Manusia tempatnya
mengeluh. Tiada hari tanpa manusia mengeluh. Manusia mengeluh dengan berbagai
persoalannya. Manusia mengeluh dengan rasa kecewanya.
Ketika seseorang merasa
kecewa dengan satu orang atau beberapa orang dalam satu komunitas maka dia akan
memukul rata bahwa semua orang di komunitas itu buruk dan membuatnya kecewa.
Ini adalah kisah dari
seorang mantan kader dari suatu partai yang merasa kecewa dengan beberapa kader
dari partai tersebut. Entah apa yang membuat dia sangat kecewa sekali dengan
partai ini. Sehingga terlihat sekali kebenciannya di setiap dia berbicara
tentang partai ini. Entah apa yang membuat dia merasa kecewa sehingga dia tidak
lagi melihat kebaikan dalam partai ini. Entah apa yang membuat dia merasa
kecewa sehingga dia berani menyatakan bahwa sudah tidak ada lagi ukhuwah yang
terjalin di partai ini.
Sungguh saya tidak
mengerti apa yang dia rasakan dan alami selama dia berada dalam tarbiyah partai
ini. Karena apa yang saya rasakan selama berada dalam tarbiyah partai ini
adalah sebaliknya dari apa yang dia rasakan dan alami.
Satu hal yang saya amati
dari bentuk kekecewaannya karena tidak ada ukhuwah dalam partai ini. Sungguh saya
merasakan sebaliknya. Ukhuwah atau persaudaraan di partai ini sungguh kental
yang saya alami. Saya teringat, ketika ada berita seorang kader yang akan
menjalani operasi tapi tidak memilki biaya untuk rumah sakit dan pengobatannya.
Maka, saat itu, ketika kami sedang berhalaqoh diminta keihklasannya untuk
membantu biaya pengobatannya. Tidak pikir panjang saat itu kami mengumpulkan
uang yang kami milki untuk membantu saudara kami itu.
Juga ada beberapa kali
saudara kami yang tidak memiliki biaya yang cukup untuk pernikahannya, dengan
serta merta kami membantu saudara kami itu untuk membantu sebisa kami. Ada yang
menyumbang uang, tenaga, ada yang menyumbang barang untuk seserahan dan lain
lagi. Dan juga kader-kader yang berprofesi sebagai dokter tak segan-segan
membantu dengan kapasitasnya sebagai dokter.
Ini contoh lainnya. Ketika
ada salah seorang saudaranya butuh uang untuk menyekolahkan anaknya. Tidak segan,
ada yang membantunya meminjamkan uang walaupun saat itu waktu meminjamnya
sangat mendadak dengan jumlah yang tidak sedikit. Juga ketika ada seorang
saudara yang terkena musibah kebakaran. Tak segan-segan, saudara-saudaranya di
partai ini membantu dengan uang dan tanaga.
Saya tidak mengerti
kenapa dia mengatakan bahwa sudah tidak ada ukhuwah lagi di partai ini. Karena yang
saya alami dan lihat itu adalah ukhuwah yang sangat kental. Memang jika niat
kita berada di dalam partai ini adalah untuk selalu ‘diberi’ maka kita akan
merasa kecewa ketika kita tidak lagi mendapatkan ‘jatah’ pemberian. Memang jika
niat kita berada di partai ini untuk selalu dibahagiakan, maka kita akan merasa
kecewa ketika kita diberi kesedihan. Memang jika niat kita berada dalam partai
ini untuk ‘mendapatkan’, maka kita akan merasa rugi jika harus memberi.
Ukhuwah tidaklah
dihitung dari seberapa banyak kita mendapat karena ukhuwah adalah saling
memberi dan menerima. Ukhuwah itu memuji dan mengingat kebaikannya dan bukan malah
menjelekkannya. Ukhuwah itu merasa malu dengan aib saudaranya dan berkewajiban
untuk menutupinya, bukan dengan riangnya senang dengan aib yang menimpa
saudaranya dan menyebarkan aib dari saudaranya itu. Ukhuwah itu menuntut kita
untuk mengerti saudara kita bukan menuntuk orang lain untuk mengerti kita. Ukhuwah
itu saling memaafkan dan bukannya membalas dengan dendam kesumat.
Semoga ukhuwah yang
sejati selalu terjalin diantara kita, semua muslim tanpa kecuali karena itulah
yang diajarkan oleh Rasululloh. Semoga kita tidak saling menjelekkan dan
menjatuhkan sehingga membuat musuh kita itu bertepuktangan gembira dengan
konflik yang terjadi diantara kita. semoga Alloh menguatkan tali persaudaraan
kita. Wallahu’alam
No comments:
Post a Comment