Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday, 30 August 2022

Ridho Ibu, Ridho Allah

 

Ibumu…Ibumu…Ibumu….

Rasulullah shallahu alaihi wasallam menjawab Ibumu sampai tiga kali ketika ditanya seorang sahabat tentang siapa yang harus dihormati di dunia ini. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari “Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasul pun menjawab, ‘Ibumu’, ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’, ‘Siapa lagi?’, ‘Ibumu’, ‘Siapa lagi?’, ‘Ayahmu’.”

Ridho seorang ibu adalah ridho Allah, begitupun murkanya seorang ibu adalah murkanya Allah. Ketika seorang ibu meridhoi apa yang dikerjakan oleh anaknya sepanjang tidak mendurhakai Allah maka Allah pun akan meridhoinya, dan sebaliknya ketika seorang ibu murka kepada anaknya maka Allah juga akan murka kepadanya.

Adalah kisah Alqamah, seorang pemuda yang rajin ibadah tapi sulit meninggal mengajarkan tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan ibu kita. Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang ridhanya ibu adalah ridhonya Allah dan murkanya ibu adalah murkanya Allah.

Alqamah adalah seorang pemuda yang rajin beribadah, waktu demi waktu berlalu hingga Alqamah tidak bisa lagi mengerjakan ibadah hariannya karena dirundung sakit.

Ketika Alqomah sedang dalam keadaan naza’ (akan dicabut ruhnya atau sekarat), ia tidak bisa mengucapkan kalimah syahadat. Istrinya Alqamah mengadukan hal ini kepada Rasulullah dan Rasulullah kemudian mengutus Ammar bin Yasir, Shuahaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk menjenguk Alqamah. Katiganya kemudian mengunjungi rumah Alqamah untuk mentalqinnya dan benar saja ketika ketiga sahabat itu mencoba untuk mentalqin Alqamah, ia tidak bisa mengucapkan syahadat padahal kesehariannya ia adalah seorang ahli ibadah.

Setelah mendengarkan laporan yang dibawa ketiga sahabat tersebut, Rasulullah kemudian bertanya perihal ibu dari Alqamah. Setelah bertemu dengan ibunda dari Alqamah, Rasululloh bertanya pada ibunda Alqamah perihal anaknya. Ibunda Alqomah menjawab pertanyaan dari Rasulullah bahwa anaknya itu adalah seorang ahli ibadah tetapi lebih mengutamakan istrinya dibandingkan dengan ibunya dan ibunda Alqamah marah dengan sikap anaknya itu.

Mendengar jawaban dari ibunda Alqamah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah sehingga ia tidak bisa mengucapkan syahadat.” Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, kumpulkan kayu bakar yang banyak untukku.” Ibunda Alqamah bertanya, “Wahai Rasulullah apa yang akan engkau perbuat?” Rasulullah menjawab, “Saya akan membakar Alqamah hidup-hidup.”

Mendengar jawaban dari Rasulullah, Ibunda Alqamah berkata, “Wahai Rasulullah, dia adalah anakku. Aku tak sampai hati melihatnya dibakar.” Kemudian Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih abadi. Kalau engkau ingin agar Allah mengampuni Alqamah, maka ridhailah dia. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, salat, puasa dan sedekah Alqamah tidak akan memberikan manfaat kepadanya selagi engkau masih marah kepadanya.”

Setelah ibunda Alqamah memaafkan dan meridhai Alqamah, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.

Dari kisah Alqamah, sebagai seorang anak kita bisa mengambil pelajaran bahwa membuat marah ibu kita itu termasuk dosa besar yang bisa menyulitkan hidup kita. Dan sebagai ibu, kita bisa mengambil hikmah bahwa apapun yang keluar dari mulut ibu bisa menjadi do’a. Jadi berhati-hatilah ketika mengucapkan sesuatu kepada anak karena bisa jadi itu adalah do’a kepada anak kita yang akan dikabulkan oleh Allah. Kisah Alqamah juga mengajarkan pada kita bahwa kasih ibu itu sepanjang hayat, walaupun seorang ibu merasa tersakiti oleh anaknya, ia tidak akan tega melihat anaknya menderita. Seorang ibu akan sangat mudah untuk memberikan maaf kepada anaknya sebesar apapun kesalahan yang diperbuat oleh anaknya.

Ketika seorang ibu meridhai anaknya, maka langitpun akan ridha kepada anaknya tersebut dan sebaliknya jika seorang ibu murka dan marah kepada anaknya, maka langitpun akan murka dan marah kepada anaknya.

 

Wallahu’alam…^_^…

 

No comments:

Post a Comment