Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 7 December 2011

Maaf


Kata maaf bagi sebagian orang masih dianggap sebagai kata yang ‘keramat’. Kata yang tidak bisa seenaknya keluar dari mulut. Kata yang akan dikeluarkan ketika benar-benar kata maaf harus terucap. Tapi bagi sebaian orang kata maaf akan dengan mudahnya meluncur sepertinya kata maaf itu adalah kosakata yang memang digunakan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna. Manusia dalam hidupnya pasti banyak berbuat kesalahan. Dalam kehidupan sosial, manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi pasti ada pihak yang berbuat salah dan pihak yang ‘teraniaya’. Dalam hal inilah kata maaf biasanya dipergunakan.
Sangat wajar manusia melakukan kesalahan terhadap manusia yang lainnya. Sebagai contoh, ketika kita merusak barang milik teman kita, atau buku yang kita pinjam ternyata sedikit sobek tentu kita akan meminta maaf kepada teman kita. contoh lain ketika dengan tidak sengaja kita menginjak kaki seseorang, tentu kata maaf akan terucap dari bibir kita. Ada banyak kesalahan kecil yang mungkin akan terselesaikan dengan satu kata saja, yaitu kata ‘maaf’.
Tapi apa yang terjadi ketika seseorang dengan mudahnya mengucapkan kata maaf dan dengan mudahnya pula melakukan kesalahan yang sama tanpa ada usaha untuk memberikan solusi atas kesalah yang dia lakukan. Contohnya, orang yang tidak sengaja merusak barang yang dipinjamnya. Tentu saja dia akan meminta maaf atas kesalahannya tersebut. Satu kali, mungkin dia akan dimaafkan. Dilain kesempatan dia melakukan kesalahan yang sama terhadap orang yang sama, juga kata ‘maaf’ dengan mudah meluncur dari bibirnya. Untuk kesalahan yang kedua kali mungkin orang yang terdzolimi masih akan memaafkan, tetapi mungkin dengan hati yang sedikit ‘dongkol’. Kali ketiga dia melakukan kesalahan yang sama, terhadap orang yang sama dan juga terhadap orang yang berbeda. Lagi, dengan mudahnya kata maaf terucap dari bibir.
Mungkin memang benar, ketika kita berbuat kesalahan, kita harus meminta maaf. Tapi bukan hanya sekedar kata ‘maaf’ saja yang dibutuhkan. Ada hal lain yang harus menyertai kata maaf. Harus ada solusi untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita perbuat. Kata maaf juga harus dibarengi dengan penyesalan disertai dengan janji yang kuat terhadap diri sendiri bahwa kita tidak akan melakukan kesalah yang sama berulang kali.
Kata ‘maaf’ akan terdengar sebagai sebuah kata basa basi ketika selalu diucapkan setiap saat kita berbuat kesalahan tanpa ada solusi yang menyertai. Orang yang diminta maafnya akan merasa bahwa si peminta maaf tidak tulus dengan kata ‘maaf’ nya.
Tetapi tidaklah benar bagi manusia yang tidak pernah meminta maaf atas kesalahannya. Dalam hidupnya pasti manusia pernah berbuat salah terhadap manusia lainnya. Sebuah sikap yang arogan ketika seseorang berbuat kesalahan terhadap manusia lain tapi dia enggan untuk meminta maaf. Kata maaf bukanlah kata yang dengan seenaknya digunakan bukan juga kata yang sulit untuk diucapkan. Kata maaf harus digunakan sebijaksana mungkin. 

No comments:

Post a Comment