Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 5 October 2022

Pro dan Kontra: Mengajarkan Calistung Pada Anak Usia Dini

 



Mengajarkan membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini masih jadi perdebatan. Pihak yang kontra dengan pembelajaran calistung pada usia dini berpendapat bahwa pada usia 3-6 tahun adalah usia anak-anak untuk bermain sehingga tidak boleh anak dibebankan untuk belajar calistung. Sejalan dengan ini, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listiyarti menyatakan bahwa pemaksaan belajar membaca dapat menghambat pertumbuhan otak kanan anak.

Pihak yang pro dengan pembelajaran calistung pada usia dini berpendapat bahwa semakin dini anak belajar calistung maka akan bagus untuk perkembangan kognitif mereka. Sejalan dengan ini Herbert Spencer menyatakan bahwa otak tidak boleh mengalami kelaparan. Pendidikan harus dimulai sejak masih bayi dalam suasana yang menarik. Anak yang memperoleh informasi melalui tugas-tugas yang melelahkan disertai ancaman hukuman tidak menjadi murid yang baik dikemudian hari, sedangkan yang menerima dengan cara yang alami pada saat yang tepat, biasanya akan terus belajar sendiri sepanjang hidupnya.

Jadi sebenarnya boleh saja mengajarkan calistung pada anak usia dini dengan syarat pembelajarannya harus menyenangkan. Jangan sampai anak merasa terbebani dalam proses pembelajarannya. Pertanyaannya sekarang bukan lagi apakah seorang balita boleh diajarkan membaca atau tidak tetapi  ”Bagaimana mengajar anak balita membaca dengan cara yang menyenangkan sehingga mereka menganggap belajar calistung itu seperti bermain.

Nah, sekarang bagaimana cara untuk mengajarkan baca, tulis dan hitung dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak-anak pada usia dini bisa belajar baca, tulis dan hitung dengan optimal tanpa merampas waktu mereka untuk bermain, menikmati masa usia dini mereka.

Kita harus membuat program belajar baca dan tulis pada anak usia dini dengan mengedepankan metode yang menyenangkan dalam belajar baca dan tulis serta tidak ada target pencapaian (pemaksaan) yang harus diraih oleh anak. Anak-anak yang belajar calistung harus diberikan metode belajar yang menyenangkan melalui video (multimedia), flashcard (kartu), permainan, lagu dan aktivitas-aktivitas kreatif lainnya yang menyenangkan. Dan yang terpenting adalah tidak memaksa anak untuk mencapai target ‘harus’ bisa membaca dan menulis pada waktu yang ditentukan. Anak akan dibiarkan secara natural melalui proses belajar yang menyenangkan sehingga dapat lebih mengoptimal anak dalam proses belajarnya. Seperti yang dinyatakan oleh Glenn Doman, bahwa anak yang senang belajar sejak usia dini maka dia akan terus belajar sendiri sepanjang hidupnya.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk melakukan pembelajaran baca tulis pada anak usia dini:

1. Media

Menurut Glen Doman, seorang anak bisa dengan secara otomatis belajar membaca karena mereka melihat dan mendengar kata/ kalimat yang berulang-ulang dari sebuah iklah di televisi. Misalnya, seorang anak akan dapat membaca kata ‘honda’ karena sering melihat tulisan dan mendengar kata ‘honda’ pada sebuah iklan. Oleh karena alasan ini, penting dalam proses pembelajaran baca dan tulis dengan melibatkan media berupa video (multimedia).

2. Flashcard (Kartu)

Menurut Nora Nagy dalam Helblingreaders.com, penggunaan flashcard yang menarik dapat membantu anak-anak untuk belajar membaca.

3. ‘Move’ dan ‘Act’

Dalam ‘Move’ dan ‘Act’ ini anak-anak belajar membaca dengan bergerak. Mereka mengatraksikan kata yang mereka baca. Misalnya, ketika mereka membaca kata ‘tiup’  maka mereka melakukan gerakan meniup, atau ketika membaca kata ‘lompat’ maka mereka melakukan gerakan melompat, dan seterusnya.

4. Bermain ‘games’

Dalam belajar membaca dan menulis, anak-anak usia dini akan menyukainya jika dibarengi dengan kegiatan bermain. Anak-anak juga akan senang jika mereka diberi kesempatan untuk menciptakan permainan oleh mereka sendiri.

5. Lagu

Melalui lagu, anak-anak usia dini akan senang menjalani proses pembelajaran membaca.

6. Berkelompok

Anak-anak akan senang belajar ketika mereka berkelompok.

7. Kata Bermakna

Anak-anak akan belajar membaca kata yang bermakna. Contohnya, membaca kata ‘mata’ bermakna bagian tubuh yang berfungsi untuk melihat.

 

No comments:

Post a Comment