Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 27 February 2011

Pernikahan



Menurut bahasa, nikah adalah penyatuan. Diartikan juga akad atau hubungan badan. Jadi bisa diartikan bahwa pernikahan adalah penyatuan dua orang, perempuan dan laki-laki.  Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Pernikahan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Pernikahan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena menikah adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang.
Pernikahan tidak selalu berjalan mulus. Ada sandungan-sandungan kecil ataupun riak-riak kecil dalam sebuah pernikahan. Tetapi segala rintangan pasti bisa dihadapi oleh pasangan suami istri. Berikut adalah yang harus dijaga dalam pernikahan sehingga halangan dan rintangan dapat dilalui.
1.         Kesamaan visi dan misi dalam mencapai tujuan pernikahan
Ketika pasangan memutuskan untuk melakukan pernikahan, maka mereka seharusnya saling mengemukakan visi dan misi mereka dalam mencapai tujuan dari pernikahan mereka. Apa yang harus dilakukan mereka untuk mencapai tujuan yang ingin mereka capai dalam pernikahan mereka. Sebagai contoh adalah ketika mereka sudah mempunyai anak-anak. Pasangan suami istri harus mendiskusikan tentang cara mendidik anak-anak mereka. Tentang bagaimana peran dan porsi mereka dalam mendidik anak. Jangan sampai pola pendidikan yang diberikan oleh mereka saling bertentangan sehingga menimbulkan percekcokkan.
2.         Saling percaya
Pasangan suami istri harus saling percaya dalam mengarungi bahtera rumah tangganya. Suami harus percaya bahwa istrinya mencintai dan menghormatinya. Begitupun sang istri, harus mempercayai bahwa suaminya mencintai, menyayangi dan menghormatinya.
3.         Saling menghormati dan menghargai
Dalam hal ini pasangan harus menyadari posisinya masing-masing sehingga tercipta suasana saling menghormati dalam pernikahan mereka. Suami wajib paham dan melaksanakan kewajibannya terhadap pernikahannnya sehingga dia tidak akan menuntut haknya sebelum menunaikan kewajibannya. Begitupun sebaliknya seorang istri.  Sebagai contoh adalah  ketika seorang suami mempunyai seorang istri yang juga bekerja, terkadang suami selalu ingin dilayani istrinya secara ‘full time’. Sebaiknya suami mengerti dengan kesibukan istrinya sendiri. Menghormati apa yang dilakukan oleh istrinya.
4.         Saling berkasih sayang
Pernikahan didasarkan pada saling mencintai. Jika tidak ada kasih saying dan cinta dalam sebuah pernikahan, maka akan hambar juga suasana kasih dalam pernikahan tersebut. Rasa cinta harus terus dipupuk sepanjang usia pernikahan sehingga pijar cahaya cinta tidak hanya bersinar diawal pernikahan tapi akan berlangsung sepanjang pernikahan.
5.         Saling terbuka terhadap pasangan
Keterbukaan adalah hal yang sangat penting dalam pernikahan. Hal-hal sepele yang berkaitan dengan keterbukaan akan menjadi masalah yang besar jika didiamkan. Sebagai contoh adalah keterbukaan masalah gaji sang suami. Suami harus jujur tentang gaji yang didapat kepada istrinya. Bukan berarti suami harus menyerahkan seluruh pengasilannya tetapi suami harus jujur tentang berapa penghasilannya dan untuk apa saja penghasilannya itu dipergunakan. Contoh lain adalah ketika suami atau istri memberi uang untuk orangtua masing-masing. Kadang-kadang suami tidak jujur tentang berapa banyak dia memberikan uang kepada orangtuanya sehingga dapat menimbulkan kecemburuan di pihak istri. Ada baiknya istri yang memberikan uang kepada orangtua suaminya dan sebaliknya suami yang memberikan uang kepada orangtua istrinya sehingga tidak terjadi saling curiga dan cemburu.
6.         Saling mengisi kekurangan pasangan
Tidak dipungkiri bahwa manusia itu tidak sempurna sehingga sebuah pernikahan menjadi jembatan bagi manusia untuk saling mengisi kekosongan dan kekurangan yang dimiliki oleh manusia lain. Sebagai contoh, jika suami kurang pandai dalam mengatur keuangan maka istrilah yang mengisi kekurangan suaminya. Atau jika istri kurang pandai dalam membersihkan rumah maka suami membantu untuk mengisi kekurangannya. Atau kekurangan suami sebagai seorang ayah. Terkadang seorang laki-laki sulit dalam memahami anak-anak sehingga ketika dalam meluapkan emosi suami menumpahkan kekesalannya kepada anak-anaknya. Hal ini bisa membuat istri sebagai seorang istri menjadi ikut sakit hati dan suasana ini bisa memicu ketegangan dan pertengkarang antara suami dan istri. Sebaiknya dalam hal ini suami atau istri dapat meredam perasaan egoisnya masing-masing.
7.         Romantisme
Suasana romantis tidak hanya pada awal pernikahan saja. Pergi berdua menonton film tanpa anak-anak atau pergi berlibur berdua saja di akhir pekan mutlak diperlukan bukan pada saat awal pernikahan saja. Hal tersebut juga mesti dilakukan sepanjang pernikahan. Terkadang sebuah pernikahan terasa hambar dikarenakan kesibukan masing-masing. Istri sibuk dengan pekerjaannya, mengurus rumah tangga dan anak-anak sedangkan suami sibuk dengan pekerjaannnya mencari nafkah. Sehingga waktu untuk mereka berdua memadu kasih sudah tidak ada lagi dan hal itu lambat laun memicu pertengkaran atau saling tidak peduli diantara pasangan suami istri.
8.         Seks
Seks pasti hadir dalam pernikahan. Banyak pertengkaran dalam pernikahan karena masalah seks. Dalam hal ini harus ada saling memahami dan pengertian diantara pasangan suami istri. Terkadang istri tidak mengkomunikasikan ketidakpuasannya terhadap suami dan suami pun tidak memahami ketidakpuasan istrinya sehingga hal sepele ini bisa memicu pertengkaran yang jika tidak dikomunikasikan maka akan menjadi masalah yang berlarut-larut dan semakin besar. Tidak jarang sebuah perceraian terjadi karena masalah ini.
Dengan memahami hal-hal apa saja yang harus dijaga dalam sebuah pernikahan diharapkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi bisa diminimalisir. Banyak hal-hal negatif yang bisa dihindari atau diminimalisir. Akhirnya karena cinta kepada Tuhan lah yang dapat menjaga keberlangsungan sebuah pernikahan.

Oleh: Laila Mega

No comments:

Post a Comment