Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Sunday 13 March 2011

Sampah Oh Sampah ...

Dini hari itu, sekitar jam 2 malam. Di jalanan kota Bandung, beberapa orang berpakaian warna kuning menyapu jalanan kota Bandung. Memang itulah pekerjaan mereka. Setiap dini hari mereka menyapu jalan-jalan yang penuh sampah. Tugas mereka membersihkan jalan-jalan penuh sampah itu. Terbayangkah oleh kita begitu beratnya beban pekerjaan mereka karena mereka harus menyapu begitu banyaknya sampah yang ada di jalan-jalan. Sampah bekas bungkus makanan, bekas botol minuman ringan, plastik bekas bungkus makanan dan minuman, puntung rokok, dan sampah lainnya. Sungguh berat bukan pekerjaan mereka. Ditambah lagi dengan cuaca kota Bandung yang dingin di pagi hari menambah derita pekerjaan mereka.
Sebenarnya kita bisa menolong mereka dengan cara meringankan pekerjaan mereka. Tapi masih banyak saja orang-orang yang tidak peduli dengan beratnya beban pekerjaan mereka. Dengan seenaknya orang-orang membuang sampah dengan sembarangan. Seringkali ketika naik angkutan umum, saya melihat ada orang yang makan atau minum, dan setelah habis makan atau minumnya, dengan seenaknya membuka kaca jendela angkot dan membuang bekas bungkusnya ke jalan. Saya juga pernah melihat orang yang menggunakan mobil bagus membuang sampah seenaknya lewat jendela mobil, mereka membuang sampah ke luar ke jalan. Apakah mereka tidak tahu hal merugikan apa yang mereka akibatkan dengan membuang sampah sembarangan. Yang pertama adalah sampah yang mereka buang akan membuat selokan tersumbat dan memgakibatkan banjir, yang kedua adalah mereka telah mengotori keindahan kota Bandung, dan yang ketiga adalah mereka telah menyusahkan para penyapu jalan dengan menambah sampah yang ada di jalan. Tidakkah mereka berfikir  tentang itu. Apa yang ada di dalam hati dan pikiran mereka ketika membuang sampah dengan sembarang. Atau memang mereka sudah tidak punya pikiran dan hati. Atau memang sikap pemerintah yang kurang mendukung untuk menjaga kebersihan kota. Karena yang saya lihat memang kurang sekali tempat sampah yang ada di pinggir jalan. Tapi kekurangan itu seharusnya tidak membuat orang-orang  untuk membuang sampah sembarangan. Apa susahnya menyimpan dulu sampah yang kita hasilkan sampai menumukan sebuah tempat sampah dan membuangnya sampah itu di tempat yang memang seharusnya.
Ayo, mulai sekarang kita buang sampah ke tempat semestinya. Kuatkan diri kita untuk berdisplin. Suatu kebanggaan kan kalau kita punya kota yang bersih dan sehat. Saya selalu memimpikan kota Bandung ini seperti kota-kota di Singapura ataupun Jepang. Saya yakin kota Bandung bisa, kalau semua pihak mendukung. Pemerintah mendukung dengan menyediakan tempat sampah yang cukup dan memberikan advokasi/pengarahan agar masyarakatnya sadar akan kebersihan dan keindahan. Masyarakat pun mendukung dengan cara berdispilin diri agar membuang sampah ke tempat semestinya. Yuk, kita hargai jasa para pahlawan ‘sampah’ yang setiap subuh berjuang membersihkan jalan-jalan supaya bersih dari sampah. Jangan membuat mereka sedih dengan mengotori kembali apa yang telah mereka bersihkan. Ringankan pekerjaan mereka. Biarkan mereka hanya menyapu daun-daun yang berguguran dari pohon saja. Jangan tambah dengan sampah-sampah yang kita buang ke jalan.
Oleh: Laila Mega

No comments:

Post a Comment