Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Friday 24 May 2013

Pahlawan Versus Penjahat

Kejamnya dunia menjadikan para penjahat terlihat seperti pahlawan dan pahlawan sebenarnya dipaksa dijadikan penjahat.
Sekarang, saat ini di negaraku tercinta orang benar disebut penjahat dah orang salah disebut pahlawan. Yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Sudah benar-benar kacau keadaan di negaraku tercinta ini.
Teringat kisah di suatu drama historis fiksi Korea bersetting masa Joseon. Diceritakan kisah tentang kerajaan di Korea pada masa Joseon yang dipimpin oleh seorang Raja. Konfliknya seputar perebutan kekuasaan. Dalam drama tersebut dikisahkan bahwa adik sang raja, disebut Grand Prince ingin merebut tahta dari sang kakak. Setelah sang raja meninggal, tentulah penerusnya adalah putra mahkota, yaitu putra daru raja sebelumnya. Tapi karena si adik sang raja sangat ingin menjadi raja selanjutnya maka dia melancarkan strategi maha dahsyat yang terkadang tidak bisa diterima dengan nurani.
Untuk merebut kekuasaan dari raja yang baru. Si Grand Prince ini menghimpun pengikutnya untuk menyusun strategi melenyapkan raja baru. Dengan strategi liciknya dia memfitnah para menteri dan pengikut raja yang loyal. Dengan strategi fitnahnya terhadap para pengikut raja yang loyal, maka para pengikut setia itu dihukum mati. Apapun kebaikan yang dilakukan oleh para pengikut raja yang setia itu maka akan diputarbalikan menjadi sebuh kejahatan.
Setelah semua berhasil menghukum mati semua orang yang menjadi sandungannya dan mengasingkan raja, maka si Grand Prince ini pun naik takhta menjadi raja baru.
Tentu saja masih ada orang-orang yang setia terhadap raja yang lama (raja yang seharusnya). Mereka pun melakukan pemberontakan untuk mengembalikan takhta kepada raja yang sebenarnya. Tapi apapun strategi dah siasat yang dilakukan oleh para pengikut raja lama yang setia ini selalu gagal. Dengan kekuasaan yang dimilikinya si raja baru ini memerintah dengan kejam. Menghukum mati siapapun orang yang menentangnya termasuk keponakan dan anaknya sendiri.
Jika dikaitkan dengan keadaan di negara ini. Konflik yang terjadi dalam drama tersebut sangat mirip sekali dengan keadaan di Indonesia saat ini. Ketika KPK. A.k.a pemerintah memfitnah PKS sampai keakar-akarnya. Kejahatan suap dan korupsi yang tidak pernah dilakukan oleh para kader PKS, oleh KPK dibuat seolah-olah menjadi hal yang benar walaupun buktinya belum jelas tapi presiden PKS ini dianggap sebagai koruptor. Belum lagi bantuan media yang menyebarluaskan berita ‘kejahatan’ yang dilakukan oleh mantan presiden PKS ini. Ketika kasus suap tidak terbukti karena ternyata si pemberi suap itu tidak pernah memberikan uang suap tersebut kepada mantan presiden PKS ini. Lalu muncul juga kasus pencucian uang yang disebut ‘masih’ berhubungan dengan kasus terdahulu itu, suap impor sapi. Tapi ternyata, keberan sedikit demi sedikit terkuak. Deberitakan bahwa si pemberi suap tidak memberikan uang suap itu hanya akan berencana saja tapi belum dilakukan. Apakah itu salah mantan presiden PKS. Dimana letak kesalahnnya. Hanya karena direncakan menjadi objek suap dari orang yang akan menyuap, apakah sebuah kejahatan. Sungguh aneh memang hukum di negeri ini. Hal yang sudah pasti kejahatannya tidak pernah diungkit tapi kesalahan yang tidak terbukti malah dianggap sebuah kesalahan mutlak.
Setelah kasus suap impor sapid an pencucian uang kian melemah, maka dimunculkan isu terbaru yang tak kalah dahsyatnya. Diberitakan bahwa LHI (mantan presiden PKS) ini terlibat kisah cinta dengan anak ABG. Astagfirulloh…. Yang lebih gilanya lagi media jahat ini memberitakan bahwa LHI telah menikahi ABG tersebut. Dan yang lebih lebih lagi gilanya media ini adalah ketika media ini memaksakan opininya kepada publik. Media ini menanamkan keyakinan bahwa memang LHI ada hubungannya dengan ABG tersebut walaupun buktinya tidak ada. Dahsyatnya, media tersebut mewawancarai tetangga dan satpam di tempat tinggal ABG tersebut. Berdasarkan hasil wawancara itu tidak terbukti bahwa LHI ada keterkaitan dengan ABG tersebut, tapi media tersebut tetap memaksakan opini bahwa LHI ada keterkaitan dengan ABG tersebut.
Yah, berdasarkan drama Korea yang saya tonton itu. Kisah LHI ini sangat mirip sekali dengan kisah yang ada di drama tersebut. Ketika ada orang yang menginginkan takhta, maka dia akan menyingkirkan orang-orang yang bisa jadi sandungan bagi keberlangsungan dia untuk menjadi raja yang baru.
Ini sih opini saya pribadi. Diprediksi bahwa PKS akan gemilang di Pemilu 2014. Maka banyak pihak-pihak yang ketakutan jika kelak PKS memegang kekuasaan di negeri ini maka kejahatan mereka akan terungkap. Sehingga sebelum kejahatan mereka terungkap, mereka harus menghancurkan PKS selama mereka masih berkuasa. PKS hanyalah partai kecil tapi walaupun kecil ternyata PKS ini sangat ditakuti oleh para ‘penjahat-penjahat’ itu.
Jika di drama itu para pembawa kebenaran di penjara dan hukum mati, tidak jauh beda dengan nasib PKS sekarang. Ketika PKS membawa kebenaran, maka penjara menanti. Dan bisa saja dengan strategi liciknya para ‘penjahat’ itu menghukum mati para pengikut PKS.
Itulah hukum di dunia. Tidak pernah adil. Maka hanya berharap pada hukum dan pengadilan Alloh kelak di hari penghisaban. Akan terkuak siapa yang pahlawan dan siapa yang penjahat. Dan penjara Alloh kekal. Malaikat-malaikatnya anti suap. Wallahu’alam …


Note: baru selesei nonton drama Princess’ Man yang mainnya Park Si Hoo. Ceritanya keren banget tapi yang lebih keren lagi pemainnya. Park Si Hoo ssi, saranghae

No comments:

Post a Comment