Sumber Gambar: lazis-sa.org |
Ah, ngapain kita mikirin orang yang jauh disana?
Masih banyak saudara-saudara kita disini yang butuh bantuan.
Teman bukan, keluarga bukan, ngapain kita peduli sama mereka.
Hidup kita sendiri saja belum merdeka dari kesusahan dan kemiskinan, ngapain juga nyumbang duit buat mereka.
Mungkin ada sebagian dari kita yang memiliki pemikiran seperti itu ketika mendengar berita saudara-saudara muslim kita yang terkena musibah di belahan dunia lain.
Ada minoritas muslim Ugyghur yang masih kesulitan untuk hanya sekadar beribadah sholat ataupun puasa. Ada muslim Palestina yang masih hidup dalam ancaman penjajah zionis di setiap harinya. Dan masih banyak minoritas umat Islam yang masih kurang mendapatkan perhatian dari kita.
Dalam ajaran Islam adalah istilah Ukhuwah Islamiyah. Apa itu Ukhuwah Islamiyah? Ukhuwah adalah persaudaraan, jadi Ukhuwah Islamiyah adalah konsep pesaudaraan dalam Islam. Dengan Ukhuwah Islamiyah hubungan sesama umat Islam akan senantiasa harmonis. Umat Islam harus memiliki keyakinan bahwa dimanapun umat Islam berada maka mereka adalah saudaranya. Jadi ketika ada saudaranya yang mengalami kesulitan maka wajib bagi kita untuk membantunya atau minimal mendo’akannya.
Berkaitan dengan Ukhuwah Islamiyah ini, Allah SWT bersabda dalam surat Al-Hujurat ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlan antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
Ada lima tingkatan dalam Ukhuwah Islamiyah, yaitu: saling mengenal (taaruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), dan saling menanggung (takaful), dan itsar.
Islam sangat menjunjung tinggi persaudaraan. Hal ini dapat dibuktikan ketika Rasulullah SAW baru saja tiba di kota Yatsrib atau yang sekarang kita kenal dengan sebutan Madinah. Pada peristiwa hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah, ada tiga hal pertama yang dilakukan oleh Nabi. Yang pertama kali dilakukan adalah mendirikan masjid, lalu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, dan yang terakhir adalah mengadakan perjanjian dengan orang-orang Yahudi yang berada di kota Madinah.
Yang menarik adalah ketika Nabi mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Saat itu kaum Muhajirin meninggalkan semua hartanya di tanah kelahiran mereka di Mekkah. Di sini lah persaudaraan dalam Islam diuji dan ketika Ukhuwah Islamiyah itu hadir maka ia terlihat sangat indah.
Saat Abdurahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi, seketika Sa’ad bin Rabi langsung merangkul Abdurrahman bin Auf dan berniat memberikan setengah dari hartanya dan separuh dari kebun kurmanya yang luas untuk dipergunakkan separuhnya oleh Abdurrahman bin Auf. Itulah indahnya persaudaraan dalam Islam.
Tingkatan tertinggi dalam ukhuwah Islamiyah adalah itsar. Apa itu itsar? Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya dibandingkan kepentingan pribadinya. Ingatkan pada kisah tiga orang sahabat Nabi yang terluka ketika perang Yarmuk? Inilah kisah yang paling mengesankan tentang indahnya persaudaraan dalam Islam.
Dari Abdullah bin Mush’ab Az Zubaidi dan hubaib bin Abi Tsabit, keduanya menceritakan, “Telah syahid pada perang Yarmuk, Al-Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amr. Mereka itu akan diberi minum, sedangkan mereka dalam keadaan kritis, namun semuanya saling menolak. Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum dia berkata, :Berikan dahulu kepada si fulan”, demikian seterusnya sehingga semuanya meninggal dan mereka belum sempat meminum air itu.” Dalam versi lain perawi menceritakan, “Ikrimah meminta air minum, kemudian ia melihat Suhail sedang memandangnya, maka Ikrimah berkata, “Berikah air itu kepadanya (Al-Harits)”. Namun belum sempat sampai air itu kepada Al-Harits, ternyata ketiganya telah meninggal tanpa sempat merasakan air tersebut sedikitpun.” (HR Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat dan Ibnu Abdil dalam at Tamhid, namun Ibnu Sa’ad menyebutkan Iyas bin Abi Rabi’ah sebagai ganti Suhail bin Amr?
Inilah efek dari indahnya Ukhuwah Islamiyah dimana seorang manusia mau berkorban untuk manusia lainnya tanpa pamrih. Tidak memikirkan untung ruginya ketika membantu saudaranya. Bahkan bisa menempatkan kepentingan saudaranya di atas kepentingan dirinya sendiri. Mereka bersedih ketika saudaranya bersedih dan bahagian ketika saudaranya bahagia.
Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman yang saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu’alam…^_^…
No comments:
Post a Comment