Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday 19 September 2022

Berbangga Hati jadi Malapetaka


 


Banyak orang tua yang ingin anaknya menjadi yang the best, baik itu di lingkungan rumah apalagi di sekolah. Bagi anak dengan intelegensia yang di atas rata-rata apalagi jenius, akan jadi kebanggaan bagi orang tua. Maka lihatlah ketika pembagian rapot berlangsung yang biasanya akan mengundang orang tua untuk mengambil rapot anak-anak mereka langsung di sekolah. Akan tercium bau-bau persaingan di antara orang tua.

Orang tua yang datang mengambil rapot, terutama para ibu, akan berbicara saling menonjolkan prestasi dari anak-anak mereka. Di sinilah kejulidan akan merajalela. Mungkin para ibu yang lain akan mendengarkan cerita dari seorang ibu yang berbangga hati menceritakan setiap prestasi anak-anaknya, tetapi kejulidan mereka yang mendengarkan akan semain berkembang tatkala mereka berkumpul dengan para ibu yang lain yang sama-sama julid.

Apakah salah membanggakan anak kita sendiri?

Tentu saja tidak salah. Malah kita harus berbangga hati ketika anak kita berprestasi dalam suatu bidang atau malah lebih. Hanya saja bangganya hati ini harus terkelola dengan baik. Jangan sampai kebanggaan kita berdampak buruk pada yang lain karena tidak semua orang tua memilik anak yang berprestasi dalam bidang akademis atau non-akademis. Jangan sampai juga bangga hati yang berlebihan ini berdampak negatif pada anak kita.

Seharusnya kita lebih berempati kepada para orang tua yang mungkin anak-anaknya tidak terlalu berprestasi.

Kita tidak pernah tahu potensi yang dimiliki oleh seorang anak akan terus berkembang atau berhenti. Jangan sampai kebanggaan hati kita membuat anak-anak kita berhenti untuk berkembang. Bayangkan saja jika anak kita yang berprestasi itu berhenti untuk terus mengembangkan dirinya karena merasa cukup dengan prestasi yang diperolehnya.

Anak yang mendapatkan pujian yang berlebihan akan mendapatkan efek yang negatif pada dirinya. Mereka akan merasa bahwa mereka adalah anak yang terbaik dan tak terkalahkan. Sehingga ketika ada anak lain yang mengalahkannya dalam suatu prestasi, anak yahg terlalu berbangga hati akan merasa tersaingi dan tidak bisa menerima kekelahannya. Dia akan marah, sedih dan mungkin takut ketika hal ini terjadi.

Marah karena dia terkalahkan. Sedih karena dia merasa bahwa ternyata selama ini ia tidak menjadi anak yang the best. Takut karena ia khawatir orang tuanya akan marah atas kekalahannya dan takut jika orang tuanya tidak akan memberi pujian lagi pada mereka.

Maka, kita sebagai orang tua harus bijak dalam memperlakukan anak kita. Jangan terlalu berlebihan dalam memuji anak kita tetapi jangan pula abai pada prestasi anak kita karena anak pun akan merasa tidak dihargai jika kita tidak pernah memujinya.

 

Wallahu’alam…^_^…

 

 

No comments:

Post a Comment