Kejamnya dunia
menjadikan para penjahat terlihat seperti pahlawan dan pahlawan sebenarnya
dipaksa dijadikan penjahat.
Sekarang, saat ini di
negaraku tercinta orang benar disebut penjahat dah orang salah disebut
pahlawan. Yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Sudah benar-benar
kacau keadaan di negaraku tercinta ini.
Teringat kisah di suatu
drama historis fiksi Korea bersetting masa Joseon. Diceritakan kisah tentang
kerajaan di Korea pada masa Joseon yang dipimpin oleh seorang Raja. Konfliknya seputar
perebutan kekuasaan. Dalam drama tersebut dikisahkan bahwa adik sang raja,
disebut Grand Prince ingin merebut tahta dari sang kakak. Setelah sang raja
meninggal, tentulah penerusnya adalah putra mahkota, yaitu putra daru raja
sebelumnya. Tapi karena si adik sang raja sangat ingin menjadi raja selanjutnya
maka dia melancarkan strategi maha dahsyat yang terkadang tidak bisa diterima
dengan nurani.
Untuk merebut kekuasaan
dari raja yang baru. Si Grand Prince ini menghimpun pengikutnya untuk menyusun
strategi melenyapkan raja baru. Dengan strategi liciknya dia memfitnah para
menteri dan pengikut raja yang loyal. Dengan strategi fitnahnya terhadap para
pengikut raja yang loyal, maka para pengikut setia itu dihukum mati. Apapun kebaikan
yang dilakukan oleh para pengikut raja yang setia itu maka akan diputarbalikan
menjadi sebuh kejahatan.
Setelah semua berhasil
menghukum mati semua orang yang menjadi sandungannya dan mengasingkan raja,
maka si Grand Prince ini pun naik takhta menjadi raja baru.
Tentu saja masih ada
orang-orang yang setia terhadap raja yang lama (raja yang seharusnya). Mereka pun
melakukan pemberontakan untuk mengembalikan takhta kepada raja yang sebenarnya.
Tapi apapun strategi dah siasat yang dilakukan oleh para pengikut raja lama
yang setia ini selalu gagal. Dengan kekuasaan yang dimilikinya si raja baru ini
memerintah dengan kejam. Menghukum mati siapapun orang yang menentangnya
termasuk keponakan dan anaknya sendiri.
Jika dikaitkan dengan
keadaan di negara ini. Konflik yang terjadi dalam drama tersebut sangat mirip
sekali dengan keadaan di Indonesia saat ini. Ketika KPK. A.k.a pemerintah
memfitnah PKS sampai keakar-akarnya. Kejahatan suap dan korupsi yang tidak
pernah dilakukan oleh para kader PKS, oleh KPK dibuat seolah-olah menjadi hal
yang benar walaupun buktinya belum jelas tapi presiden PKS ini dianggap sebagai
koruptor. Belum lagi bantuan media yang menyebarluaskan berita ‘kejahatan’ yang
dilakukan oleh mantan presiden PKS ini. Ketika kasus suap tidak terbukti karena
ternyata si pemberi suap itu tidak pernah memberikan uang suap tersebut kepada
mantan presiden PKS ini. Lalu muncul juga kasus pencucian uang yang disebut ‘masih’
berhubungan dengan kasus terdahulu itu, suap impor sapi. Tapi ternyata, keberan
sedikit demi sedikit terkuak. Deberitakan bahwa si pemberi suap tidak
memberikan uang suap itu hanya akan berencana saja tapi belum dilakukan. Apakah
itu salah mantan presiden PKS. Dimana letak kesalahnnya. Hanya karena
direncakan menjadi objek suap dari orang yang akan menyuap, apakah sebuah
kejahatan. Sungguh aneh memang hukum di negeri ini. Hal yang sudah pasti
kejahatannya tidak pernah diungkit tapi kesalahan yang tidak terbukti malah
dianggap sebuah kesalahan mutlak.
Setelah kasus suap impor
sapid an pencucian uang kian melemah, maka dimunculkan isu terbaru yang tak
kalah dahsyatnya. Diberitakan bahwa LHI (mantan presiden PKS) ini terlibat
kisah cinta dengan anak ABG. Astagfirulloh…. Yang lebih gilanya lagi media jahat
ini memberitakan bahwa LHI telah menikahi ABG tersebut. Dan yang lebih lebih
lagi gilanya media ini adalah ketika media ini memaksakan opininya kepada publik.
Media ini menanamkan keyakinan bahwa memang LHI ada hubungannya dengan ABG
tersebut walaupun buktinya tidak ada. Dahsyatnya, media tersebut mewawancarai tetangga
dan satpam di tempat tinggal ABG tersebut. Berdasarkan hasil wawancara itu
tidak terbukti bahwa LHI ada keterkaitan dengan ABG tersebut, tapi media
tersebut tetap memaksakan opini bahwa LHI ada keterkaitan dengan ABG tersebut.
Yah, berdasarkan drama
Korea yang saya tonton itu. Kisah LHI ini sangat mirip sekali dengan kisah yang
ada di drama tersebut. Ketika ada orang yang menginginkan takhta, maka dia akan
menyingkirkan orang-orang yang bisa jadi sandungan bagi keberlangsungan dia
untuk menjadi raja yang baru.
Ini sih opini saya
pribadi. Diprediksi bahwa PKS akan gemilang di Pemilu 2014. Maka banyak
pihak-pihak yang ketakutan jika kelak PKS memegang kekuasaan di negeri ini maka
kejahatan mereka akan terungkap. Sehingga sebelum kejahatan mereka terungkap,
mereka harus menghancurkan PKS selama mereka masih berkuasa. PKS hanyalah
partai kecil tapi walaupun kecil ternyata PKS ini sangat ditakuti oleh para ‘penjahat-penjahat’
itu.
Jika di drama itu para
pembawa kebenaran di penjara dan hukum mati, tidak jauh beda dengan nasib PKS
sekarang. Ketika PKS membawa kebenaran, maka penjara menanti. Dan bisa saja
dengan strategi liciknya para ‘penjahat’ itu menghukum mati para pengikut PKS.
Itulah hukum di dunia. Tidak
pernah adil. Maka hanya berharap pada hukum dan pengadilan Alloh kelak di hari
penghisaban. Akan terkuak siapa yang pahlawan dan siapa yang penjahat. Dan penjara
Alloh kekal. Malaikat-malaikatnya anti suap. Wallahu’alam …
Note: baru selesei nonton drama Princess’
Man yang mainnya Park Si Hoo. Ceritanya keren banget tapi yang lebih keren lagi
pemainnya. Park Si Hoo ssi, saranghae
No comments:
Post a Comment