Laila Mega Wardhani
Abstrak
Artikel
ini menjelaskan tentang pentingnya membaca permulaan di kelas rendah yang merupakan
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa sekolah dasar kelas
rendah dengan tujuan agar mampu untuk mengembangkan kemampuan membaca ditingkat
selanjutnya yang lebih kompleks. Membaca permulaan diperlukan supaya siswa di
kelas rendah mampu memahami dan mengucapkan tulisan dengan lafal dan intonasi
yang jelas. Artikel ini membahas salah satu media dalam pembelajaran membaca
permulaan Big Book, menjelaskan
beberapa keuntungan yang didapat oleh guru dan siswa dengan digunakannya Big Book dalam proses pembelajaran
membaca permulaan di kelas rendah dan bagaimana cara membuat dan
mengaplikasikan pemakaian Big Book di
kelas.
Kata
kunci: membaca, membaca permulaan, big book
Pendahuluan
Membaca
adalah jendela dunia. Orang yang sering membaca, pendidikannya akan maju dan
memilki wawasan yang luas. Itulah sebabnya mengapa membaca disebut sebagai
jendela dunia karena dengan membaca kita dapat mengetahui seisi dunia, wawasan
kita bertambah dan pola pikir pun akan berkembang.
Membaca
adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk menemukan berbagai informasi yang
terdapat dalam tulisan. Membaca bukan sekedar melihat kumpulan huruf yang
membentuk kata, frase, kalimat, paragraf atau wacana saja, tetapi membaca juga
merupakan aktivitas memahami dan mengartikan tanda, lambang atau tulisan yang
bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
(Dalman:2013)
Kegiatan pembelajaran di kelas tidak
dapat dilepaskan dari kemampuan siswa dalam membaca. Membaca adalah salah satu
keterampilan dasar yang penting karena melalui keterampilan membaca yang baik
maka siswa akan mampu mengikuti mata pelajaran lainnya. Kemampuan membaca siswa
Sekolah Dasar, terutama di tingkat membaca permulaan berperan penting dalam
kesuksesan belajarnya karena kemampuan membaca adalah dasar bagi kemampuan
membaca ditingkat selanjutnya yang lebih kompleks. Oleh karena itu membaca
adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Sejalan dengan ini
Zuchdi dan Budiasih (2001) menungkapkan bahwa “kemampuan membaca yang diperoleh
pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca
selanjutnya”.
Membaca
pada siswa Sekolah Dasar perlu diajarkan dengan matang karena terkait membaca
pada tahapan yang lebih kompleks. “Tujuan yang dapat dicapai melalui pengajaran
membaca yaitu mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, serta
kreativitas” (Akhadiah, 1992: 29). Pembelajaran membaca di SD sesuai tahapan
menurut kelompok kelas rendah dan kelas tinggi. Untuk siswa kelas rendah
tahapan membacanya adalah membaca permulaan. Membaca permulaan pada siswa kelas
rendah merupakan pondasi dari tahapan membaca cepat, membaca ekstensif, dan
membaca pemahaman.
Proses pembelajaran di kelas rendah,
kelas satu sampai tiga seharusnya diisi oleh kegiatan belajar yang lebih interaktif
dan menyenangkan tetapi sayang dalam proses pembelajaran membaca di kelas
rendah, kebanyakan guru masih menggunakan media tradisional seperti buku paket
saja. Biasanya guru mengajarkan cara membaca dengan mencontohkan cara membaca
kata atau kalimat kemudian siswa mengulangi apa yang dibacakan oleh guru dari
buku teks. Dalam proses pembelajaran seperti ini biasanya siswa duduk
mendengarkan guru sambil memegang buku teks dan mengulang apa yang guru
bacakan, begitu seterusnya.
Isi
Menurut
Tarigan (1990), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Grabe
& Stoller (2002) mengungkapkan bahwa pengertian dari membaca adalah kemampuan
untuk mengartikan dari teks dan mengintepretasikan informasi yang didapatnya
dengan tepat.
Menurut
Dalman (2013, h. 7)
Membaca
merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan
berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Membaca bukan hanya sekedar
melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat,
paragraph dan wacana saja, tetapi membaca juga merupakan kegiatan memahami dan
menginterpretasikan lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna sehingga pesan yang
disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Membaca permulaan merupakan aktivitas
untuk mengenalkan rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Pengajaran membaca
permulaan lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Siswa
dituntut untuk mampu menyuarakan huruf, suku kata, kata dan kalimat yang
disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan (Akhadiah, dkk. 1993:11).
Anderson (Dhieni:2008) menyatakan bahwa membaca permulaan adalah proses
pengejaran membaca yang disampaikan secara terpadu, yang berfokus pada
pengenalan huruf dan kata serta menghubungkannya dengan bunyi.
Menurut
Tarigan (1986: 25) untuk keterampilan membaca permulaan, hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain:
a. penggunaan ucapan yang tepat,
b. penggunaan lafal dan intonasi
yang tepat,
c. membaca dengan suara jelas,
d. membaca dengan penuh perasaan
dan ekspresif,
e. menguasai tanda baca,
f. membaca dengan lancar, dan
g.
percaya diri.
Akhadiah
(1992:31) mengatakan bahwa pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas 1
dan 2. Tujuan dari pembelajaran membaca permulaan adalah agar siswa memiliki
kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai
dasar untuk membaca lanjut. Hal tersebut menggambarkan bahwa membaca permulaan
diperlukan supaya siswa mampu memahami dan mengucapkan tulisan dengan lafal dan
intonasi yang jelas.
Membaca
permulaan dapat membantu siswa dalam memahami suatu teks bacaan. Diharapkan
siswa mendapat informasi dari bacaan tersebut sehingga menambah
pengetahuan. Dalam kegiatan belajar
membaca permulaan, siswa membutuhkan media yang menarik agar kemampuan dalam
membaca dapat berkembang secara optimal. Dalam hal ini visual, teks dan bahasa
lisan sangat penting untuk digunakan dalam kelas. Menurut riset, anak akan
lebih mudah memahami konsep yang diberikan lewat visual atau verbal (Salomon:
1979). Sementara itu Cowen (1984) menyatakan bahwa penggunaan media visual
membuat kita lebih mengingat informasi daripada hanya menggunakan media teks
saja.
Siswa kelas awal memiliki
karakteristik yang berbeda dengan siswa kelas lanjutan. Siswa kelas awal
memiliki rentang konsentrasi yang pendek sehingga dibutuhkan alat atau media
pendukung yang mampu membuat mereka tertarik dengan pelajarannya. Pembelajaran
membaca di kelas awal memerlukan alat atau media yang dapat membantu siswa
dalam mengoptimalkan keterampilan membacanya. Media pembelajaran yang menarik
seperti gambar, grafik, video atau objek yang menarik perhatian akan mampu
membantu proses belajar membaca siswa kelas awal dengan optimal.
Banyak metode pembelajaran dan media
belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa, khususnya membaca di
dalam kelas rendah seperti metode SAS, Steinberg, global, dan lain-lain
(Hartati & Cuhariah: 2015). Begitu pun banyak media yang bisa digunakan
sebagai alat untuk membantu proses belajar seperti; kartu, buku suku kata, buku
cerita, dan lain-lain. Dalam pembelajaran membaca seorang guru harus mampu
memilih bahan, metode atau media pembelajaran yang tepat bagi siswanya.
“Pemilihan media pengajaran harus memperhatikan beberapa prinsip diantaranya:
(1) bahan bacaan harus disesuaikan dengan kesiapan siswa; (2) tujuan pengajaran
membaca ialah mengembangkan berbagai aspek kemampuan siswa; (3) kondisi di
sekolah dan lingkungan masyarakat perlu diperhatikan” (Akhadiah, 1992:14-15).
Salah satu media yang bisa digunakan
dalam proses belajar dan mengajar membaca permulaan di kelas adalah Big Book. Big Book adalah salah satu media dalam pembelajaran membaca dengan
pendekatan shared reading atau
membaca bersama. Holdaway adalah orang pertama yang menciptakan Big Book sebagai cara guru untuk
menjadikan Big Book sebagai model
yang bisa dilihat oleh siswa (Fisher, et al: 2008). Holdway (1979) menyebutkan
tiga ciri dari pembelajaran membaca yang berhasil adalah: (1) Buku yang dipilih
harus buku yang disukai oleh siswa, (2) Siswa harus bisa melihat sendiri
bukunya, dan (3) Guru harus membaca ceritanya dengan cara yang menarik dan
antusias.
Big
Book atau buku besar
adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Ukuran
big book beragam dari mulai ukuran A3, A4, A5 atau dengan ukuran yang lebih
besar lagi. Ukuran Big Book harus
mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh siswa di kelas. Big Book dapat digunakan di kelas awal karena Big Book memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Guru dapat memilih Big Book dengan
isi cerita atau topik yang disesuaikan dengan minat siswa atau sesuai dengan
tema pelajaran.
Menurut Karges-Bone (Hall: 2006),
sebuah Big Book akan membuat
pembelajaran bahasa lebih efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Cerita
singkat (10-15 halaman)
2.
Pola
kalimat jelas.
3.
Gambar
memiliki makna.
4.
Jenis
dan ukuran huruf jelas terbaca.
5.
Jalan
cerita mudah dipahami.
6.
Terdapat
humor dalam ceritanya.
Curtain dan
Dahlberg (2004) menyatakan bahwa Big Book
memungkinkan siswa untuk belajar membaca dengan cara mengingat dan mengulang
bacaan. Big Book baik digunakan di
kelas membaca permulaan karena dengan tampilannya, Big Book akan mampu menarik minat siswa dalam membaca.
Penggunaan Big Book dalam pembelajaran membaca
permulaan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1.
Memberi
pengalaman membaca.
2.
Membantu
siswa memahami buku.
3.
Mengenalkan
berbagai jenis bahan bacaan kepada siswa.
4.
Memberi
peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang baik.
5.
Melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran.
6.
Menyediakan
contoh teks yang baik untuk digunakan siswa.
Dalam
membaca bersama dengan menggunakan Big
Book, siswa ikut terlibat dalam proses membacanya, belajar tentang konsep
kerja dari buku, mendapatkan rasa untuk belajar dan mulai untuk menyebut
dirinya sebagai seorang pembaca. (Fountas & Pinnell:1996). Dengan ukurannya
yang besar disertai gambar yang menarik, dalam proses pembelajaran membaca
awal, Big Book memiliki beberapa
keuntungan, seperti:
1.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca yang
menyenangkan.
2.
Memungkinkan
siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membaca tulisan yang ada dalam Big Book.
3.
Memungkinkan
siswa secara bersama-sama memberi makna pada setiap tulisan yang ada dalam Big Book.
4.
Membantu
siswa untuk memahami hubungan antara bahasa lisan dan tulisan.
5.
Memberikan
kesempatan kepada siswa yang lambat dalam membaca untuk mengenali tulisan
dengan bantuan guru dan teman-temannya.
6.
Dengan
membaca Big Book bersama-sama, akan
timbul keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka mampu untuk membaca, terutama
bagi siswa yang lambat membaca.
7.
Mengembangkan
semua aspek bahasa.
8.
Dapat
diselingi percakapan yang relevan mengenai isi cerita dalam Big
Book bersama siswa sehingga terjadi proses belajar yang interaktif. Topik
bacaan akan berkembang sesuai dengan pengalaman dan imajinasi siswa.
Big
Book dapat dibuat
sendiri oleh guru. Berikut adalah langkah-langkah membuat Big Book.
1.
Siapkan
kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman atau 10-15 halaman, spidol
warna, lem dan kertas HVS.
2.
Tentukan
topik cerita.
3.
Kembangkan
topik cerita menjadi cerita untuh dalam kalimat-kalimat singkat.
4.
Tentukan
gambar atau ilustrasi untuk setiap halaman.
5.
Buatlan
desain cerita dan gambar/ ilustrasi.
6.
Tuliskan
kalimat singkat di atas kertas HVS.
7.
Tempelkan
setiap kalimat tersebut di halaman yang sesuai dengan gambar/ilustrasi.
8.
Ide
cerita Big Book dapat diambil dari
kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari di kehidupan siswa. Ide yang lain
juga bisa diambil dari informasi penting yang berisi pengetahuan, prosedur,
atau jenis teks lainnya yang sesuai dengan tema di setiap kelas yang sesuai
dengan kurikulum yang dikembangkan.
Penggunaannya
Big Book di dalam kelas perlu diatur sehingga pembelajaran membaca dan menulis
bisa menjadi efektif. Berikut adalah bagaimana penggunaan Big Book di dalam
kelas:
1.
Penggunaan
big book bisa dilakukan setiap hari, misalnya di pertemuan awal setiap
hari selama 15-20 menit.
2.
Big
book dibacakan
di depan kelas atau di dalam kelompok kecil.
3.
Big
book dapat
digunakan oleh siswa untuk dibacakan di depan teman-temannya.
4.
Pemodelan
bukan hanya ditujukan pada cara membaca, namun juga perlu diperlihatkan cara
guru memegang buku yang baik, membuka halaman, menunjuk huruf atau kata, dan
memperlakukan buku dengan layak.
Kesimpulan
Membaca adalah keterampilan dasar
yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar karena melalui keterampilan
membaca yang baik maka siswa akan mampu mengikuti mata pelajaran lainnya.
Membaca permulaan berperan penting dalam kesuksesan belajar siswa karena
kemampuan membaca adalah dasar bagi kemampuan membaca ditingkat selanjutnya
yang lebih kompleks. Salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran membaca
permulaan adalah penggunaan media yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa.
Belajar dengan menggunakan Big Book menawarkan proses pembelajaran
yang menarik. Banyak keuntungan yang didapat dari penggunaan Big Book dalam pembelajaran bahasa bagi
siswa di kelas rendah. Keuntungan menggunakan Big Book adalah siswa akan
lebih tertarik dalam pembelajaran membaca dan fokus terhadap bacaan atau cerita
yang akan dibaca. Selain itu saat guru membacakan kalimat yang ada di Big Book, siswa dapat melihat kalimatnya
langsung karena Big Book dibuat besar baik gambar maupun tulisannya.
Siswa tentu tertarik untuk belajar membaca dengan buku yang besar, menarik dan
berwarna.
Adalah tugas seorang guru agar siswa
terbebas dari berbagai faktor yang menghambat mereka dalam proses belajar
membaca. Dalam menciptakan suasana
belajar yang kondusif, seorang guru harus mampu untuk memotivasi siswa agar mau
dan senang membaca. Dengan bantuan Big
Book ini, diharapkan guru dapat menciptakan suasana kelas yang interaktif
dan menyenangkan, khususnya dalam pelajaran membaca permulaan.
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992. Bahasa Indonesia I. Depdikbud. Jakarta
Dalman, H. 2013. Keterampilan
Membaca. Rajagrafindo Persada. Depok
Fisher, Douglas et al. 2008. Shared Readings: Modeling Comprehension, Vocabulary, Text Structures,
and Text Features for Older Readers. International Reading Association,
DOI:10.1598/RT.61.7.4, ISSN: 0034-0561 print / 1936-2714 online
Fountas, I., &
Pinnell, G. (1996). Guided reading: Good first teaching for all children. Portsmouth,
NH: Heinemann.
Grabe, William & Stoller, Fredericka I. 2002. Teaching and Researching Reading.
Longman. Hongkong
Hall, Susan Colville.
2006. Using Big Books: A Standards-Based Instructional
Approach for Foreign Language.
Foreign Language Annals • Vol. 39, No. 3
Hartati, Tatat & Cuhariah, Yayah. 2015. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
UPI Press. Bandung
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Angkasa. Bandung
Zuchdi, Darmiyati & Budiasih.
1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Depdikbud.
Jakarta
No comments:
Post a Comment