Menurut Supardan
(2015:107-108), perubahan yang terjadi dalam kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut;
1. Perubahan
filosofi kurikulum
Kurikulum 2013
menganut filosofi eklektisme (Supardan:2015). Filsafat eklektisme pada
hakikatnya adalah ingin memilih yang terbaik dari banyak pendekatan yang
berbeda-beda, dari berbagai aliran filsafat pendidikan. Dalam hal ini dipilih
filsafat pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
2. Keseimbangan
antara soft skills dan hard skills
Kurikulum 2013
mencanangkan keseimbangan antara soft skills dan hard skills. Hal ini tampak
dalam perbandingan kompetensi isi dan kompetensi dasar pada setiap pelajaran
yang dituliskan secara eksplisit dengan porsi yang berimbang.
3. Pengurangan
jumlah mata pelajaran dan penambahan jumlah jam belajar
Kurikulum 2013
memiliki jumlah mata pelajaran yang lebih sedikit, tetapi bertambah jumlah jam
belajar pada setiap minggunya
4. Organisasi
kurikulum pembelajaran, isi SD (Tematik terpadu/ integratif), SMP (IPS
terpadu), SMA (Mata Pelajaran), SMK (Vokasional)
Kurikulum 2013
untuk SD merujuk pada bentuk pengembangan organisasi kurikulum, the integrated,
developmental-activity curriculum. Implikasi dari pengembangan kurikulum ini
adalah pembelajaran dikemas secara tematik. Pembelajaran tematik merupakan
suatu pendekatan pembelajaran dengan mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam
suatu topic atau tema tertentu dengan aspek perkembangan anak serta kebutuhan
dan tuntutan lingkungannya.
5. Pendekatan
belajar saintifik
Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik yang merupakan ciri utama dalam pembelajarannya.
Perdekatan saintifik memiliki karakteristik; (1) meteri pembelajaran berbasis
pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran,
(2) Interaksi guru dan siswa terbebas dari prasangka, subjektivitas atau
penalaran yang menyimpang, (3) Mendorong siswa untuk berfikir kritis, analitis,
dan tepat dalam proses pembelajarannya, (4) Medorong dan menginspirasi siswa
untuk berpikir rasional dan objektif, (6) Berbasis pada konsep, teori dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan, (7) Tujuan pembelajaran dirumuskan
secara sederhana dan jelas.
6. Penerapan
pembelajaran Student Centered Learning
Kurikulum 2013
yang menggunakan pendekatan saintifik relevan untuk dikembangkan di
persekolahan karena dalam pendekatan saintifik, siswa belajar secara aktif dan
mandiri. Siswa bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya serta mampu
belajar beyond the classroom. Dalam penerapan pembelajaran student-centered
ini, guru berperan sebagai mitra pembelajaran dan fasilitator. Dengan demikian
siswa didorong untuk belajar lebih aktif, mandiri, sesuai dengan irama
belajarnya masing-masing, sesuai dengan perkembangan usia peserta didik.
7. Penggunaan
penilaian autentik
Penilaian
autentik merupakan bentuk penilaian yang mengukur kinerja nyata yang dimiliki
siswa. Kinerja siswa adalah aktivitas dan hasil aktivitas yang diperoleh siswa
selama proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, Persfektif Filosofi dan Kurikulum.
Bandung. Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment