Jujur, untuk 10 tahun
terakhir ini saya sangat jarang menonton sinetron Indonesia yang ‘aneh-aneh’
itu. Hanya beberapa sinetron Indonesia yang saya anggap cukup berkualitas dan
dengan ikhlas saya tonton, salah satu dari sangat sedikit sinetron yang saya tonton
adala Para Pencari Tuhan (PPT) yang ditayangkan di bulan Ramadhan dalam rangka
menemani waktu sahur. walaupun tidak menonton sinetron tapi saya tetap
mengamati beberapa ragam sinetron yang hadir di layar kaca setiap harinya dan
menemukan pola cerita yang hampir sama.
Untuk saat ini saya
lebih memilih untuk menonton drama impor asal Korea Selatan. Karena mereka
memberikan tontonan yang sangat bervariasi di tiap dramanya. Di sini saya akan
mencoba membandingkan sinetron Indonesia dan drama Korea dari berbagai sudut
pandang saya sebagai penonton.
1. Tema
Tema yang dijadikan cerita sinetron Indonesia itu hampir sama.
Cerita yang disuguhkan tidak jauh berbeda seputaran anak yang tertukar, rebutan
harta, dendam, atau tema yang katanya religious (islami) padahal tidak. Dibandingkan
dengan drama Korea yang menawarkan cerita yang bervariasi tentu saja drama
Korea ini lebih memikat. Tema cerita yang ditawarkan drama Korea bermacam-macam
seperti tema berlatang belakang dokter yang autis, cerita tentang perebutan
kekuasaan dan intrik pada zaman kerajaan, cerita tentang pengadilan dengan actor
yang bisa membaca pikiran, kisah tentang pedagang sayuran yang berjuang
sehingga sukses mendirikan perusahan ritel dalam bidang perdangan sayur, atau
juga kisah sekelompok pria usia 40 tahun an dengan masing-masing kisahnya.
2. Storyline atau Jalan Cerita
Jalan cerita yang disuguhkan oleh sinetron Indonesia sungguh
sangat berbelit-belit sehingga awal cerita dan akhir cerita tidak terstruktur
dengan jelas. Jika rating yang didapat tinggi maka cerita pun akan semakin
berbelit-belit sebaliknya jika rating jeblok maka cerita akan diakhiri begitu
saja tanpa kejelasan. Berbeda dengan drama Korea yang tiap kisahnya memiliki
jalan cerita yang terjalin dengan rapih sehingga jelas keterkaitan antara awal
cerita dan akhir ceritanya.
3. Jumlah Episode
Sinetron Indonesia
dengan rating yang tinggi yang disukai banyak masyarakat akan terus menambah
episode sehingga bisa sampai 600 lebih episode. Drama Korea menetapkan jumlah
episode yang jelas bagi penontonnya. Biasanya jumlah episode drama Korea
berkisar 16 episode untuk drama regular, 50-100 episode untuk drama keluarga. Jikalapun
rating yang didapat tinggi dan produser ingin menambahkan episode maka hanya
akan ditambah 2-4 episode saja.
4. Waktu Penayangan
Waktu penayangan sinetron Indonesia itu setiap hari tapi
terkadang terhenti 1-2 hari jika ada acara incidental di stasiun TV nya. Karena
sistem kejar tayang maka bisa dibayangkan kualitas tontonan yang diberikan pun
pasti tidak maksimal seringkali banyak pengulangan cerita yang tidak penting. Berbeda
dengan drama Korea yang sangat jelas waktu penayangannya. Ada drama yang
ditayangkan setiap Senin-Jum’at, ada juga yang ditayangkan 2 episode setiap
minggunya untuk tayang Senin-Selasa, Rabu-Kamis dan Sabtu-Minggu.
5. Aturan
Tidak ada aturan siapa saja yang boleh dan tidak boleh
menonton sinetron Indonesia. Semua umur dipersilahkan untuk menonton sinetron. Tidak
begitu dengan drama Korea. Ada batasan usia bagi penonton. Biasanya drama
keluarga yang ditayangkan Senin-Jum’at atau Sabtu-Minggu diperbolehkan untuk
ditonton oleh semua umur, waktu penayangannya pun jam 8-9 malam sehingga
seluruh anggota keluarga bisa menonton. Sedangkankan untuk drama Senin-Selasa
dan Rabu-Kamis hanya boleh ditonton oleh penonton minimal berusia 15 tahun dan
jam tayangnya pun cukup malam yaitu jam 10 malam.
6. Lokasi Syuting
Lokasi syuting sinetron Indonesia itu tidak jelas. Biasanya sinetron
Indonesia itu mengambil 1 lokasi syuting untuk keseluruhan. Mungkin karena
sisten ‘striping’ itu sehingga untuk lokasi syuting pun hanya di satu lokasi. Hasilnya
kita akan menemukan tempat yang sama untuk banyak scene. sekolahan, rumah
sakit, restoran, kantor polisi, hotel dan tempat lainnya berada dalam satu
lokasi. Sangat berbeda dengan drama Korea
yang mengambil lokasi sesuai dengan setting cerita. Cerita Korea akan mengambil
setting yang sesuai dengan skrip. Drama Korea juga memakai studio sebagai
tempat syuting. Studio dibuat sedmikian mirip dengan setting aslinya. Drama Korea
juga sering mengambil tempat-tempat yang berbeda sebagai lokasi syuting seperti
rumah sakit, hotel, pengadilan, restoran, café dan tempat lainnya sehingga tak
jarang tempat yang dijadikan lokasi syuting menjadi tujuan pariwisata. Drama Korea
juga tak jarang menampilkan cerita dengan lokasi kota di luar Seoul seperti
pulau Jeju atau pedesaan-pedesaan di Korea dan bahkan mengambil setting luar
negeri seperti drama Memories in Bali di Bali, Indonesia, Lovers in Prague di
Praha, Lovers in Paris di Paris dan banyak lagi.
Saya berharap semoga sinetron Indonesia akan menemukan kembali
jati dirinya. Saya teringat banyak sinetron di tahun 90 an yang berkualitas
seperti Rumah Cemara yang menceritakan kehidupan keluarga Cemara, dimana
diceritakan kisah perjuangan dari Abah dan Ema yang berjuang untuk tetap
bertahan hidup setelah keterpurukan mereka bagaimana mereka menghadapi nasib
mereka dari orang yang kaya raya menjadi orang-orang yang sangat sederhana dan
bagaimana mereka menghadapi kehidupan dengan akhlak yang baik, bagaimana Abah
dan Ema mendidik 3 anak mereka dalam kesederhanaaa. Lokasi yang diambil oleh
sinetron Keluarga Cemara adalah sebuah desa di Sukabumi yang sejuk dan asri
sehingga penonton disuguhi oleh pemandangan asli desa dan hijaunya perkebunan.
Ataupun kisah Halimun, sinetron yang dibintangi oleh Paramitha
Rusady dan Tio Pakusadewo itu mengambil lokasi di Lembang. Penonton disuguhi
pemandangan indah perkebunan di Lembang dengan kabutnya yang tebal dan hamparan
kebun the yang memukau. Juga sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang bercerita
tentang perjuangan anak Betawi Asli yang bersaing dengan para pendatang di
Jakarta, mengambil lokasi di pinggiran kota Jakarta.
Saya merindukan kualitas sintron Indonesia di tahun 90 an. Semoga
saja para produser sinetron itu bertobat dari memberikan sintron dengan
kualitas murahan.
No comments:
Post a Comment