Ini hasil baca-baca tentang taaruf yang sesuai aturan. Bisa jadi ada banyak atau sedikit yang kurang sesuai, karena yang nulis belum menikah, dan sedang berikhtiar untuk menuju fase itu. Ikhtiarnya ya dengan baca dan tanya kepada para suhu. Harap jangan dicie cie in yaa... Soalnya suka jadi baper kalau dicie cie in... Hehehe
Taaruf itu kan perkenalan. Yang namanya kenalan kan bisa dengan bermacam media. Ada yang dikenalkan oleh orang tuanya, teman, kolega, bahkan lewat medsos.
Beberapa tahun yang lalu, saya pernah kenalan di medsos, tidak ada yang mengenalkan. Dia kirim CV, saya terima CV-nya lalu langsung diserahkan ke ustadz untuk diproses. Qodarullah belum berjodoh. Beberapa tahun kemudian, datang juga beberapa CV, dan beberapa kali juga harus bersabar.
Gagalnya bertaaruf, bisa jadi ujian untuk orang-orang yang ingin menggunakan cara yang baik untuk pernikahan mereka. Menjaga diri dari sesuatu yang tidak sesuai dengan syariat.
Proses taaruf itu tidak mudah, banyak S&K nya. Kalau mau memilih cara yang tidak mudah ini, ya harus dilakukan dengan hati ikhlas dan sabar. Sabar dengan proses yang terkesan 'ribet' dan ikhlas kalau proses taarufnya tidak berakhir sesuai dengan yang diinginkan. Taaruf kan ikhtiar, hasilnya ya pasrahkan.
Dalam proses taaruf itu banyak hal yang harus dijaga, seperti.
1. Menjaga Pandangan Mata
Jangan sampai karena tergiur kata-kata jalur islami, mata kita dibiarkan bebas menjelajah, membiarkan penglihatan berkeliaran dari hal yang diharamkan Allah SWT.
Bagaimana cara menjaga pandangan mata kita? Nah kan sekarang zaman medsos nih, banyak foto-foto kita yang tersebar. Buat yang lagi proses taaruf, jangan keseringan lihat foto-foto calon pasangannya. Kalau sering lihat, nanti baper sendiri.
Buat mengalihkan dari memandang foto calon yang belum tentu jadi itu, lebih baik mandangin para ahjusi per drakoran. Eh, gak boleh juga hobi mandangin para ahjusi itu karena sering mandang yang cakep-cakep, bisa bikin ekspektasi kita terlalu tinggi dan jadinya ngehalu pengen punya suami kaya Hyun Bin, Lee Dong Wook, Gong Yoo, atau Ahjusi lainnya. Hehehe...
2. Pokok Pembicaraan Tidak Mengundang Hawa Nafsu
Nah, ini harus hati-hati banget saat berkomunikasi dengan pasangan taaruf. Jangan melakukan pembicaraan yang mengarah ke hal dosa seperti pembicaraan bertemakan seks saat proses taaruf. Mungkin bagi sebagian orang, membahas masalah yang pribadi ini sudah biasa, tapi tidak kalau kita ingin proses taaruf yang benar.
3. Tidak Melakukan Khalwat
Khalwat adalah berdua-duaan antara seorang pria dengan wanita yang bukan mahramnya di tempat sepi. Hal tersebut tidak diperbolehkan saat menjalani taaruf. Oh iya, berkhalwat ini termasuk sering ngobrol gak penting lewat chat atau medsos. Karena sekarang zaman digital, zaman medsos, zaman chat online. Jadi menurut saya, dengan online chat sama saja jatuhnya dengan berkhalwat. Nah loh...kecuali didampingi oleh orang yang memang dipercaya untuk menemani. Idealnya, bikin wa grup barengan si pendamping, tidak hanya chat berdua an... (Ini menurut buku yang saya baca yaa)
Rasulullah SAW bersabda:
"Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua." (HR. Ahmad)
Lalu, bagaimana kalau kita ingin bertemu untuk lebih saling mengenal? Untuk hal ini, kita bisa mengajak pihak yang kita percaya dan mumpuni untuk menjadi pendamping kita. Bisa anggota keluarga, teman, atau guru. Yang penting, orang yang mendampingi adalah orang yang paham akan proses taaruf.
Jangan bikin pembenaran untuk bertemu dengan dalih bertemu di tempat umum yang banyak orangnya. Tetap saja, hati ini rapuh kawan. Tidak ada yang bisa menjamin hati kita bebas dari bisikan syaiton. Jadi, jangan pernah ketemuan berdua saja. Pastikan ada teman yang mendampingi.
4. Hindari Bersentuhan Fisik
Menjaga diri untuk saling tidak bersentuhan secara fisik adalah hal yang paling penting saat taaruf. Jangankan bersentuhan fisik, foto bersama saja tidak dibenarkan. Ingat, taaruf itu belum tentu berjodoh. Tetap jaga diri kita dari hal-hal yang dilarang. Rugi dong kalau gak jodoh, tapi udah pegang-pegangan tangan. Apalagi kalau lebih dari itu. Hindari...
Sementara segini dulu. Nanti, kalau sudah baca-baca lagi, saya nulis lagi...
No comments:
Post a Comment