Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 7 June 2023

Mati Satu Tumbuh Seribu

 

Sebenarnya, apa yang benar-benar kita miliki di dunia ini? Apakah kekayaan? Jabatan dan kedudukan? Tahta? Pasangan? Anak-anak? Benarkah mereka semua milik kita?

Kita ini hidup di dunia cuma sementara. Rata-rata umur manusia hidup di dunia adalah 60 sampai 70 tahun. Kalaupun ada yang lebih dari itu, berarti sudah mendapatkan bonus numpang di dunia lebih lama.

Ya, benar sekali kita hanya numpang hidup di dunia. Harta yang kita miliki cuma titipan, begitu pun dengan jabatan, pasangan, anak-anak. Semuanya hanya titipan yang Allah amanahkan kepada kita. Kita ini sejatinya makhluk yang lemah dan tidak memiliki apapun jika tidak diberi kekuatan oleh Sang Raja penguasa jagat alam raya.

Jadi, jangan sedih apalagi marah jika suatu saat apa yang Allah titipkan pada kita diambil kembali. Namanya juga pinjaman dan titipan. Kalau yang punya mau ambil kembali, apa hak kita untuk menahannya?

Namun, ada kalanya kita sedih saat kehilangan sesuatu yang kita anggap milik kita. Kita lupa bahwa apapun yang ada dalam diri kita sejatinya bukanlah miliki kita. Kalaupun kita kehilangan hal tersebut, pasti Allah akan menggantinya dengan yang lebh baik.

Contohnya saja ketika kita kita kehilangan sandal, pasti kita akan mendapatkan gantinya baik kita membeli yang baru atau ada orang yang memberi sepasang sandal untuk kita. Begitu pun saat kita kehilangan uang. Uang yang hilang, yakinlah bahwa Allah akan menggantinya dari jalan yang mungkin tidak kita sangka. Bahkan Allah akan mengganti yang hilang dengan yang lebih baik.

".....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyusakai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Terkadang dan mungkin seringnya kita mengalami kesedihan yang berlarut-larut saat kita kehilangan sesuatu, baik itu kehilangan pasangan, anak, jabatan, kekayaan, atau hal berharga lainnya. Tanpa sadar kita menyalahkan Sang Pembuat Ketetapan. Padahal jika kita memahami apa yang Allah firmankan dalam surah di atas yang menyatakan bahwa bisa jadi menyukai sesuatu hingga kita enggan untuk melepasnya padahal sesungguhnya hal itu membawa keburukan kepada kita.

Saya pernah mendengar kisah dari seorang artis yang kehilangan hampir segalanya, baik harta ataupun profesinya sebagai seorang aktor. Hartanya habis karena ditipu dan ia pun sudah lama tidak mendapatkan tawaran bermain di sinetron. Semua harta dan benda yang ia miliki sudah terjual untuk menutupi utang. Hingga ia tiba pada suatu titik dimana ia pasrah dengan keadaannya dan menyerahkan segalanya pada Sang Pencipta.

Doa dan asanya terjawab pada suatu waktu. Allah menggantinya dengan hal yang jauh lebih baik. Saat dalam keadaan terpuruk ia memilih kembali ke jalan Allah dan menjadi pribadi yang lebih relijius. Tidak lama kemudian, uang yang hilang pun kembali dalam bentuk yang jauh lebih baik dan banyak. Bagaimana tidak lebih baik saat ia kehilangan ratusan juta, Allah menggantinya dengan tawaran bermain sinetron yang angkanya jauh lebih banyak. Bahkan kontrak sinetronnya masih terus berlanjut setelah ia berhasil melunasi semua utangnya.

Saya pun mengalami hal yang serupa. Saya pernah mengalami penipuan online dengan nominal yang tidak sedikit. Jujur saja, saya merasa sedih saat mengetahui kalau saya harus kehilangan sejumlah uang. Namun, saya menyadari bahwa kehilangan itu mungkin saja berupa teguran dari Allah atas dosa dan kesalahan yang pernah saya lakukan.

Kata Ikhlas mungkin mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. Walaupun saat itu mulut saya mengatakan saya ikhlas dengan kehilangan tapi tetap saja ada sedikit rasa kecewa dalam hati. Hingga akhirnya saya benar-benar menguatkan hati untuk mengikhlaskannya. Saya yakin bahwa Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

Janji Allah tidak pernah meleset. Tidak lama setelahnya, saya mendapatkan sebuah tawaran pekerjaan dengan bayaran yang lebih dari cukup untuk mengganti uang yang pernah hilang. Tepat satu hari setelah saya terkena penipuan online tersebut, teman lama saya menelepon dan menawarkan saya tambahan pekerjaan yang masih saya lakoni hingga sekarang dimana nominalnya jauh melebihi apa yang pernah hilang dari genggaman saya.

Betul juga saat pepatah mengatakan mati satu tumbuh seribu yang artinya segala sesuatu yang hilang pasti ada gantinya. Tanamkan keyakinan dalam diri kita bahwa pertolongan Allah itu dekat. Boleh saja kita kehilangan sesuatu tapi jangan sampai kita kehilangan keyakinan kepada Allah.


No comments:

Post a Comment