Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday, 18 February 2014

Ketika Virus 'Merah Jambu' Menyerang Aktivis Dakwah

Hati-hati dengan virus ini. virus ini bisa menyerang dengan tiba-tiba. Menyerang bagian hati dari tubuh manusia. Virus ini sangat berbahaya karena yang terserang tidak menyadari bahwa hatinya telah terserang virus ini hingga akhirnya penyakitnya sudah mencapai stadium 4. Jika sudah mencapai stadium 4 maka tidak ada lagi obat yang bisa menyembuhkan kecuali taubat yang sebenarnya, taubat nasuha, meminta ampun pada Alloh atas kekhilafan yang telah dilakukan.
Virus ini menyerang hati dengan cara yang ganas dan tanpa ampun. Gejala awal dari penyakit yang disebabkan virus ini tidak terlalu kelihatan bahkan yang terserang virus ini tidak akan menyadari sama sekali. Yang lebih bahayanya adalah ketika virus ini semakin menggerogoti hati, bukan rasa sakit kepayahan yang dialami tapi rasa senang yang sangat sehingga menimbulkan fantasi yang indah dalam otaknya. Semakin virus ini menjalar dalam hati semakin otak terpenuhi oleh fantasi-fantasi yang indah. Wah, bahaya bukan ketika virus ini menyebar dari hati menuju otak. Dan tak lama pun akan menyerang anggota tubuh yang lain.
Virus ini banyak menyerang hati dari para aktivis dakwah. Tidak diketahui alasan yang pasti mengapa virus ini banyak menyerang para aktivis dakwah yang notabene telah diberi ilmu untuk menangkal serangan virus ini, virus merah jambu. Tak terhitung bagaimana para aktivis dakwah ini mendapatkan ilmu untuk menangkal virus ini, juga mendapatkan obat yang sangat mujarab untuk menangkal serangannya. Tapi tetap saja virus ini mampu masuk dan menyerang bagian hati para aktivis dakwah ini.
Gejala awal akibat dari serangan virus ini adalah rasa bahagia ketika terjadi saling berkirim SMS ‘mesra’ diantara ikhwan dan akhwat. Lalu terlontar juga panggilan ‘sayang’ dari kedua belah pihak. Panggilan yang seharusnya terlihat indah jika dilakukan pasangan suami istri seperti ‘ayah, bunda’, ‘abi, ummi’, ‘bunda, panda’ kerap terlontar dari jari-jari lewat SMS, Whatsapp, BBM para ikhwan dan akhwat yang belum terikat pernikahan ini. Efek selanjutnya dari virus ini adalah panggilan yang lebih ‘mesra’ lagi seperti ‘sayang’, ‘ayang’, ‘cinta’. Lalu akan merembet ke perhatian yang tidak seharusnya seperti pesan yang bertanya, ‘sudah bubu belum?’, ‘sudah makan siang belum?’, ‘hari ini makan siang sama apa?’, ‘mau pergi ke mana hari ini’, ‘hati-hati yang di jalan’ dan sederet perhatian-perhatian lainnya yang seharusnya tidak ditanyakan kepada yang bukan pasangannya.
Lebih lanjut adalah ibadah yang telah terkontaminasi virus ini. Para aktivis dakwah yang telah terserang virus ini tidak menyadari bahwa ibadah-ibadah harian mereka terkontaminasi virus ini. Contohnya seperti ‘tahajud call’. Dengan dalih saling mengingatkan untuk shalat tahajud, para ikhwan dan akhwat ini berkomitmen untuk saling mengingatkan untuk bangun dalam rangka shalat tahajud. Pesan seperti ‘ayo bangun, sholat tahajud’, ‘udah bangun belum?’ kerap tersampaikan lewat jari-jari mereka mengirimkan pesan lewat SMS, Whatsapp, ataupun media lainnya. Juga janjian untuk saling mengingatkan dalam ibadah-ibadah yang lain, seperti janjian untuk puasa senin-kamis barengan. Pesan ‘mesra’ seperti ‘buka sama apa?’, ‘ta’jil nya yang manis-manis dulu’, ‘jangan makan berlebihan yaa’, dan seabrek pesan ‘mesra’ lainnya akana tersampaikan dengan ‘indah’ nya.
Sahabat, virus ini sungguh sangat berbahaya. Virus ini tidak bisa terdeteksi oleh mikroskop secanggih apapun. Virus ini menyerang hati kita dengan membabi buta dan tanpa ampun. Virus ini mengancam kesucian hati kita. virus ini bukan hanya menghancurkan diri kita tapi bisa jadi virus ini menghancurkan dakwah yang kita emban. Sangat bahaya bukan. Kita pikirkan saja apa jadinya ketika kita berkoar-koar kepada yang kita dakwahi tentang adab menjaga pergaulan diantara laki-laki dan perempuan tapi kita sendiri tidak menjaga adab itu. Kita berkoar-koar mengatakan bahwa pacaran sebelum nikah itu haram, tapi yang kita lakukan tidak jauh beda dengan layaknya laki-laki dan perempuan yang sedang memadu kasih.
Sahabat, virus ini sangat berbahaya karena kita tidak menyadari bahwa kita sudah terserang oleh virus ini. virus ini sangat cerdas dalam menyerang. Tapi, bukan berarti kita tidak memiliki anti-virus nya. Anti-virus yang paling mujarab adalah Alloh, kita harus selalu meminta perlindungan kepada Alloh agar mampu menangkal serangan dari virus ini. Anti-virus yang lain adalah sahabat-sahabat sejati yang akan senantiasa saling mengingatkan. Taubat nasuha adalah obat paling mujarab untuk mengobati hati yang telah terserang virus ini. Sahabat, hati-hatilah dengan virus ini. Jangan anggap enteng serangannya. Wallahu’alam…  (Dalam rangka terus mengingatkan diri sendiri...)


  Kredit gambar: Ardhi el-Mahmudi


No comments:

Post a Comment