Balance scorecard adalah
manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungkan sasaran strategis kepada
indicator yang komprehensif. Indicator yang digunakannya adalah kegiatan dan
proses kegiatan inti dari lingkungan organisasi tersebut beroperasi. Konsep scorecard
digunakan karena scorecard menyatukan alat dalam laporan manajemen yang utuh
dan menjadi pedoman untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu
menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan.
BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak
perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Penerapan BSC dapat
menjelaskan konsistensi pencapaian dengan visi misi organisasi dan nilai inti
serta perbaikan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Penggunaan konsep BSC
dalam bidang pendidikan akan membantu sekolah untuk memanaje sekolah dengan
optimal dan membantu sekolah untuk
mengklarifikasi visi dan menterjemahkan
kepada sasaran yang operasional, ukuran dan tindakan yang jelas dan sesuai
dengan misi dan nilai inti dari sekolah tersebut.
Penerapan Balance Score
Card adalah dengan menggunakan satu papan nilai yang seimbang yang digunakan
sebagai alat ukur untuk menentukan apakah organisasi tersebut, dalam hal ini
sekolah dinilai berhasi atau tidak.
Pengukuran kinerja dalam Kartu nilai BSC memperhatikan keseimbangan
antara sisi keuangan dan non-keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang,
dan melibatkan faktir internal dan eksternal.
Empat keseimbangan dalam BLC adalah: keuangan, customer/ pelanggan,
proses, dan pembelajaran/pertumbuhan.
2. Bagaimana menerapkan Balance Score Card
dalam dunia pendidikan.
Dalam Balance Score Card
ada empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses, dan
Pembelajaran/ pertumbuhan.
Perspektif keuangan, dalam
hal ini sekolah dapat mengelola keuangan dengan maksimal. Pemasukan keuangan,
khususnya sekolah negeri berasal dari dana BOS yang diberikan oleh pemerintah
per 3 bulan. Sekolah harus mampu untuk mengelola dana yang didapat dengan
optimal. Dana yang didapat digunakan untuk kepentingan siswa, guru dan sekolah.
Perspektif pelanggan.
Pelanggan dalam dunia pendidikan adalah siswa. Sekolah merumuskan kegiatan
pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi para siswa. Kepuasan siswa
terhadap sekolah bisa dilihat dari indeks kebahagian para siswa dengan
bersekolah di sekolah tersebut. Juga terlihat dari prestasi yang ditorehkan
oleh siswa di sekolah. kepuasan orangtua siswa juga harus diperhatikan.
Indicator kepuasan orangtua siswa terhadap sekolah terlihat dari feedback yang
diberikan, misalnya menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah tersebut atau
memberitakan keunggulan sekolah tersebut ke lingkungannya sehingga masyarakat
ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Perspektif proses. Apa
saja proses yang harus dilakukan untuk mencapai sukses organisasi. Sekolah
merumuskan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mendukung pencapaian
kesuksesan. Contoh kegiatannya seperti melakukan pelatihan-pelatihan guru untuk
meningkatkan kompetensi guru sehingga optimal dalam proses belajar mengajar. Melakukan
peer teaching untuk lebih mensolidkan tim guru dan meningkatkan kemampuan guru.
Menyediakan sarana yang dapat mendukung terciptanya atmosfir belajar yang
menyenangkan.
Perpektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Bagaimana sekolah dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
menghadapi perubahan lingkungan internal dan eksternal. Selain memberikan
pelatihan-pelatihan guru, sekolah juga bisa memberikan penyuluhan kepada
masyarakat sekitar/ orangtua siswa. Sekolah harus terus meng ’update’ informasi
sehingga tindak ketinggalan.
No comments:
Post a Comment