Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday, 7 April 2015

Mendengar, Mendengarkan dan Menyimak



Menurut Moeliono (Saddhono & Slamet: 2014), mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti menangkap bunyi/ suara dengan sungguh-sungguh. Sedangkan menyimak adalah memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Kegiatan mendengar mempunyai pengertian menangkap suara atau bunyi dengan telinga. Peristiwa mendengar terlaksana secara kebetulan dan tidak direncanakan sehingga makna yang didengar tidak terlalu diperhatikan.
Kegiatan mendengarkan lebih tinggi tarafnya dibandingkan peristiwa mendengar. Jika dalam mendengar belum ada faktor kesengajaan, dalam peristiwa mendengarkan mulai ada faktor kesengajaan. Dalam mendengarkan, faktor pemahaman bisa jadi ada tapi bisa juga tidak karena hal ini belum menjadi suatu tujuan.
Dalam persitiwa menyimak, ada faktor kesengajaan yang tampak den jelas. Dalam menyimak, pemahaman juga mutlak diperlukan dan ada faktor penilaian yang bisa memberikan feedback kepada penutur. Menyimak memerlukan keterlibatan aktif dari pendengar. Pendengar menyusun ulang pesan yang disampaikan oleh pembicara. Dalam menyusun ulang pesan, seorang  pendengar harus secara aktif memberikan kontribusi pengetahuannya, baik pengetahuan yang bersumber dari kebahasaannya maupun dari sumber di luar pengetahuan kebahasaannya. Sehubungan dengan ini Subyakto (Saddhono & Slamet: 2014) menyatakan bahwa di dalam menyimak, seseorang tidak hanya berperan secara pasif tetapi juga berperan aktif.
Menurut Wolvin & Coakley (1985:55), mendengarkan adalah komponen integral (yang tak terpisahkan) dari proses menyimak.


No comments:

Post a Comment