Menurut Moeliono (Saddhono & Slamet:
2014), mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan
berarti menangkap bunyi/ suara dengan sungguh-sungguh. Sedangkan menyimak adalah
memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Kegiatan mendengar mempunyai pengertian
menangkap suara atau bunyi dengan telinga. Peristiwa mendengar terlaksana
secara kebetulan dan tidak direncanakan sehingga makna yang didengar tidak
terlalu diperhatikan.
Kegiatan mendengarkan lebih tinggi tarafnya
dibandingkan peristiwa mendengar. Jika dalam mendengar belum ada faktor
kesengajaan, dalam peristiwa mendengarkan mulai ada faktor kesengajaan. Dalam mendengarkan,
faktor pemahaman bisa jadi ada tapi bisa juga tidak karena hal ini belum
menjadi suatu tujuan.
Dalam persitiwa menyimak, ada faktor
kesengajaan yang tampak den jelas. Dalam menyimak, pemahaman juga mutlak
diperlukan dan ada faktor penilaian yang bisa memberikan feedback kepada
penutur. Menyimak memerlukan keterlibatan aktif dari pendengar. Pendengar menyusun
ulang pesan yang disampaikan oleh pembicara. Dalam menyusun ulang pesan,
seorang pendengar harus secara aktif
memberikan kontribusi pengetahuannya, baik pengetahuan yang bersumber dari
kebahasaannya maupun dari sumber di luar pengetahuan kebahasaannya. Sehubungan dengan
ini Subyakto (Saddhono & Slamet: 2014) menyatakan bahwa di dalam menyimak,
seseorang tidak hanya berperan secara pasif tetapi juga berperan aktif.
Menurut Wolvin & Coakley (1985:55),
mendengarkan adalah komponen integral (yang tak terpisahkan) dari proses menyimak.
No comments:
Post a Comment