Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 22 September 2013

Jomblo Itu Prinsip, Bukan Nasib

Yah, jomblo itu prinsip. Prinsip untuk menjaga diri sebelum bertemu dengan pasangan yang halal. Jomblo itu pilihan bukan karena tidak laku sehingga mengumbar cinta yang tidak semestinya. Jomblo itu menjaga raga dan hati sebelum diberikan kelak pada yang yang berhak. Jomblo itu menjaga hati dan menjaga cinta agar kelak diberikan hanya pada pasangan dengan berlandaskan cinta karena Allah. Jomblo itu tidak asal pilih, mencari yang benar-benar terbaik.
Di zama ‘edan’ ini mungkin kata jomblo adalah kata yang menakutkan bagi sebagian orang. Sebagian orang tidak mau disebut jomblo sehingga tidak segan-segan untuk mengumbar cinta alias mengumbar hawa nafsunya. Bagi sebagian orang jomblo tidak bolah ada dalam perjalanan hidupnya sehingga sekuat tenaga berusaha untuk menghindari label jomblo melekat pada dirinya. Agar label jomblo tidak melekat pada dirinya, tidak segan-segan untuk mempunyai pasangan yang belum halal dengan asal-asalan. Asal tidak jomblo, maka sebagian orang mau berpasangan dengan siapa saja bahkan dengan kualitas diri pasangan yang rendah sekalipun.
Bagaimana Islam memandang label ‘jomblo’ ini. Menurut Islam, jika kita sudah mampu untuk menikah maka kita diwajibkan untuk menikah sehingga pasangan yang kita miliki adalah pasangan yang halal menurut agama Islam. Menurut Islam jika kita belum mampu menikah, maka kita dianjurkan untuk menahan diri dengan berpuasa. Jadi buat para jomblowan dan jomblowati itu harus banyak-banyak puasa (sunah), selain untuk menjaga diri dari hawa nafsu juga memperbanyak ibadah shaum sunah agar segera dipertemukan dengan jodoh yang terbaik.
Dalam hal pergaulan, Islam mengharuskan bagi laki-laki dan perempuan untuk menjaga pandangannya. Jangankan untuk pacaran, pegangan tangan, pelukan atau bermesraan, untuk memandang secara berlebihan saja tidak diperbolehkan.
Berpasangan adalah fitrah dari manusia tapi bukan berarti bebas untuk berpasangan tanpa dibingkai oleh pernikahan. Percintaan antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan setelah tali pernikahan mengikat. Setelah ada akad yang menandakan sah nya untuk saling mencintai dan tanggung jawab yang melekat pada masing-masing pasangan. Laki-laki bertanggung jawab sebagai suami dan perempuan bertanggung jawab sebagai istri.

Jadi untuk para jomblowan dan jomblowati, tahanlah hawa nafsu kalian untuk berpacaran dengan berpuasa dan amalan ibadah lainnya yang akan membentengi diri dari serbuah aksi syaitan yang akan selalu mengganggu kita untuk melakukan maksiat. Perbagus diri dengan amalan sholeh dan akhlak mulia sehingga kelak mendapatkan jodoh yang memang terbaik. Tetapkan dalam hati bahwa menjadi menjadi jomblo adalah prinsip kita bukan nasib kita. wallahu’alam …^_^…

No comments:

Post a Comment