Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 22 September 2013

Sinetron Indonesia Versus Drama Korea

Jujur, untuk 10 tahun terakhir ini saya sangat jarang menonton sinetron Indonesia yang ‘aneh-aneh’ itu. Hanya beberapa sinetron Indonesia yang saya anggap cukup berkualitas dan dengan ikhlas saya tonton, salah satu dari sangat sedikit sinetron yang saya tonton adala Para Pencari Tuhan (PPT) yang ditayangkan di bulan Ramadhan dalam rangka menemani waktu sahur. walaupun tidak menonton sinetron tapi saya tetap mengamati beberapa ragam sinetron yang hadir di layar kaca setiap harinya dan menemukan pola cerita yang hampir sama.
Untuk saat ini saya lebih memilih untuk menonton drama impor asal Korea Selatan. Karena mereka memberikan tontonan yang sangat bervariasi di tiap dramanya. Di sini saya akan mencoba membandingkan sinetron Indonesia dan drama Korea dari berbagai sudut pandang saya sebagai penonton.
1.    Tema
       Tema yang dijadikan cerita sinetron Indonesia itu hampir sama. Cerita yang disuguhkan tidak jauh berbeda seputaran anak yang tertukar, rebutan harta, dendam, atau tema yang katanya religious (islami) padahal tidak. Dibandingkan dengan drama Korea yang menawarkan cerita yang bervariasi tentu saja drama Korea ini lebih memikat. Tema cerita yang ditawarkan drama Korea bermacam-macam seperti tema berlatang belakang dokter yang autis, cerita tentang perebutan kekuasaan dan intrik pada zaman kerajaan, cerita tentang pengadilan dengan actor yang bisa membaca pikiran, kisah tentang pedagang sayuran yang berjuang sehingga sukses mendirikan perusahan ritel dalam bidang perdangan sayur, atau juga kisah sekelompok pria usia 40 tahun an dengan masing-masing kisahnya.

2.    Storyline atau Jalan Cerita
       Jalan cerita yang disuguhkan oleh sinetron Indonesia sungguh sangat berbelit-belit sehingga awal cerita dan akhir cerita tidak terstruktur dengan jelas. Jika rating yang didapat tinggi maka cerita pun akan semakin berbelit-belit sebaliknya jika rating jeblok maka cerita akan diakhiri begitu saja tanpa kejelasan. Berbeda dengan drama Korea yang tiap kisahnya memiliki jalan cerita yang terjalin dengan rapih sehingga jelas keterkaitan antara awal cerita dan akhir ceritanya.

3.    Jumlah Episode
Sinetron Indonesia dengan rating yang tinggi yang disukai banyak masyarakat akan terus menambah episode sehingga bisa sampai 600 lebih episode. Drama Korea menetapkan jumlah episode yang jelas bagi penontonnya. Biasanya jumlah episode drama Korea berkisar 16 episode untuk drama regular, 50-100 episode untuk drama keluarga. Jikalapun rating yang didapat tinggi dan produser ingin menambahkan episode maka hanya akan ditambah 2-4 episode saja.

4.    Waktu Penayangan
       Waktu penayangan sinetron Indonesia itu setiap hari tapi terkadang terhenti 1-2 hari jika ada acara incidental di stasiun TV nya. Karena sistem kejar tayang maka bisa dibayangkan kualitas tontonan yang diberikan pun pasti tidak maksimal seringkali banyak pengulangan cerita yang tidak penting. Berbeda dengan drama Korea yang sangat jelas waktu penayangannya. Ada drama yang ditayangkan setiap Senin-Jum’at, ada juga yang ditayangkan 2 episode setiap minggunya untuk tayang Senin-Selasa, Rabu-Kamis dan Sabtu-Minggu.

5.    Aturan
       Tidak ada aturan siapa saja yang boleh dan tidak boleh menonton sinetron Indonesia. Semua umur dipersilahkan untuk menonton sinetron. Tidak begitu dengan drama Korea. Ada batasan usia bagi penonton. Biasanya drama keluarga yang ditayangkan Senin-Jum’at atau Sabtu-Minggu diperbolehkan untuk ditonton oleh semua umur, waktu penayangannya pun jam 8-9 malam sehingga seluruh anggota keluarga bisa menonton. Sedangkankan untuk drama Senin-Selasa dan Rabu-Kamis hanya boleh ditonton oleh penonton minimal berusia 15 tahun dan jam tayangnya pun cukup malam yaitu jam 10 malam.

6.    Lokasi Syuting
       Lokasi syuting sinetron Indonesia itu tidak jelas. Biasanya sinetron Indonesia itu mengambil 1 lokasi syuting untuk keseluruhan. Mungkin karena sisten ‘striping’ itu sehingga untuk lokasi syuting pun hanya di satu lokasi. Hasilnya kita akan menemukan tempat yang sama untuk banyak scene. sekolahan, rumah sakit, restoran, kantor polisi, hotel dan tempat lainnya berada dalam satu lokasi.  Sangat berbeda dengan drama Korea yang mengambil lokasi sesuai dengan setting cerita. Cerita Korea akan mengambil setting yang sesuai dengan skrip. Drama Korea juga memakai studio sebagai tempat syuting. Studio dibuat sedmikian mirip dengan setting aslinya. Drama Korea juga sering mengambil tempat-tempat yang berbeda sebagai lokasi syuting seperti rumah sakit, hotel, pengadilan, restoran, café dan tempat lainnya sehingga tak jarang tempat yang dijadikan lokasi syuting menjadi tujuan pariwisata. Drama Korea juga tak jarang menampilkan cerita dengan lokasi kota di luar Seoul seperti pulau Jeju atau pedesaan-pedesaan di Korea dan bahkan mengambil setting luar negeri seperti drama Memories in Bali di Bali, Indonesia, Lovers in Prague di Praha, Lovers in Paris di Paris dan banyak lagi.

       Saya berharap semoga sinetron Indonesia akan menemukan kembali jati dirinya. Saya teringat banyak sinetron di tahun 90 an yang berkualitas seperti Rumah Cemara yang menceritakan kehidupan keluarga Cemara, dimana diceritakan kisah perjuangan dari Abah dan Ema yang berjuang untuk tetap bertahan hidup setelah keterpurukan mereka bagaimana mereka menghadapi nasib mereka dari orang yang kaya raya menjadi orang-orang yang sangat sederhana dan bagaimana mereka menghadapi kehidupan dengan akhlak yang baik, bagaimana Abah dan Ema mendidik 3 anak mereka dalam kesederhanaaa. Lokasi yang diambil oleh sinetron Keluarga Cemara adalah sebuah desa di Sukabumi yang sejuk dan asri sehingga penonton disuguhi oleh pemandangan asli desa dan hijaunya perkebunan.
       Ataupun kisah Halimun, sinetron yang dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Tio Pakusadewo itu mengambil lokasi di Lembang. Penonton disuguhi pemandangan indah perkebunan di Lembang dengan kabutnya yang tebal dan hamparan kebun the yang memukau. Juga sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang bercerita tentang perjuangan anak Betawi Asli yang bersaing dengan para pendatang di Jakarta, mengambil lokasi di pinggiran kota Jakarta.

       Saya merindukan kualitas sintron Indonesia di tahun 90 an. Semoga saja para produser sinetron itu bertobat dari memberikan sintron dengan kualitas murahan.

No comments:

Post a Comment