Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 13 April 2011

Panji, si Jahil Yang Bertobat

Kali ini Panji si anak malas sudah berganti menjadi Panji Si Anak Jahil. Wuih, jahilnya itu tingkat tinggi. Semua orang dijahilnya. Ibu, ayah, kakak, dan adiknya dijahili. Teman-teman, ibu dan bapak guru di sekolah dijahilinya. Sampai-sampai orang yang tidak dikenalnyapun dijahili.
Ibunya sering dikagetkan ketika sedang masak di dapur. Ada-ada saja kelakuannya. Satu waktu ketika si ibu sedang asyik-asyiknya masak semur jengkol kesukaannya, Panji masuk ke dapur dengan membawa balon yang siap untuk diledakkan. Kontan saja si ibu kaget ketika balon itu dipecahkan. Untung saja semur jengkol yang sedang dimasak ibu tidak tumpah. Panji pun suka menjahili ayahnya, di pagi hari yang cerah, Panji menyimpan kodok peliharaannya di bawah Koran ayah, ketika mau membaca Koran, kodok itu loncat ke muka ayah. Panji pun sering menyembunyikan barang-barang milik kakak dan adiknya. Panji tidak akan memberitahu di mana dia menyembunyikannya sampai mereka menangis.
Di sekolah kejahilan Panji pun berlanjut. Panji sering menyimpan hewan-hewan peliharaannya seperti, cicak, kadal, kodok, cacing, dan ulat di atas meja ibu guru ataupun teman-temanya. Panji paling suka menjahili teman-teman perempuannya. Panji suka melihat mereka menjerit-jerit ketakutan.
Pada suatu siang yang cerah dengan terik matahari. Sepulang sekolah jam 1 siang, Panji tidak langsung pulang. Dia nongkrong dulu di depan sekolah sambil menonton kendaran-kendaraan yang lewat. Panji lapar, dia pun membeli siomay di abang depan sekolah. Dengan segera Panji menikmati makan siomaynya. Saat sedang makan siomay ide jahil pun muncul di kepalanya. Dia ingat dia punya petasan dan korek api di saku celana sekolahnya. Dengan segera Panji pun menyalakan petasannya. Panji bermaksud untuk melemparkan petasan itu ke dalam angkot (angkutan umum) yang sedang melaju. Dia berniat untuk mengagetkan para penumpang di dalam angkot. Dengan tanpa pikir panjang, Panji pun menyimpan dulu siomaynya di dalam saku baju sekolahnya dan melemparkan petasan itu ke dalam angkot yang sedang malaju pelan-pelan. Tapi, saat ini Panji mendapatkan balasan atas kejahilannya. Ternyata yang dilemparkan Panji ke dalam angkot itu siomaynya, sedangkan yang dimasukkan ke dalam saku bajunya adalah petasan yang sudah siap untuk meledak. Alhasil, petasan itu meledak di dalam saku bajunya. Untung saja, Panji tidak cedera dengan luka yang sangat serius. Akibat ledakan petasan itu, baju sekolah Panji jadi compang-camping, mukanya pun terluka. Sejak saat itu Panji berjanji dia tidak akan jahil lagi pada orang lain lagi. Panji sangat serius dengan jan jinya itu. Dia meminta maaf kepada semua orang yang telah dijahilinya. Panji pun jadi anak yang suka menolong, dia suka menolong nenek-nenek yang kesulitan menyebrang jalan. Panji juga suka meolong ibunya memasak dan belanja. Panji juga suka memijit pundak ayahnya ketika sedang membaca Koran. 

No comments:

Post a Comment