Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday 7 March 2011

Nasib Guru Honorer

Menjadi guru atau pendidik bukanlah cita-cita saya sejak kecil. Ketika ditanya cita-cita banyak anak-anak akan menjawab kalau cita-citanya setelah dewasa kelak adalah dokter, insinyur, ataupun pengusaha. Akan sangat jarang sekali yang akan menjawab cita-citanya setelah besar nanti jadi seorang guru. Kanapa jarang sekali atau bahkan tidak pernah cita-cita menjadi guru meluncur dari bibir anak-anak. Hmmm, mungkin karena orangtua sudah berekspektasi dini untuk anaknya agar kelak nanti menjadi dokter, insinyur, ataupun pengusaha. Kenapa tidak menjadi guru? Mungkin karena menjadi guru bukanlah masa depan yang cerah. Gajinya sedikit. Itu mungkin pandangan orangtua dulu yang menganggap kalau gaji guru sangat kecil dengan pekerjaan yang sangat melelahkan. Tetapi saat ini keadaan berbalik hampir 180 derajat. Banyak orangtua yang ingin anaknya menjadi guru. Apa sebab? Ohlala ternyata gaji guru sekarang sudah meningkat. Gaji relative besar dengan beban pekerjaan yang relative santai.
Guru berasal dari bahasa sansekerta, guru is one who is regarded as having great knowledge, wisdom and authority in a certain area, and who uses it to guide others. Jadi bisa disimpulkan kalau guru itu orang yang mempunyai banyak pengetahuan, kebijakan, dan mempunyai otoritas serta dengan keahliannya itu mampu untuk membimbing orang lain. Nah diliahat dari artinya begitu bermanfaat sekali menjadi seorang guru. Ada dua macam gaji yang dapat diperoleh oleh seorang guru jika amanahnya itu dilkasanakan dengan baik sesuai dengan syariat. Yang pertama dan utama adalah gaji yang diberikan oleh Allah. Menyampaikan sesuatu yang bermanfaat akan diganjar sebagai amalan soleh. Tentu ini adalah gaji yang tidak ada bandingannya di dunia. Jual belinya lansung dengan Allah. Dan gaji yang kedua tentu saja uang yang di dapat tiap bulan. Nah, di sinilah masalahnya. Uang yang didapat tiap bulan. Sebagai guru honorer tentu saja uang yang didapat sangat minim sekali. Tidak sampai dua ratus ribu rupiah tiap bulannya. Artinya uang yang didapat dibawah dua ratus ribu rupiah. Tiap bulan kan didapatnya uang honor itu? Oh, jangan harap tiap bulan akan menerimanya. Kadang-kadang honor akan didapat setelah dua sampai tiga bulan. Wow, memangnya ada ya aturan seperti itu? Tentu saja ada. Kenyataan yang harus diterima oleh guru honorer tentang honor ya seperti itu. Sangat jauh dengan gaji yang diterima oleh guru PNS. Hampir 10 kali lipatnya. Bagaimana dengan kewajiban yang harus dilakukannya. Hampir sama dengan guru PNS. Harus mengajar 24 jam pelajaran. Belum lagi tuntutan dari ‘oknum’ guru PNS yang menuntut agar guru honorer datang tiap hari untuk mengajar. Bayangkan dengan honor yang kurang dari dua ratus ribu harus mengajar di sekolah tiap hari. Bagaimana guru honorer dapat membiayai hidup sehari-harinya. Secara matematis jelas tidak mungkin. Kami, guru honorer harus ‘menyambi’ kesana kemari untuk tambahan. Jadi tidak mungkin sama sekali kali harus ‘stand by’ di sekolah setiap hari.
Jadi, kepada para guru PNS. Tolonglah mengerti kami. Jangan sering-sering menitip kelas anda kepada kami. Gaji anda sungguh sangat besar. Anda digaji oleh pemerintah. Bersikaplah prefesional terhadap pekerjaan anda. Tolong jangan sering-sering meninggalkan kelas anda demi kepentingan anda pribadi. Sungguh, saya sebagai guru honorer pun ingin ‘full’ mengajar di sekolah, setiap hari datang ke sekolah. Tapi apa daya, kehidupan ini memerlukan banyak sekali biaya. Uang yang saya dapatkan dari sekolah sangat jauh sekali memenuhi biaya saya sehari-hari. Maka hanya setengahnya saja dalam seminggu saya dapat hadir di sekolah. Tapi sungguh saya berusaha untuk memenuhi semua kewajiban saya. Walaupun hak saya kadang dapat saya peroleh setelah keringat saya kering. Padahal Rasululloh pernah bersabda bahwa upah seseorang itu harus dibayarkan sebelum keringatnya kering. Akhirnya hanya kepada Allah lah saya meminta. Allah Maha Kaya. Tidak akan habis kekayaan-Nya dengan memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Hanya kepada Allah lah saya meminta upah itu. Allah Maha Adil, tidak akan Allah menyia-nyiakan amal apa yang telah diperbuat oleh hamba-hamba-Nya. Maka saya berdo’a kepada Allah. Ya Allah, kuatkanlah saya, besarkan hati ini untuk sabar dalam setiap langkah kehidupan. Berilah kekuatan kepada saya agar senantiasa ikhlas dalam menjalani semuanya. Ya Allah, aku mohon agar Engkau teguhkan hatiku untuk selalu berbuat kebaikan yang membaikkan hidupku dan menghidari segala yang tak membaikkan hidupku.
oleh: Laila Mega

No comments:

Post a Comment