Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Thursday 8 June 2023

Tua Pasti, Dewasa Pilihan

 

Menjadi tua adalah sesuatu yang pasti tapi menjadi dewasa adalah pilihan. Jumlah umur yang bertambah belum bisa dipastikan takar kedewasaan pun bertambah. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa banyaknya umur seseorang tidak menjamin sikap yang dewasa. Banyak orang dewasa tetapi bersikap seperti anak-anak.

Menjadi dewasa bukan hanya sekedar bertumbuh fisik tetapi juga berkembang pemikirannya. Seorang yang dewasa tidak lagi berpikiran seperti anak-anak yang didominasi dengan sikap egois, mau menang sendiri, menyalahkan orang lain, menjadi attention seeker dan banyak lagi sikap kekanakan lainnya.

Menjadi tua itu gampang karena terjadi secara alami. Alam sudah mengaturnya sedemikian rupa hingga kita tidak bisa menolak tua. Kita tidak akan pernah menghentikan waktu sehingga kita menjadi muda selamanya-kecuali saat kita tinggal di surga dimana semua penduduk surga akan muda selamanya.

Kita memang tidak akan pernah sanggup menahan laju waktu hingga tubuh kita menua tetapi terkadang ada saja saat laju perkembangan pemikiran kita berhenti di satu titik. Ini yang bahaya. Bahaya ketika raga kita menua tetapi pemikiran kita berhenti seakan kita merasa takut untuk menjadi dewasa.

Seperti halnya tokoh Peter Pan yang menolak untuk dewasa, sebagain dari kita pun ada yang tidak ingin dewasa dengan berbagai macam alasan. Menjadi dewasa adalah hal yang menakutkan karena seorang yang dewasa sudah harus mampu untuk mandiri, bertanggung jawab, juga harus mampu untuk menahan ego.

Saat kanak-kanak, mungkin sebagian besar dari kita berharap untuk cepat dewasa. Orang dewasa terlihat keren dalam pandangan anak-anak. Orang dewasa hebat bisa membeli apapun yang disukai tanpa harus menunggu approve orang tua atau menunggu lebaran untuk membeli baju baru bahkan merengek kepada ayah dan ibu agar mendapatkan apa yang diinginkan.

Dalam pandangan anak-anak, orang dewasa itu keren karena bisa melakukan apapun yang disukai tanpa harus kena tegur orang tua. Orang dewasa itu mengasyikan karena bisa pergi atau berlibur kemana saja tanpa harus minta izin orang tua atau menunggu kesiapan orang tua untuk mengajak liburan.

Namun, setelah dewasa lintasan ingin kembali ke masa kanak-kanak sering hadir. Ingin rasanya menjadi anak-anak dengan dunianya yang ceria dan tanpa beban. Anak-anak tidak perlu bekerja tinggal minta saja pada orang tua jika ada sesuatu yang diinginkan. Anak-anak tidak dijejali beban pekerjaan yang njilimet karena pekerjaan anak-anak hanya bermain dan bersekolah.

Orang dewasa yang kesehariannya berkutat dengan pekerjaan, pergi pagi pulang sore pasti rindu dengan masa-masa bersekolah di SD, SMP, atau SMA. Masa SD tentu menjadi masa yang paling menyenangkan karena punya banyak waktu untuk bermain.

Namun, tidak semuanya juga memiliki masa kanak-kanak yang bahagia. Ada sebagian anak-anak yang tidak seberuntung anak-anak yang lain dengan dunianya yang ceria. Ada anak-anak yang harus ditempa lebih dini oleh keadaan sehingga mereka dewasa sebelum waktunya. Lingkaran mereka mengharuskan untuk bekerja keras jika ingin terus bertahan.

Ada juga anak-anak yang terlalu dimanjakan oleh orang tua mereka sehingga mereka nyaman dengan keadaan mereka saat menjadi anak-anak. Anak-anak ini lah yang takut untuk dewasa. Mereka tidak berani melangkahkan kaki dan pemikiran mereka menjadi lebih dewasa. Mereka takut jika dewasa, mereka akan kehilangan masa cerianya.

Orang tua yang terlalu memanjakan bukannya bagus tetapi menjerumuskan. Lihatlah begitu banyak orang dewasa yang tidak mandiri. Walaupun usia mereka sudah tua tetapi belum bisa berdiri di atas kaki sendiri. Hidupnya masih bergantung kepada orang tua mereka. Sikapnya yang manja dan egois membuat mereka sulit untuk berjuang di tengah masyarakat. Mereka kesulitan untuk mendapatkan solusi atas segala permasalahan yang mereka hadapi.

Kedewasaan tidak muncul secara instan, ia harus berproses. Proses menjadi dewasa pun tidak hadir dalam waktu singkat. Menjadi dewasa itu perlu latihan dan tempaan. Kunci menjadi dewasa adalah kemampuan dan keinginan yang tertanam kuat dalam diri untuk terus memperbaiki diri untuk menjadi individu yang lebih baik. Menjadi dewasa juga artinya membuka pikiran kita untuk menerima segala kritik dan saran yang orang lain berikan sebagai pecut untuk senantiasa memperbaiki diri.


No comments:

Post a Comment