Selalu berpikir positif adalah poin yang penting dalam hidup kita. Bagaimanakah caranya kita selalu memiliki pikiran yang positif?...
Saya pernah menonton suatu acara yang didalamnya menceritakan kisah sukses seseorang dalam karirnya. Dalam acara tersebut, dia mengatakan bahwa poin terpenting dalam hidupnya adalah selalu berpikiran positif. Dia memberikan contoh bahwa walaupun kita dalam situasi yang buruk atau ada dalam titik terendah dalam hidup, kita harus selalu melihat sisi positifnya. Kita harus memahami alasan kenapa hal buruk yang terjadi dalam pandangan yang positif. Dia memberikan contoh (agak lucu, tapi mudah-mudahan dengan contoh yang dia berikan ini, kita bisa paham bagaimana memandang secara positif bahkan dalam situasi yang terburuk). Contohnya dalam berolahraga, saat itu pergelangan tangan dia cedera padahal dia terbiasa untuk berolahraga membentuk bagian atas badannya. Dia merasa 'marah' karena tidak bisa melakukan olahraga kesukaannya. Tapi karena tangannya terluka, dia jadi bisa berolahraga membentuk bagian bawahnya yang sudah lama tidak dia latih dan tidak dia sukai.
Jika melihat ke belakang, dalam kehidupan saya setelah lulus kuliah dan menjadi seorang sarjana. Pekerjaan saya bukanlah kerjaan yang mapan ataupun tetap. Jika dibandingkan dengan teman-teman yang bekerja di sekolah swasta internasional ataupun banyak juga diantara teman saya yang lulus PNS saat itu, pekerjaan saya sangat tidak bisa dibandingkan dengan pekerjaan mereka. Saat itu saya bekerja 'serabutan' sebagai guru 'privat', mengajar di sekolah dasar sebagai guru honor, menjadi seorang pekerja part time di sebuah lembaga kursus, guru di lembaga kursus, dan beberapa pekerjaan lainnya yang tidak berhubungan dengan kompetensi yang saya miliki di bidang pendidikan. Saya berjualan beberapa barang karena memang pada dasarnya saya suka berjualan, saya juga menjadi agen asuransi.
Pekerjaan saya memang tidak stabil dan mapan seperti teman-teman saya yang bekerja sebagai guru di sekolah internasional ataupun yang menjadi PNS. Penghasilan yang saya dapatkan sangat fluktuatif sekali. Terkadang, saya mendapatkan penghasilan yang agak banyak, tapi jika musim liburan tiba, biasanya siswa-siswa yang saya berikan les secara privat juga ikutan libur, sehingga penghasilan saya benar-benar turun drastis.
Jika dilihat dengan negatif, maka kehidupan saya banyak negatifnya. Bayangkan saja, sarjana lulusan universitas negeri dengan jurusan yang cukup populer hanya menjadi honorer di SD, guru kursus, dan guru privat. Tidak bekerja secara full-time dan penghasilan yang didapat pun tidak tetap ditiap bulannya.
Tapi sungguh luar biasa, jika kita memandang dari sisi positifnya. Sungguh saya sangat beruntung sekali dengan keadaan saya yang cuma menjadi guru honorer dan pekerja part time. Dengan hanya menjadi honorer di sekolah dasar, saya berpikir untuk mendapatkan penghasilan di tempat lain. Dengan waktu setengahnya yang saya miliki, saya bekerja di suatu tempat kursus. Saya mempelajari hal-hal baru di tempat kursus tersebut. Dengan pengetahuan baru yang saya dapatkan, saya mencoba berkreasi membuat sebuah media pembelajaran. Dengan modal ini, saya banyak belajar lagi tentang hal yang baru sehingga saya benar-benar bisa menciptakan sebuah karya yang Alhamdulillah sekarang ini telah digunakan di beberapa tempat. Setelah itu saya merasa harus banyak belajar lagi untuk menyempurnakan produk yang saya ciptakan.
Setelah menciptakan sebuah karya, tentu saja tidak cukup dengan satu karya saja. Dengan usaha dan belajar yang terus menerus, satu persatu karya pun terus tercipta. Semakin banyak karya yang tercipta semakin haus juga untuk terus belajar. Hal yang dipelajari pun meluas tidak hanya pada bidang yang memang sedari awal dikuasai. Banyak hal yang ingin terus dipelajari untuk menjadikan diri lebih baik lagi dan tentu saja untuk menambah penghasilan saya yang masih belum stabil. Akhirnya bidang keuangan syariah pun coba saya pelajari dan mencoba untuk menjadi bagiannya. Menjadi agen asuransi syariah membuat mata saya terbuka tentang perbankan syariah. Ilmu baru coba saya pelajari.
Setelah menjadi guru honorer lebih dari 10 tahun di sekolah dasar, akhirnya kesempatan menjadi PNS pun terbuka. Alhamdulillah, sayapun diangkat menjadi PNS yang artinya setiap bulan penghasilnya saya sudah tetap sehingga saya tidak perlu risau lagi dengan finansial. Tapi tidak begitu, dengan terbiasanya saya untuk terus berkarya, walaupun finansial yang sudah terjamin tiap bulan tidak membuat saya menempatkan diri di zona nyaman. Dengan mengajar di sekolah dasar, maka saya harus menambah kompetensi saya di bidang pendidikan dasar. Yah, karena terbiasa untuk terus belajar, menjadikan saya merasa tidak puas dengan kompetensi yang sudah saya miliki. Dengan kebutuhan menguasai bidang pendidikan dasar, saya pun harus belajar lagi di luar bidang yang telah saya kuasai. Saya melanjutkan sekolah untuk mendapatkan master di bidang pendidikan dasar sehingga kedepannya saya mampu untuk terus mengembangkan diri dan siswa saya di sekolah kelak mendapatkan perlakuan yang terbaik yang bisa saya lakukan.
Ketika saya diangkat menjadi PNS, ternyata ijazah saya tidak sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Karena saya sarjana lulusan pendidikan Bahasa Inggris, maka saya tidak bisa megajar di sekolah dasar kecuali saya kuliah lagi di bidang pendidikan dasar. Maka saya pun memutuskan untuk mengambil master di bidang pendidikan dasar. Yah, positifnya saya jadi bisa kuliah lagi, walaupun kendala dana menghadang. Dan ternyata setelah saya kuliah di pasca sarjana pendidikan dasar, saya mendapatkan informasi bahwa hal itu tidak berlaku, saya diharuskan untuk kuliah lagi di S1 pendidikan dasar. Pun, saya ikuti aturan itu dan kuliah mengambil S1 lagi di bidang pendidikan dasar. Ternyata oh ternyata, karena SK PNS saya itu fungsional umum, maka saya tidak bisa mengikuti ujian penyetaraan pangkat. Menurut informasi, saya harus kuliah di bidang administrasi. Yah ambil saja positifnya, saya diberi kesempatan lagi untuk menambah pengetahuan. (ketika menulis ini, saya belum mengambil kesempatan untuk kuliah di bidang administrasi, karena kendala finansial, waktu dan konsentrasi)
Ketika saya diangkat menjadi PNS, ternyata ijazah saya tidak sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Karena saya sarjana lulusan pendidikan Bahasa Inggris, maka saya tidak bisa megajar di sekolah dasar kecuali saya kuliah lagi di bidang pendidikan dasar. Maka saya pun memutuskan untuk mengambil master di bidang pendidikan dasar. Yah, positifnya saya jadi bisa kuliah lagi, walaupun kendala dana menghadang. Dan ternyata setelah saya kuliah di pasca sarjana pendidikan dasar, saya mendapatkan informasi bahwa hal itu tidak berlaku, saya diharuskan untuk kuliah lagi di S1 pendidikan dasar. Pun, saya ikuti aturan itu dan kuliah mengambil S1 lagi di bidang pendidikan dasar. Ternyata oh ternyata, karena SK PNS saya itu fungsional umum, maka saya tidak bisa mengikuti ujian penyetaraan pangkat. Menurut informasi, saya harus kuliah di bidang administrasi. Yah ambil saja positifnya, saya diberi kesempatan lagi untuk menambah pengetahuan. (ketika menulis ini, saya belum mengambil kesempatan untuk kuliah di bidang administrasi, karena kendala finansial, waktu dan konsentrasi)
Benar sekali, jika kita melihat apapun dari sisi positif maka kita akan mendapatkan hal yang terbaik darinya. Kita harus mampu mengambil hikmah dari apapun yang terjadi dalam hidup kita. Karena seburuk-buruknya kondisi yang kita hadapi pasti ada nilai positif didalamnya. Wallahu'alam ...^_^...
No comments:
Post a Comment