Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 27 March 2011

Putri Ji Hong


Di negeri nun jauh di sana yang hijau, di sebuah kerajaan kecil bernama Ma Chi hiduplah seorang putri raja bernama Ji Hong, wajahnya sangat cantik, matanya bening sebening sungai yang mengalir, bibirnya berwarna merah muda, mirip bunga sakura. Dialah putri Ji Hong. Tapi sayang sang putri punya kebiasaaan yang sangat buruk. Putri Ji Hong sangat malas sekali untuk menggosok giginya, sampai-sampai dia pernah tidak menggosok giginya selama dua bulan. Akibatnya giginya ompong semua. Tapi setelah tumbuh kembali tetap saja putri Ji Hong malas untuk menggosok giginya. Setelah beranjak remaja putri Ji Hong tetap saja tidak bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Sampai akhirnya….
“Bu…aku ingin bermain dihutan, bolehkan bu? Boleh yaa?” seorang putri sedang merengek pada ibunya agar diizinkan bermain di hutan.
“Baiklah, tapi hati-hati ya!” jawab sang ibu
“terimakasih ibuku yang cantik”
maka sang putripun pergi dengan riang menuju ke hutan. Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang kakek tua.
“putri Ji Hong, putri mau kemana?” Tanya si kakek tua.
“aku mau pergi ke hutan, aku mau bermain-main dengan teman-temanku. Lalu aku akan menyanyikan sebuah lagu yang indah untuk mereka.”
“kau akan menyanyikan lagu untuk mereka!!! tapi putri,…” si kakek tua itu tidak melanjutkan kata-katanya.
Matahari sudah tepat berada di atas kepala, itu artinya sudah waktunya untuk makan siang. Maka sang putri pun beristirahat untuk membuka dan memakan bekal yang diberikan oleh ibunya.
Setelah makan siang putri Ji Hong melanjutkan perjalanannya. Tak lama kemudian dia sudah tiba di tengah hutan, disana semua teman-temannya sudah menunggu. Ada fredi si katak, Robbi si kelinci, maum si harimau, nyit nyit si monyet, dan banyak lagi yang lainnya.
“hallo, teman-teman apa kabar?” kata putri Ji Hong
“hallo, juga putri, kami baik-baik saja, terima kasih.” Sambut teman-temannya.
“aku punya kejutan untuk kalian!”
“apa itu putri?” Tanya nyit nyit dengan heran.
“iya, cepat katakana putri, jangan buat kami penasaran.” Tanya fredi tak kalah herannya.
“baiklah, kejutannya adalah sebuah lagu yang indah. Aku akan menyanyikannya untuk kalian.” Kata putri Ji Hong dengan bangga.
“ta…ta..tapi, tuan putri…” Robbi si kelinci berkata dengan tergagap-gagap dengan muka yang terlihat sangat cemas.
“sebaiknya menyanyinya nanti saja, sekarang kita main petak umpet saja yuk!” ajak si maum.
Tapi putri Ji Hong bersikeras untuk bernyanyi.
“pokoknya aku akan menyanyi sekarang.” Ujar putri Ji Hong dengan tidak sabar.
Tak lama kemudian setelah putri Ji Hong menyelesaikan perkataannya, maka dia pun mulai bernyanyi. Tapi tak lama kemudian, semua teman-temannya terjatuh pingsan. Sang putri pun kaget.
“hei teman-teman apa yang terjadi dengan kalian” putri Ji Hong pun menghentikan nyanyiannya.
;ada apa dengan teman-teman ku” putri Ji Hong bertanya-tanya sambil menangis. Dia menangis terus menerus hingga tertidur.
Dalam tidurnya putri Ji Hong bermimpi didatangi oleh seorang putri yang sangat cantik sekali, gaunnya berwarna putih keemasan, sepatunya terbuat dari kaca yang bening sekali, dan rambut hitamnya dihiasi oleh mahkota bunga.
“kau siapa?” Tanya putri Ji Hong dengan heran.
“aku adalah putri gigi, aku akan memberitahu mu sebuah rahasia?”
“apa itu? Ayo cepat katakan, aku sudah tidak sabar.. cepat katakana.” Putri Ji Hong bertanya dengan tidak sabar.
“kamu tahu kenapa teman-teman mu tertidur?”
“aku tidak tahu.” Jawab putri Ji Hong.
“coba sekarang kau cium bau napas mu.”
“week, bau sekali. Kenapa mulutku bau sekali?” puttri Ji Hong bertanya-tanya dalam hatinya.
“kau harus mencari jawabannya sendiri.” Jawab putri gigi
setelah mengatakan hal iyu, putri gigi pun menghilang ke balik awan.
Ciap…ciap…ciap
Nyanyian burung pipit dan sinar sang matahari membangunkan putri Ji Hong.
“aku ada dimana? Oh, aku ingat aku sedang berada di hutan. Lho! Kemana perginya teman-temank? Ternyata putri Ji Hong terbangun pada pagi hari dan menemukan kalau teman-temanya sudah menghilang.
“waah, aku harus cepat-cepat pulang ke rumah, pasti ibu sangat khawatir padaku.”
“ibu…ibu…aku takut sekali.”
“kau kemana saja semalam, ibu mencari mu kemana-mana?”
“maaf ibu, aku tertidur di hutan. Dan aku telah membuat semua teman-teman ku mati dengan nyanyianku. Kenapa dengan nyanyian ku, bu? Dan aku bermimpi kalau mulutku ternyata bau sekali. Oh! Ibu, mungkin teman-temanku mati karena napas bau ku. Oh, ibu apa yang harus aku lakukan? Putri tak berhenti bicara sambil berlinang air mata.
‘baiklah, ibu akan memberitahu mu obat agar mulut mu tidak bau lagi.”
“apa itu, bu?”
lalu ibu pergi ke dalam rumah dan mengambil sebuah sikat gigi dan pasta gigi.
“ini obatnya. Selama ini kau selalu malas untuk menggosok gigi sehingga mulut mu jadi bau.”
“baiklah, bu. Mulai sekarang aku akan menggosok gigi setiap hari. Aku janji, bu.”
“bagus!” puji ibunya.
Sejak saat itu putri Ji Hong jadi rajin menggosok gigi.
Pada suatu hari putri Ji Hong bertanya pada ibunya, “ibu, bagaimana dengan nasib teman-teman ku yang mati. Aku merasa sangat bersalah pada mereka, bu.”
“ibu rasa mereka baik-baik saja. Apalagi kau sekarang sudah rajin menggosok gigi. Ibu yakin mereka sedang menunggu mu di hutan untuk bermain dengan mu.”
“benarkah, bu? Kalau begitu aku akan pergi ke hutan sekarang juga.”putri Ji Hong terlihat sangat gembira sekali.”
“ibu temani, ya!”
“waah… senangnya. Ayo bu kita pergi sekarang.”
Mereka pun pergi ke hutan untuk menemui temen-teman putri Ji Hong. Keteka sampai di tengah hutan mereka melihat nyit nyit sedang memanjat pohon yang sangat tinggi sekali.
“ibu, itu nyit nyit di atas pohon. Waah, itu juga ada fredi di atas batu itu. Mereka semua baik-baik saja.” Teriak putri Ji Hong dengan riang.
“teman-teman, aku minta maaf ya. Sebagai rasa penyesalanku aku akan menyanyikan sebuah lagu. Sekarang kalian tidak usah takut karena aku sekarang rajin menggosok gigi.”
Putri Ji Hong pun mulai bernyanyi, suaranya merdu sekali. Semua yang ada di hutan sangat bergembira, terutama putri Ji Hong. Wajahnya menjadi memerah karena si raja hutan, maum, memujinya.
“aum… suara mu merdu sekali.”
Senangnya semuanya menjadi gembira.


Untuk Michiko, adikku tercinta, agar senantiasa rajin menggosok gigi
By Laila Mega

No comments:

Post a Comment