan omelan dan amarah tidak akan menjadikan pesawat kita langsung terbang kan. Jadi, apa yang harus dilakukan. Selain menerapkan ilmu sabar, kita juga bisa menunggu dengan cara yang produktif. Sambil menunggu pesawat kita yang didelay, kita bisa membaca buku, kita juga bisa membaca Qur’an, menghapal ayat Qur’an atau sekedar mengobrol dengan penumpang lain, menambah teman dan saudara.  
Juga ketika kita menunggu ‘jodoh’ yang kerap tidak datang saja. dalam hal menunggu jodoh, bukan hanya ilmu sabar saja yang harus kita terapkan, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu ikhlas, ilmu tawakal, dan ilmu-ilmu lainnya lagi. Sebagai perempuan, kita adalah pihak yang menunggu seorang lelaki sholeh datang ke rumah kita untuk meminta kepada ayah kita agar dapat menikahi kita. Menunggu dilamar oleh seorang pria sholeh tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi jika waktu ‘menunggu’ nya tidak sebentar tapi bertahun-tahun. Bukan hanya menunggu 1 – 2 tahun saja setelah lulus kuliah, tapi bisa jadi menuggu 5 – 10 tahun atau bahkan lebih. Tentu saja tingkat kesabaran dalam menunggu lelaki sholeh itu adalah tingkat yang cukup tinggi.
Marah-marah, mengomel, merutuki nasib tidak akan menjadikan jodoh kita datang secepat yang kita inginkan. Jadi apa yang harus kita lakukan sambil menunggu sang lelaki sholeh tersebut?. Sabar?, sudah pasti kita harus sabar. Ataukah melakukan pekerjaan seperti ketika kita menunggu pesawat yang didelay. Oh, sudah pasti kita bisa melakukan hal-hal seperti kita menunggu pesawat delay kita, tilawah, menghapal Qur’an, membaca buku, hal-hal itu bisa kita lakukan sambil menunggu.
Pun dalam masa menunggu itu kita baguskan kualitas diri kita. kita baguskan dan percantik diri kita dengan ilmu dan akhlak yang mumpuni. Dalam masa menunggu ini, kita berusaha untuk menaikkan kualitas kita, perbagus dan percantik diri kita dengan ilmu agar kelak ketika kita ebrtemu jodoh kita, kita akan dipertemukan dengan jodoh yang berkualitas, yang akhlak dan ilmunya berkualitas tingkat tinggi. Bisa jadi, saat ini Alloh sedang mempersiapkan kita untuk jodoh kita.
Jadi, menunggu memang hal yang menyebalkan, tetapi bukan berarti kita kalah pada kemarahan dan omelan. Pada masa menunggu banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisinya. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menaikkan kualitas pribadi kita pada saat ‘menunggu’ itu. Wallahu’alam …^_^…

9 Maret 2013
Di saat menunggu kedatangan teman untuk pergi menonton sebuah konser. Sambil menunggu ya menulis. Hehehehe….

No comments:

Post a Comment