Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Friday, 10 March 2017

Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Rahayu (2016: hlm, 19) menyatakan bahwa terdapat beberapa pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Pendekatan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
a.                   Pembelajaran Bahasa Menyeluruh (Whole Language)
Whole Language Approach adalah suatu pendekatan terhadap pembelajaran bahasa secara utuh. Artinya, dalam pengajaran bahasa kita mengajarkannya secara kontekstual, logis, kronologis dan komunikatif serta menggunakan seting yang nyata dan bermakna. Pendekatan Whole Language Approach  terdapat hubungan yang interaktif antara yang mendengarkan dan yang berbicara, antara yang membaca dan yang menulis. Belajar bahasa harus terinteraksi ke dalam bahan terpisah dari semua aspek kurikulum. Artinya, pembelajaran bahasa yang terpadu dengan perkembangan motorik, sosial, emosional, dan kognitif juga pengalaman anak, media dan lingkungan anak.

Menurut pendapat Goodman (1986, hlm. 26-31) Whole language ditopang empat landasan dasar, yaitu (1) teori belajar, (2) teori kebahasaan, (3) pandangan dasar tentang pengajaran, dan (4) peranan guru serta pandangan kurikulum bahasa. Menurut Ellis (1993) dalam Sudin (2007, hlm. 1), filsafat Whole language ini berdasar pada premis bahwa manusia belajar bahasa melalui penggunaannya secara alami atau nyata dan utuh (keseluruhan) untuk satu tujuan bukan melalui bagian-bagian yang terpisah, yang difokuskan pada keterampilan. Oleh karena itu, kurikulum yang menyandarkan filosofisnya pada whole language, tidak lagi mengajarkan bahasa secara terpisah, melainkan dikemas dalam pembelajaran yang utuh dan menyeluruh.

b.                  Pembelajaran Keterampilan Proses
Pembelajaran keterampilan proses adalah pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan sehingga siswa mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkembangkan sikap dan nilai. Langkah-langkah kegiatan keterampilan proses diantaranya mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya: menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang atau waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan variabel, menginterpretasikan atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan dan mengkomunikasikan.
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang terfokus pada keterlibatan peserta secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan intelektual, keterampilan sosial, dan keterampilan fisik. Menurut pendekatan proses, peserta didik tidak hanya diberikan materi apa harus dipelajari, tapi juga belajar bagaimana cara mempelajarai bahasa itu sendiri.

c.                   Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM/Joyfull   Learning)

PAKEM adalah pembelajaran yang menciptakan variasi kondisi eksternal dan internal dengan melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara langsung dan optimal.

No comments:

Post a Comment