Pernah nonton film dengan tokoh anak laki-laki bernama
Peter Pan, kan? Semua perempuan pasti pernah menonton film atau membaca kisah
tentang Cinderella. Iya, kan?
Siapa sangka kalau di zaman modern ini, tokoh kartun
yang muncul dan populer sejak abad 20an itu dijadikan nama sebuah sindrom.
Sindrom takut menjadi dewasa.
Sindrom Peter Pan adalah sebuah istilah yang ditujukan
bagi pria yang sudah dewasa, tetapi masih menunjukkan perilaku atau karakter
layaknya anak-anak. Sepertinya halnya Peter Pan yang menolak dewasa, begitupun
pria yang secara usia sudah mencapai dewasa tetapi menolak untuk menjadi dewasa
karena beberapa ketakutan yang ada dalam dirinya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Dan
Kiley dalam sebuah buku berjudul Peter Pan Syndrome: Men Who Have Never Grown
Up yang diterbitkan pada 1983 lalu.
Seorang pria dewasa seharusnya sudah mampu hidup
mandiri, memegang tanggung jawab dan tidak bergantung kepada orang lain dalam
hidupnya. Namun, dalam kenyataannya ada beberapa pria dewasa yang tidak mampu
hidup mandiri dan tidak mampu bertanggung jawab.
Sifat menolak dewasa pun tidak hanya dialami beberapa
pria dewasa, beberapa perempuan dewasa pun mengalami sindrom yang mirip dengan
sindrom Peter Pan, yaitu sindrom Cinderella.
Tokoh dalam kisah Cinderella ini semasa kecilnya hidup
bahagia bersama ayah dan ibunya. Setelah ibunya wafat dan ayahnya menikah lagi
ketika ia menjelang remaja, hidupnya berubah menjadi sengsara karena ibu
tirinya memperlakukan ia dengan tidak baik. Karena kepahitan hidupnya, Cinderella
kemudian mendambakan sosok seperti pangeran, yang dapat menjaga, menyayangi,
dan memberikan kebahagiaan padanya.
Nah, karakter Cinderella yang seperti itu menunjukkan
perempuan yang enggan atau takut untuk mandiri. Perempuan dengan sindrom
cinderella biasanya selalu memiliki keinginan untuk diselamatkan, dilindungi,
dan disayang oleh sosok yang seperti pangeran.
Sindrom menolak dewasa pun pernah saya alami saat
menjelang kelulusan tingkat sarjana. Saya merasa khawatir dan takut dengan
kehidupan setelah lulus kuliah. Apa yang akan saya lakukan setelah lulus
kuliah? Apakah saya mampu mendapatkan pekerjaan dan membiayai diri sendiri
tanpa bantuan orang tua?
Ketakutan seperti ini pun sepertinya menyerang
beberapa anak kuliahan yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Ada
beberapa mahasiswa yang sengaja memperlambat tugas mereka karena ada rasa takut
dalam diri dalam menghadapi keadaan setelah lulus kuliah. Bersyukur rasa takut
itu perlahan hilang seiring dengan jiwa pejuang yang ada dalam diri.
Kisah pun berlanjut saat saya kuliah S2 beberapa tahun
yang lalu. Banyak diantara teman satu kelas saya adalah lulusan S1 yang
langsung melanjutkan ke jenjang S2. Alasan mereka sih sebenarnya
bermacam-macam, tetapi ada satu jawaban mayoritas, yaitu mereka belum tahu apa
yang akan mereka kerjakan setelah lulus S1. Oleh sebab itu mereka memilih untuk
melanjutkan kuliah dengan biaya dari orang tua. Mereka pikir selama orang tua
sanggup membiayai, why not?
Salah satu penyebab munculnya sindrom Peter Pan atau
Cinderella adalah pola asuh yang kurang tepat pada masa kanak-kanak. Orangtua
mungkin saja bersikap selalu menuruti keinginan anak, membela, dan turun tangan
ketika anak melakukan kesalahan. Akibatnya, anak terbiasa dengan rasa nyaman yang
diciptakan oleh orang tua mereka.
Permasalahan datang ketika anak-anak tersebut beranjak
dewasa. Mereka akan merasa selalu membutuhkan perhatian, perlindungan, dan
pembelaan dari orang tua mereka. Bahkan mereka akan mudah hancur saat
dihadapkan pada masalah dimana mereka tidak terbiasa dalam mengatasinya.
Sering dengar perceraian yang terjadi karena suami
atau istrinya tidak dewasa atau kekanak-kanakkan hingga orang tua mereka turut
campur dalam urusan pernikahan anak-anak mereka, kan? Nah, sindrom Peter Pan
dan Cinderella mungkin saja yang menjadi akar masalah dalam sebuah pernikahan.
Lalu bagaimana cara agar kita tidak terkena sindrom
Peter Pan atau Cinderella? Atau bagaimana kita, sebagai orang tua seharusnya
lakukan agar anak-anak kita tidak mengalami sindrom tersebut?
Sebagai orangtua, penting untuk menanamkan nilai-nilai
tanggung jawab dan kemandirian pada anak sedini mungkin. Agar anak dapat tumbuh
menjadi pribadi yang dewasa dan siap menghadapi segala hal dalam kehidupannya
kelak.
Kalau kita sudah terlanjur terkena sindrom Peter Pan
atau Cinderella, sikap apa yang harus kita ambil? Hilangkan rasa takut menjadi
dewasa. Kita harus lebih percaya pada diri kita sendiri bahwa kita bisa
melakukannya. Gali jiwa pejuang yang ada dalam diri, karena saya yakin dalam
setiap individu pasti memiliki daya juang. Hanya saja beberapa masih merasa
takut dan khawatir kalau dirinya akan gagal.
No comments:
Post a Comment